Liputan6.com, Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyebut jika alasan dirinya memilih Ma'ruf Amin sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) Indonesia, karena sosoknya yang memahami perekonomian nasional.
Jokowi-Ma'ruf memilih Gedung Joeng 45 sebagai titik awal tempat pemberangkatan menuju Gedung KPU untuk mendaftar sebagai capres dan cawapres di Pilpres 2019.
Pada kesempatan ini, Jokowi memperkenalkan dan mengumumkan alasannya memilih Ma'ruf sebagai cawapres.
Advertisement
"Untuk diketahui pada saat beliau dikukuhkan sebagai profesor, pidato pengukuhannya berkaitan dengan arus ekonomi baru Indonesia. Artinya beliau sangat megetahui mengenai ekonomi," kata Jokowi di Gedung Joang 45, Jakarta, Jumat (10/8/2018).
Baca Juga
Jokowi mengaku bersama Ma'ruf Amin akan memperkuat ekonomi dan membuat Indonesia maju, mandiri dan berkepribadian.
"Kita juga ingin mewujudkan keadilan sosial Indonesia, meratakan pembangunan yang berkeadilan. Kita jaga kedaulatan," tegas dia.
Jokowi menilai jika dirinya dan Ma'ruf Amin memiliki pandangan yang sama tentang bagaimana membuat Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar tak lagi memiliki masalah kemiskinan. Caranya dengan memperkuat ekonomi umat.
Â
Jokowi Pilih Ma'ruf Amin Jadi Tanda Ekonomi RI Telah Membaik
Presiden petahana Joko Widodo (Jokowi) akhirnya memutuskan untuk menggandeng Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi di Pilpres 2019. Bagaimana pengaruh keputusan itu kepada ekonomi RI jika pasangan tersebut terpilih lagi?
Tim Ahli Ekonomi dari Komite Ekonomi Nasional dan Industri (KEIN) Ronny P Sasmita mengatakan, terpilihnya Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai cawapres menandakan bahwa Jokowi kian percaya diri dalam mengatasi persoalan ekonomi di Indonesia.
"Jokowi terlihat sangat percaya diri bahwa ke depan ekonomi nasional bisa bergerak bagus tanpa kehadiran wakil yang paham dengan sektor ekonomi," kara Ronny kepada Liputan6.com, Jumat (10/8/2018).
Baca Juga
Tidak hanya itu, hal itu juga menandakan bahwa Jokowi yakin ekonomi Indonesia dalam lima tahun ke depan akan lebih baik. Untuk itu tidak ada keharusan Jokowi memlih wakil presiden yang memiliki latar belakang panjang di bidang ekonomi.
Ditetapkannya pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin, Ronny berpendapat bahwa arah mantan Gubernur DKI Jakarta itu cenderung menstabilkan situasi politik RI yang rentan akan isu-isu agama. Tentunya secara tidak langsung ini akan berdampak terhadap kestabilan ekonomi dan investasi.
"Stabilitas politik yang diharapkan oleh Jokowi dari pemilihan Ma'ruf memang bagus secara ekonomi. Jokowi terlihat ingin menghaluskan tensi politik. Tapi di sisi lain, Jokowi juga terlihat sangat percaya diri bahwa ke depan ekonomi nasional bisa bergerak bagus tanpa kehadiran wakil yang paham dengan sektor ekonomi," paparnya.
Advertisement