Ingin UKM Naik Kelas, Begini Strategi Bos PNM

Melalui ULaMM dan Mekaar, PNM ingin membawa UKM naik kelas.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 08 Agu 2018, 20:31 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2018, 20:31 WIB
pnm-dana130220b.jpg
PNM

Liputan6.com, Yogyakarta - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) ingin membawa usaha kecil dan menengah (UKM) naik kelas, terutama lewat Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) dan Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar).

Direktur Utama Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi tengah bekerja merealisasikan itu lewat optimalisasi dari hulu sampai hilir. Ia memastikan agar PNM memberikan nilai tambah selain menyalurkan dana modal.

"Jadi ujung hulu memang yang kita genjot. Kayak yang di Tasikmalaya yang kita didik jahit (lalu dibantu pemasaran). Jadi sehari bisa (jahit) puluhan pakaian. Kalau dia sudah memenuhi requirement, makin hari makin meningkat keahliannya. Paling tidak, dia bisa memenuhi permintaan sekelilingnya,"  ucap Arief.

Ia menegaskan agar jangan sampai pelaku usaha tidak bisa memasarkan produk.Cara lain yang ditempuh PNM adalah menaikkan kelas usaha yang dikategorikan sebagai pra-sejahtera (pada Mekaar) agar ditambah lagi pinjamannya dengan cara menjadikan mereka sebagai nasabah ULaMM.

"Ada beberapa contoh nasabah Mekaar, kan kita maksimal (penyalurannya) Rp 5 juta. Ada usaha yang kita anggap mampu, lalu langsung kita jadikan ULaMM dan mendapat Rp 10 juta," jelasnya.

Dalam memberdayakan pelaku usaha kecil, Arief menjelaskan bahwa PNM melihat potensi di daerah. Jadinya, mereka hanya memperkuat kemampuan bisnis yang sudah eksisting di sebuah daerah.

"Contoh Tasik, kenapa jahit semua? Karena di Tasik, ada bordir, sulam, jahit, ibu-ibu itu tak perlu kita beri sesuatu yang baru, jadi local wisdomnya itu," ucapnya.

Untuk target penyaluran dana, pada tahun ini PNM menargetkan menyalurkan sebesar Rp 9 triliun untuk ULaMM dan Mekaar. Pada semester I 2018, mereka sudah berhasil menyalurkan dana sebesar Rp 5 miliar.Untuk kredit macet (Non Performing Loan, NPL), Arief mencatat kisaran konsolidasi NPL di angka 2,14 persen, dan 0,15 persen berasal dari Mekaar.

"Target tahun ini target di bawah 2,5 persen. Tahun lalu 3,4 persen atau 3,5 persen," kata Arief.

Ia berharap bisnis dapat terus sustainable dan terus produktif, karena itu adalah indikator keberhasilan PNM.

 

Andalkan Teknologi Perbankan

Menteri BUMN Rini Soemarno berkesempatan menyapa langsung ratusan nasabah program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) di Tasikmalaya. Foto: Dok Kementerian BUMN
Menteri BUMN Rini Soemarno berkesempatan menyapa langsung ratusan nasabah program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) di Tasikmalaya. Foto: Dok Kementerian BUMN

Inovasi lain yang dilakukan PNM ialah menggiring peserta UlaMM dan Mekaar  agar menggunakan teknologi perbankan dalam mengembangkan usaha mereka.

"Dukungan tak hanya modal. Buat pemasaran, informasi, dan yang paling gampang proses-proses pembayaran. ULaMM semua nasabah sudah kami arahkan agar aware gadget, minimal M-Banking. Dan sudah terasa, banyak nasabah kita yang gak mau pegang tunai,cashless. Ini bagian kontribusi kita untuk keuangan Indonesia. Kedua, mengefisiensikan keuangan mereka," ujar Arief.

Nasabah Mekaar pun mulai tahun ini diikutkan ke program OJK, yaitu Laku Pandai. PNM membantu membukakan rekening bagi para nasabah tersebut memakai nama mereka masing-masing.

Arief menyebut, total nasahab ULaMM dan Mekaar sudah 3,2 juta. Untuk mendapat pinjaman ULaMM, diperlukan sebuah usaha yang prospektif minimal dua tahun. Modal kerja atau investasinya sebesar Rp 5 juta - Rp 5 miliar.

Sementara, Mekaar khusus untuk wanita pra-sejahtera dengan plafon antara Rp 2 juta sampai Rp 5 juta. Untuk menjadi nasabah ULaMM, proses pun tergolong cepat. Bila dulu evaluasinya butuh tiga hari, sekarang ada one-day service untuk mencairkan dana sampai Rp 300 juta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya