Sering Mogok, Wapres JK Minta Kemenhub Evaluasi LRT Palembang

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK)menanggapi terkait insiden mogoknya Light Rail Transit (LRT) Palembang.

oleh Merdeka.com diperbarui 14 Agu 2018, 20:36 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2018, 20:36 WIB
Mencoba LRT Palembang
Para penumpang menunggu kedatangan kereta di Stasiun LRT Palembang, Sumatra Selatan, Minggu (5/7/2018). LRT ini akan menjadi salah satu solusi transportasi saat Asian Games mendatang. (Bola.com/Reza Bachtiar)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK)menanggapi terkait insiden mogoknya Light Rail Transit (LRT) Palembang. Dia yakin setelah insiden tersebut pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan kembali mengevaluasi.

"Akan selalu dievaluasi dan dicek oleh Kemenhub. Kelayakan itu. Ini memang justru di uji coba mogok atau tidak. Ternyata mogok jadi harus diperbaiki," kata JK usai meninjau venue Asian Games di GBK, Jakarta, Selasa (14/8/2018).

Dia pun bersyukur lebih baik LRT tersebut mogok sebelum acara Asian Games 2018 tersebut berlangsung.

"lebih baik mogok sebelum pembukaan. Dari pada setelah pembukaan. Kalau mogok sekarang bisa diperbaiki. Itu memang barang baru itu tidak semuanya sempurna," kata JK.

Diketahui LRT Palembang sudah tiga kali mengalami mogok. Gerbong kereta ringan pertama di Indonesia itu mogok ketika baru melintas saja melintas dari stasiun DJKA Palembang, Minggu (12/8).

Begitu tiba di dekat kantor Kejaksaan Tinggi Sumsel atau hanya dalam hitungan kilometer dari pemberangkatan, LRT mendadak mogok.

Penumpang mencoba menunggu LRT kembali berjalan, namun mereka justru dibuat kepanasan karena mesin pendingin mati. Dari cerita yang diperoleh, seorang penumpang pria sempat mencoba memecahkan kaca karena tak bisa bernapas.

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


LRT Palembang Mogok, Ini Penyebabnya

Warga Palembang tetap antusias meski kini naik Kereta api ringan atau light rail trainset (LRT) Palembang tak lagi gratis. (Nurseffi/Liputan6.com)
Warga Palembang tetap antusias meski kini naik Kereta api ringan atau light rail trainset (LRT) Palembang tak lagi gratis. (Nurseffi/Liputan6.com)

Menyikapi kejadian berhentinya LRT Palembang secara mendadak pada segmen Stasiun Asrama Haji menuju Stasiun Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Pemerintah meminta maaf kepada masyarakat di Wilayah Sumatera Selatan atas ketidaknyamanan menggunakan LRT Palembang pada saat pelaksanaan ujicoba operasi LRT Sumsel, Rabu, 1 Agustus lalu.

PPK LRT Sumsel Suranto mengatakan, terkait kejadian berhenti mendadak LRT Palembang, 2 kilometer menjelang St Bandara SMB II (stasiun tujuan), kondisi cuaca kota Palembang memang sedang dilanda hujan lebat. Tetapi, kondisi cuaca tersebut tidak mempunyai dampak signifikan atau tidak berpengaruh terhadap operasional LRT Palembang.

"Penyebab kejadian berhenti mendadaknya LRT Palembang ini, setelah dilakukan penyelidikan oleh Tim Ditjen Perkeretaapian bersama PT INKA dan PT KAI (Persero) adalah karena permasalahan kendala teknis pada sistem pengamanan operasional LRT Palembang," terang dia, Kamis (2/8/2018). 

Pada saat kejadian, sensor pintu mengeluarkan indikator open, bahwa masih ada pintu LRT yang terbuka (setiap pintu LRT Sumsel terdapat sensor pintu). Indikator ini juga terbaca di kabin masinis. Karena indikator menunjukkan open, awak sarana LRT Sumsel mengadakan pengecekan kembali untuk memastikan bahwa pintu kereta sudah benar-benar tertutup. Akan tetapi, indikator pada sensor pintu tesebut masih terus menyala. Yang mengakibatkan mode standby LRT menyala, sehingga LRT tidak bisa dijalankan.

Dalam penyelidikan ditemukan bahwa setting sensor pintu ini masih terlalu sensitif. Jadi selama sensor pintu ini masih menujukkan indikator “open”, LRT ini tidak akan bisa menyala. Hal ini bisa kita analogikan seperti pada saat menggunakan kendaraan pribadi atau mobil.

"Di beberapa kendaraan pribadi sudah menggunakan teknologi ketika pengendara serta penumpang tidak menggunakan sabuk pengaman, indikator akan terus menyala, Dan ketika indikator tidak dihiraukan, mesin kendaraan akan ke posisi standby sehingga kendaraan tidak menyala," ungkapnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya