Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menyatakan telah mempersiapkan sistem manajemen rekayasa lalu lintas jelang Asian Games 2018 di Jakarta.
Pengaturan tersebut diklaim telah berhasil memangkas waktu tempuh dari wisma atlet di Kemayoran menuju venue Asian Games menjadi kurang dari 30 menit.
Kepala BPTJ, Bambang Prihartono menyebutkan, pihaknya akan memberlakukan tiga paket lalu lintas selama kegiatan olahraga terbesar se-Asia ini akan digelar antara lain manajemen rekayasa lalu lintas, penyediaan angkutan umum, dan pembatasan lalu lintas kendaraan barang untuk Golongan III, IV dan V.
Advertisement
Baca Juga
"Tiga kebijakan ini harus saling terkait, jadi enggak bisa berdiri sendiri. Kalau hanya manajemen rekayasa lalu lintas saja tanpa ada pembatasan kendaraan barang, dia tidak akan berhasil. Begitu juga kalau tidak ada angkutan umum dia tidak akan berhasil. Jadi harus tiga-tiganya serentak," tegas dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (24/7/2018).
Khusus untuk manajemen rekayasa lalu lintas, ia menambahkan, juga ada bebetapa aturan lain yang wajib diterapkan secara serentak, antara lain perluasan sistem ganjil-genap dan pengadaan lajur khusus untuk atlet.
"Ini juga harus dikerjakan bersamaan, enggak bisa salah satu saja. Kami sudah lakukan simulasi tanggal 18 Juli hari Rabu kemarin, kita dari wisma atlet Kemayoran ke berbagai venue sukses mencapai di bawah 30 menit semua," tutur dia.
Bambang mencontohkan, simulasi tersebut telah berbuah hasil ketika diberlakukan pada saat waktu sekolah sudah mulai bergulir.
Dia mengatakan, telah dapat menjangkau banyak venue Asian Games 2018 yang tersebar di berbagai area, seperti di Pondok Indah, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) atau Cibubur, hanya dalam waktu maksimal 30 menit.
"Kita bicara point to point, kurang dari 30 menit waktu tempuh bisa tercapai. Contohnya, dari jarak wisma atlet ke Pondok Indah yang sekitar 30 km itu sudah berhasil kita ujicoba. Bahkan ketika waktu sekolah sudah masuk. Kemarin orang ragu-ragu pas sekolah belum masuk. Kita coba, dan berhasil," tutur dia.
Asian Games 2018 Bakal Jadi Magnet Wisatawan
Sebelumnya, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, menilai, Asian Games 2018 menjadi magnet bagi wisatawan. Pengunjung dari 45 negara menurutnya bakal datang ke Tanah Air untuk menyaksikan pesta olahraga terbesar se-Asia tersebut.
Hal ini disampaikan Puan di sela-sela acara Kirab Obor Asian Games 2018 di Bali, Senin 23 Juli 2018. "Tentu tak hanya sekadar menyaksikan Asian Games, tapi juga mengunjungi destinasi wisata di sejumlah daerah di Indonesia, salah satunya Bali," kata Puan.
Obor Asian Games tiba di Bali sekitar pukul 16.00 Wita. Selama tiga hari, obor Asian Games 2018 akan berada di Pulau Dewata. Sosok pembawa obor Asian Games adalah Hamish Daud.
Menurut dia, ada sekitar 16 ribu orang yang akan berkunjung ke Indonesia. Jumlah itu bisa saja bertambah lantaran masih terus dilakukan registrasi.
"Yang terdaftar 16 ribu orang yang akan datang ke Jakarta dan Palembang. Mereka juga pasti akan mengunjungi kawasan destinasi wisata. Dan Bali merupakan salah satu destinasi terkenal di dunia," ujarnya.
Ia berharap delegasi Asian Games 2018 dapat mengunjungi kawasan lain yang tak kalah bagusnya. Sebut saja Banyuwangi, Blitar, dan sejumlah destinasi wisata lainnya.
"Ini event terbesar di Asia. Kita sudah 50 tahun tidak merasakan jadi tuan rumah Asian Games," ujarnya.
"Sekarang Indonesia kembali mendapat kepercayaan yang kedua kali setelah 1962 kita menjadi tuan rumah yang pertama. Semoga delegasi bisa merasakan keindahan alam dan kekayaan budaya Indonesia," ucap Puan Maharani.
Obor bakal dibawa berkeliling Indonesia. Puncaknya adalah ketika obor yang mengusung gabungan api dari Mrapen dan India itu menyala di Kaldron, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), saat pembukaan pada 18 Agustus mendatang.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement