Liputan6.com, Jakarta - Taiwan tengah menjajaki peluang kerja sama dengan Indonesia, khususnya di sektor manufaktur. Sektor yang potensial untuk dikolaborasikan, antara lain industri perkapalan, pengolahan logam, ICT & Smart City, dan teknologi bahan pangan.
Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, kerja sama ini salah satunya bertujuan untuk memperkuat perekonomian kedua negara.
Advertisement
Baca Juga
“Jika kita melihat dari neraca perdagangannya, Indonesia surplus terhadap Taiwan. Namun, masih ada kesempatan besar dalam meningkatkan neraca perdagangan kita dengan mengoptimalkan sumber daya industri sehingga dapat melengkapi satu sama lain,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (10/8/2018).
Pada 2017, total perdagangan kedua negara mencapai USD 7,4 miliar dan Taiwan berada di peringkat ke-11 sebagai mitra impor maupun ekspor perdagangan global Indonesia.
Sementara itu, jumlah investasi langsung Indonesia di Taiwan sebesar USD 32,2 miliar. Adapun, penanaman modal langsung Taiwan di Indonesia sekitar USD 397 juta menjadikan Taiwan sebagai investor urutan ke-14 terbesar Indonesia.
Putu mengungkapkan, para pelaku industri Taiwan didorong agar terus meningkatkan investasinya sekaligus bermitra dengan pengusaha di Indonesia. Dengan begitu, diharapkan Indonesia menjadi basis produksi baik untuk pasar domestik maupun internasional.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tersedia Kawasan Industri
Tersedianya kawasan industri terintegrasi, termasuk yang ada di luar Jawa, merupakan potensi investasi besar bagi Taiwan. Apabila dilihat dari potensi sektor manufaktur dengan karakteristik kawasanindustri, misalnya perusahaan perkapalan berpeluang untuk berinvestasi di kawasan industri JIIPE Gresik atau di Tenggamus.
Sedangkan, produsen pengolahan makanan dan bioteknologi, bisa beroperasi di kawasan industri Kendal, Batamindo atau Sei Mangkei.
“Lebih lanjut, kami juga mengajak kepada para perusahaan Taiwan yang ada di Indonesia untuk ikut berpartisipasi aktif mewujudkan peta jalan Making Indonesia 4.0 dalam upaya memasuki era ekonomi digital,” tandas dia.
Advertisement