PLN Siap Pasok Listrik Ke Industri Smelter Sulawesi

PLN akan membangun total 4.848. MW, transmisi 8.269 kms, Gardu Induk 7.103 MWA untuk Sulawesi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 24 Jul 2018, 08:40 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2018, 08:40 WIB
Smelter
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) ‎berkomitmen memasok listrik bagi kebutuhan industri dan bisnis di Sulawesi, khususnya fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) yang tersebar di Sulawesi bagian Tenggara. Industri tersebut membutuhkan  pasokan listrik dalam jumlah besar dan handal.

Direktur Bisnis Regional Sulawesi PLN Syamsul Huda mengatakan, upaya pemenuhan listrik ini ditempuh PLN diantaranya melalui program pembangunan pembangkit 35 ribu megawatt (MW). Khusus untuk Sulawesi, PLN telah berhasil menambah daya listrik 739 MW dari pembangkit yang beroperasi.

Didukung oleh tambahan 1.460 Mega Volt Amper (MVA)‎ gardu induk dan 815 kms transmisi yang memperkuat sistem kelistrikan. Angka ini akan terus bertambah dalam 10 tahun ke depan. Sesuai dengan RUPTL 2018-2027, PLN akan membangun total 4.848. MW, transmisi 8.269 kms, Gardu Induk 7.103 MWA untuk Sulawesi.

“Dengan progres pembangunan yang baik ini menjadikan Sulawesi memiliki cadangan daya yang sangat memadai untuk memenuhi kebutuhan investasi di sektor industri termasuk industri smelter,” kata Syamsul, di Jakarta, Selasa (24/7/2018).

Kepastian adanya pasokan listrik dari PLN pun disambut baik oleh para investor.  13 investor yang berinvestasi di Sulawesi telah menandatangani perjanjian transaksi listrik dengan PLN.

Sementara itu, untuk 5 investor lainnya akan melaksanakan penandatanganan nota kesepakatan di tahap kedua. Para investor ini membangun smelter, kawasan industri, kawasan perumahan, hingga pengolahan LNG Dari 18 investor ini, total listrik yang dapat diserap mencapai 2.029 MVA. Artinya PLN berkomitmen menjamin pasokan listrik untuk para pelanggan dan pelanggan juga berkomitmen untuk selalu menjadikan PLN sebagai rekan kerja.

"Ini juga menjadi bukti bahwa PLN siap memberikan solusi kelistrikan untuk para pelanggan dan calon pelanggan,” tutur Huda.

Huda berharap, ke depannya kerja sama antara PLN dan sektor industri dapat semakin meningkat dan memberikan manfaat untuk banyak pihak. PLN pun selalu siap memenuhi kebutuhan listrik pelanggan, dari mulai pelanggan kecil hingga pelanggan besar termasuk industri smelter.

Dengan kerja sama antara PLN dan sektor industri ini diharapkan dapat menciptakan dampak berganda, di antaranya terdapat peningkatan penyerapan tenaga kerja dan mendorong roda perekonomian di Sulawesi khususnya dan Indonesia secara umum.

“Kami memiliki semangat yang tinggi untuk terus melayani Bapak/Ibu sekalian, karena bagi kami melayani pelanggan adalah kewajiban dan kebahagiaan,” tandasnya.

 

Daftar 13 investor

smelter-140210c.jpg
smelter

13 investor dari Sulawesi yang menandatangani perjanjian transaksi listrik adalah sebagai berikut:

1. Energize 40 MVA untuk PT Huadi Nickel Alloy Indonesia

2. Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) 350 MVA untuk PT Ceria Nugraha Indotama

3. Memorandum of Understanding (MoU) untuk kebutuhan 37 MVA PT Sinergi Mutiara Cemerlang

4. MoU untuk kebutuhan 35 MVA KIMA Maros

5. MoU untuk kebutuhan 45 MVA Center Point of Indonesia

6. MoU untuk kebutuhan 35 MVA South Sulawesi LNG

7. MoU untuk kebutuhan 73 MVA FKS Land

8. MoU untuk kebutuhan 770 MVA Kawasan Industri Bantaeng

9. MoU untuk kebutuhan 44 MVA PT Macika Mineral Industri

10. MoU untuk kebutuhan 100 MVA PT And & Fang Brothers

11. MoU untuk kebutuhan 45 MVA PT Banyan Tumbuh Lestari

12. MoU untuk kebutuhan 7 MVA PT Pani Bersama Tambang

13. MoU untuk kebutuhan 75 MVA PT Gorontalo Mineral

 

5 investor lain

(Foto: Liputan6.com/Pebrianto Wicaksono)
Smelter Antam di Pomala (Foto:Liputan6.com/Pebrianto Wicaksono)

Adapun untuk 5 investor lainnya yang akan segera menindaklanjuti penandatanganan MoU dengan PLN pada tahap kedua adalah sebagai berikut:

1. PT Sarana Mineralindo untuk kebutuhan 70 MVA

2. PT PBI (Mineral Bumi Nusantara) untuk kebutuhan 150 MVA

3. PT Gorontalo Sejahtera Mining untuk kebutuhan 15 MVA

4. PT Arafura Surya Alam untuk kebutuhan 31 MVA

5. Kawasan Ekonomi Khusus Bitung untuk kebutuhan 85 MVA

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya