Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VII Sulawesi melakukan operasi pasar Elpiji 3 kilogram (kg) di 18 titik pada 13 wilayah Kecamatan di Kabupaten Sinjai dan Kabupaten Baru. Operasi pasar itu untuk merespons peningkatan konsumsi Elpiji subsidi 3 kg.
Unit Manager Communication & CSR MOR VII, M Roby Hervindo mengatakan, operasi pasar ini dilakukan secara bertahap dimulai Selasa, 17 Juli 2018 hingga Kamis, 20 Juli 2018, dengan alokasi tambahan masing-masing di setiap titik kecamatan sebanyak 560 tabung elpiji 3 kg.
Penambahan pasokan elpiji 3 kg ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gas melon, yang meningkat khususnya karena kegiatan kemasyarakatan seperti hajatan di kedua kabupaten tersebut.
Advertisement
Baca Juga
“Rata-rata alokasi normal elpiji 3 kg di Kabupaten Sinjai, yakni 5.556 tabung per hari. Adapun untuk Kabupaten Barru sebanyak 6.612 tabung per hari. Dalam operasi pasar ini, alokasi elpiji 3 kg tambahan yang diberikan, yakni 10.080 tabung atau 3 persen dari konsumsi harian normal,” kata Roby, di Jakarta, Rabu (18/7/2018).
Operasi pasar diawali dengan tujuh titik di Kabupaten Barru pada 17 Juli 2018, yakni di Kecamatan Tanete Riaja, Pujananting, Tanete Rilau, Tanete, Barru, Mallusetasi, dan Kecamatan Ballusu. Dilanjutkan di dua titik di Kecamatan Tanete Riaja dan Tanete Rilau, Kabupaten Barru dan tiga titik di Kecamatan Sinjai Utara dan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai pada 18 Juli 2018.
Kemudian tiga titik di Kecamatan Sinjai Timur dan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai pada 19 Juli 2018. Dan terakhir, di tiga titik di Kecamatan Sinjai Selatan Bulupoddo di Kabupaten Sinjai pada 20 Juli 2018.
Dalam kegiatan operasi pasar yang bekerja sama dengan Hiswana dan Pemda setempat ini, masyarakat dapat membeli elpiji 3 Kg sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET), yakni di Kabupaten Baru Rp 15.500 per tabung dan di Kabpuaten Sinjai Rp 16.000 per tabung.
Untuk memperoleh elpiji 3 kg, dia mengimbau agar masyarakat membelinya di pangkalan atau SPBU dengan stok tersedia dan harga yang sesuai HET setempat. Adapun untuk pasokan dan harga elpiji di tingkat pengecer tidak dapat dikontrol Pertamina karena pengecer bukan lembaga penyalur resmi Pertamina.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Hindari Penimbunan
Roby menambahkan, operasi pasar dilakukan sebagai upaya Pertamina bersama Pemda dalam menjaga dan memastikan kelancaran distribusi elpiji 3 Kg tepat sasaran bagi masyarakat miskin dan usaha mikro di Kabupaten Barru dan Kabupaten Sinjai.
"Untuk menghindari pembelian di luar kewajaran ataupun penimbunan, pembelian elpiji 3 kg dalam operasi pasar ini dibatasi maksimal 1 tabung per konsumen. Pembelian pun harus disertai dengan Kartu Keluarga (KK) dan pemilik KK tidak dapat diwakili, agar penyaluran elpiji subsidi kepada masyarakat miskin tepat sasaran dan merata,” papar Roby.
Pertamina akan terus berkordinasi dengan Pemda setempat dalam mengawasi distribusi elpiji 3 Kg agar dapat tepat sasaran dalam pengunaannya. Sesuai dengan peraturan pemerintah, elpiji 3 kg diperuntukkan bagi masyarakat miskin dan rentan miskin, serta usaha kecil menengah (UKM).
“Karena itu kami mengimbau bagi masyarakat yang mampu dan seharusnya tidak menggunakan elpiji bersubsidi agar menggunakan elpiji nonsubsidi yang telah disediakan Pertamina, yakni Bright Gas 5,5 Kg dan 12 Kg yang sudah tersedia,” tandasnya.
Advertisement