Liputan6.com, Jakarta PT Hutama Karya (Persero) mampu mencatatkan kinerja yang positif hingga pertengahan 2018. Tercatat hingga Juni 2018, HK berhasil meraup laba bersih Rp 614 miliar. Angka ini naik signifikan jika dibandingkan periode yang sama pada 2017 sebesar Rp 361,9 miliar.
Direktur Keuangan HK Anis Anjayani mengatakan, perolehan laba itu ditopang dari pendapatan perusahaan yang hingga Juni 2018Â mencapai Rp 9,6 triliun. Sementara di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,1 triliun.
Baca Juga
"Per Juni 2018 laba yang sudah dibukukan sebesar Rp 614 miliar. Tahun ini target laba Rp 1,45 triliun," kata Anis kepada wartawan, Rabu (11/7/2018).
Advertisement
Pendapatan tersebut disumbang dari berbagai segmen bisnis, yaitu jasa konstruksi yang memberi porsi porsi 17,49 persen, pengembangan jalan tol 60,9 persen, operasi jalan tol 5,45 persen, anak perusahaan 16,1 persen dan lain-lainnya 14,4 persen.
"Target pendapatan Tahun 2018 Rp 25,7 triliun dan laba Rp 1,4 triliun," ucap Anis.
Sementara itu untuk pencapaian kontrak baru, Anis memaparkan hingga Juni 2018 perolehan kontrak baru HK sebesar Rp 13,3 triliun. Sedangkan proyek yang sudah dimenangkan sampai dengan bulan Juni 2018 sebesar Rp 15,94 triliun.
Adapun perolehan kontrak baru HK tersebut diperoleh dari proyek-proyek dengan jenis pekerjaan antara lain Jalan dan Jembatan, Gedung, Prasarana Perhubungan, EPC dan Properti dan lainnya.
"Target kontrak baru di 2018 itu Rp 21,3 triliun," Anis menyebutkan.
Untuk mencapainya, berbagai upaya tengah dilakukan seperti hunting informasi proyek dari media massa serta media elektronik, pengumuman pada website milik owner, event-event resmi yang diselenggarakan oleh owner/calon owner, perintisan proyek secara dini, sinergi BUMN, kemudian juga memperkuat networking unit bisnis yang dibuktikan dengan QDC (quallity, delivery, & cost) sesuai dengan harapan owner.Â
Bangun Tol Trans Sumatera, Hutama Karya Butuh Tambahan Modal Rp 12,5 Triliun
PT Hutama Karya (Persero) memiliki pekerjaan besar, yaitu membangun jalan tol Trans Sumatera. Membangun jalan tol sepanjang lebih dari 2.000 km tersebut dibutuhkan investasi yang cukup besar.
Kementerian BUMN tengah menyiapkan beberapa upaya untuk membantu Hutama Karya dalam mempercepat pembangunan jalan tol Trans Sumatera. Salah satunya dengan rencana pemberian Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 12,5 triliun.
"Kami coba usulkan untuk adanya PMN Rp 12,5 triliun sepanjang 2019. Kami sedang berbicara dengan Kementerian Keuangan mengenai kemungkinan itu," kata Deputi Kementerian BUMN Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Pelabuhan (KSPP) Ahmad Bambang (AB) di Jakarta, Kamis (7/6/2018).
PMN ini akan diusulkan untuk masuk dalam APBN 2019. Besarnya PMN yang diusulkan menjadikan pihaknya harus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan dan DPR.
Namun demikian, Kementerian BUMN juga telah mempersiapkan beberapa strategi apabila PMN tersebut tak disetujui untuk masuk di APBN 2019. Apa saja?
Pertama, AB mengaku akan mendorong PT Hutama Karya (Persero) untuk melepas saham di beberapa ruas tol miliknya di Trans Sumatera. Dengan demikian, perseroan akan mendapat dana segar demi membangun ruas tol baru.
Strategi kedua, merevisi beberapa target penyelesaian pembangunan jalan tol Trans Sumatera. Pada tahap ini, akan dipisahkan mana proyek jalan tol yang didahulukan dan mana yang ditunda, sesuai dengan kondisi keuangan HK.
"Jadi kalau PMN tidak disetujui, kami sudah siapkan beberapa opsi pilihannya itu," ujar dia.Â
Tonton Video Menarik Ini:
Advertisement