Pembangkit Energi Terbarukan Bisa Jadi Sumber Kesejahteraan Rakyat

Energi listrik sudah menjadi kebutuhan mendasar dan bentuk peradaban manusia modern.

oleh Nurmayanti diperbarui 09 Agu 2018, 19:30 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2018, 19:30 WIB
Ilustrasi PLTA.
Ilustrasi PLTA.(Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Pembangunan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan dinilai sudah menjadi kebutuhan bagi Indonesia. Energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga air, angin, panas bumi juga bisa turut memacu investasi daerah dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Ketua Komisi VII DPR RI Gus Irawan Pasaribu mengatakan, pemerintah memang harus terus berkreasi mengelola kekayaan alam dengan baik agar bisa memberi manfaat kepada masyarakat. Salah satu proyek yang memanfaatkan kekayaan alam adalah PLTA Batang Toru. 

“Kita bersyukur Indonesia dianugerahi kekayaan alam dengan energi yang begitu luar biasa. PLTA Batang Toru ini salah satu contoh pengelolaan kekayaan alam yang baik,” kata dia, Kamis (9/8/2018).

Dia mengatakan energi listrik sudah menjadi kebutuhan mendasar dan bentuk peradaban manusia modern. DPR pun dipastikan akan sepenuhnya mendukung pengerjaan PLTA Batang Toru karena kebutuhan listrik akan terus tumbuh. PLTA ini dinilai menggunakan tenaga air yang ramah lingkungan.

Keberadaan pembangkit ini dinilai memberikan dampak positif pada pengurangan emisi karbon 1,6 megaton per tahun sesuai Piagam Paris 2015. Indonesia dinilai sudah sepantasnya meninggalkan pola lama seperti mengandalkan solar dan batubara sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Selain berbiaya mahal, kedua bahan bakar itu menyebabkan kualitas udara tidak sehat.

“Cadangan minyak kita tinggal sepuluh tahun lagi. Jadi memang harus beralih ke air atau panas bumi (geothermal),” lanjut dia.

Politisi Gerindra ini terus mendorong pemerintah melalui Kementerian ESDM melakukan eksplorasi kekayaan alam secara maksimal. Karena kinerja pemerintah terbilang terlambat karena faktanya Sumatera Utara memiliki potensi listrik dari air dan panas bumi sebesar 2.300 MW.

Terpisah, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumewa, berharap pembangunan PLTA Batang Toru segera berjalan bila seluruh perizinan sudah diperoleh. Ini karena pertumbuhan listrik di Sumatera Utara yang berkembang, sehingga sangat membutuhkan pembangkit baru.

“Sumatera Utara kebutuhan listriknya naik setiap tahun 7 persen-8 persen. Jadi PLTA ini seharusnya bisa memenuhi beban puncak untuk wilayah Sumatera bagian Utara,” kata dia.

Dia meyakini jika setiap melakukan proyek besar, pemerintah pasti sudah memikirkan seluruh aspek pendukung, di antaranya ada kajian dampak lingkungan, studi amdal dan lainnya, termasuk status lahan.

 

 

PLTA Batang Toru Bisa Genjot Investasi di Sumatera

Ilustrasi PLTA.
Ilustrasi PLTA. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Pembangunan pembangkit energi terbarukan tak hanya berfungsi untuk memasok sumber energi listrik bagi satu wilayah. Namun ini juga bisa menjadi modal untuk pengembangan ekonomi di wilayah tersebut.

Seperti pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru berkapasitas 510 Mega Watt di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, yang diharapkan bisa memacu realisasi investasi di Sumatera Utara dan Sumatera. Proyek ini merupakan bagian integral dari Proyek Strategis Nasional 35.000 MW.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aceh Firmandez mengatakan, PLTA Batang Toru akan meningkatkan pasokan listrik yang sangat dibutuhkan dunia usaha di Sumatera selama ini.  Jaminan pasokan listrik akan membuat sektor riil bergairah sehingga investasi pun bisa meningkat dan perekonomian daerah akan tumbuh lebih cepat lagi.

“Perekonomian akan tumbuh positif. Tidak hanya di Sumut dan Aceh, bila proyek ini sudah selesai, saya optimistis investasi di Pulau Sumatera pun akan tumbuh,” kata Firmandez, yang juga Anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar, Selasa (7/8/2018),

Melihat besarnya kapasitas listrik yang diproduksi, Firmandez meyakini jika PLTA Batang Toru memberikan dampak positif bagi dunia usaha di Sumatera. Sebab, selama ini persoalan utama sektor usaha di Sumatera terkait krisis listrik. Sementara investasi tidak bisa dipisahkan dengan‎ ketersediaan energi.

“Investasi itu berbanding lurus dengan kesiapan kemandirian energi.‎ Dengan sistem interkoneksi antarprovinsi seperti sekarang ini, saya‎ yakin PLTA ini sangat membantu mempercepat investasi di Sumatera,” kata dia yang juga anggota Komisi VI DPR.

PLTA Batang Toru merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional‎ Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk mendorong pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi ke luar Pulau Jawa.

Proyek ini menggunakan energi baru terbarukan yang menjadi perhatian utama Presiden Jokowi dan Wapres Kalla berkaitan mengantisipasi perubahan iklim.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya