Proyek Bendungan Gondang Ditargetkan Kelar Oktober 2018

Pembangunan 65 bendungan yang terdiri dari 16 bendungan lanjutan dan 49 bendungan baru itu pun direncanakan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan air.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 16 Jul 2018, 20:38 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2018, 20:38 WIB
(Foto: Dok Kementerian PUPR)
Pembangunan Bendungan Gondang (Foto: Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan 8 bendungan akan rampung pada akhir 2018. Bendungan-bendungan tersebut antara lain Bendungan Rotiklot di NTT, Tanju dan Mila di NTB, Gondang dan Logung di Jawa Tengah, Sei Gong di Batam, Sindang Heula di Banten, serta Paselloreng di Sulawesi Selatan.

Dalam tinjauannya ke Bendungan Gondang, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, bendungan-bendungan tersebut ditargetkan selesai dalam waktu dekat ini agar bisa berfungsi saat musim hujan yang akan jatuh menjelang masuk akhir tahun.

"Bendungan Gondang ini progress-nya sudah 82 persen, dan dijadwalkan bisa selesai bulan Oktober 2018 agar bisa memanfaatkan musim hujan akhir tahun dalam pengisian bendungan" kata dia melalui keterangan tertulis, Senin (16/7/2018).

Menteri Basuki menambahkan, pembangunan 65 bendungan yang terdiri dari 16 bendungan lanjutan dan 49 bendungan baru itu pun direncanakan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan air yang menjadi bagian dari Nawa Cita Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Adapun Bendungan Gondang sendiri dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, Ditjen Sumber Daya Air serta memiliki kapasitas tampung 9,15 juta meter kubik. Bendungan ini akan menyuplai air bagi daerah irigasi seluas 4.680 hektar di Kabupaten Karanganyar dan Sragen.

Selain itu, waduk ini pun akan menjadi sumber air baku sebanyak 200 liter per detik untuk Kabupaten Karanganyar, konservasi air (ground water recharge), dan pengendali banjir dan destinasi wisata. Pembangunan dilakukan sejak tahun 2014 lewat anggaran Rp 657 miliar dengan kontraktor PT Waskita Karya.

Berkaitan dengan program pembangunan 49 bendungan baru, pada tahun ini Kementerian PUPR sudah melelang tujuh proyek bendungan, yakni Bendungan Sidan (Bali), Bener (Jawa Tengah), Tiga Dihaji (Sumatera Selatan) Jelantah (Jateng), Randugunting (Jateng), Beringin Sila (Nusa Tenggara Barat), dan Sadawarna (Jawa Barat).

 

Dongkrak Produksi Padi, Kementerian PUPR Gencar Bangun Bendungan

Bendungan Karalloe (Dok Foto: Kementerian PUPR)
Bendungan Karalloe (Dok Foto: Kementerian PUPR)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) gencar membangun bendungan untuk menambah pasokan air bagi areal persawahan. Sulawesi Selatan sebagai salah satu sentra pangan nasional kini dijadikan sebagai salah satu lokasi yang fokus dilakukan pembangunan bendungan. 

 Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, berdasarkan masterplan pembangunan irigasi tahun 1993, Pulau Jawa saat itu diposisikan sebagai pihak penyuplai tanaman pangan. Meski begitu, ia memprediksi, 25 tahun setelah tahun tersebut posisi Jawa sebagai penyuplai komoditas tanaman akan digantikan oleh berbagai daerah lain, termasuk Sulawesi Selatan.
 
"Dalam membangun irigasi itu ada tujuh syarat, di antaranya ada airnya, tanah yang cocok untuk padi, accesibility, ada petaninya, dan topografinya. Yang mencakup itu, salah satunya ada di Sulawesi Selatan," ujar dia di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Selasa (3/7/2018).
 
Dia melanjutkan, saat ini Sulawesi Selatan sudah memiliki tiga bendungan besar, yakni Bili-Bili, Ponre-Ponre dan Kalola. Nantinya, ia menambahkan, akan dibangun tiga bendungan lanjutan yaitu Paselloreng, Karalloe dan Pamukkulu yang disinyalir memiliki daya tampung sekitar 230 juta meter kubik.
 
"Walaupun sudah ada Bendungan Kalola, musim kemarau daya tampungnya akan berkurang dibanding musim hujan. Tapi kalau enggak ada bendungan, ya nol," ucap Menteri Basuki.
 
Adapun Sulawesi Selatan memiliki sekitar 300 ribu hektare lahan yang berpotensi untuk dimaksimalkan sebagai daerah irigasi. Dari jumlah tersebut, 2.300 lokasi di antaranya memiliki luas lahan di bawah 1.000 hektare. Sedangkan pemerintah pusat memiliki kewenangan untuk mengelola 9 daerah irigasi di atas 3 ribu hektare.

Lebih lanjut, Menteri Basuki menyampaikan, total luas daerah irigasi dan bendungan di Indonesia kini hanya bisa memberi sokongan ke area persawahan sebanyak 11 persen. Nantinya, Kementerian PUPR akan lanjut membangun 49 bendungan baru agar suplai air bisa naik sampai 20 persen.

"Kita punya 7,3 juta hektare lahan irigasi di seluruh Indonesia, dan 231 bendungan. Itu baru untuk menyuplai 11 persen. Kita mau bangun 49 (bendungan) baru lagi supaya bisa naik 20 persen," tukas dia.

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya