Pemerintah Tambah Keluarga Penerima Program Harapan Jadi 15,6 Juta

Dengan kerja nyata, Rasio Gini sebagai indikator ketimpangan pendapatan terus diturunkan pemerintah, yang saat ini berhasil turun dari 0,406 menjadi 0,389.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 16 Agu 2018, 10:10 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2018, 10:10 WIB
Ilustrasi Keluarga Miskin
Ilustrasi Keluarga Miskin. (Liputan6.com/Yandhie Deslatama)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan untuk memberikan jaminan perlindungan sosial, pemerintah melakukan berbagai hal.

Mulai dari menjaga stabilitas harga bahan-bahan pokok, menyalurkan Program Keluarga Harapan kepada 10 juta keluarga penerima manfaat, serta mereformasi sistem bantuan pangan menjadi program bantuan non tunai, agar lebih tepat sasaran.

"Dan cakupannya akan ditingkatkan menjadi 15,6 juta penerima manfaat pada 2019," ujar Jokowi saat pidato Presiden Republik Indonesia di depan Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tahun 2018 di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (16/8/2018).

Dia mengklaim, dengan kerja nyata, Rasio Gini sebagai indikator ketimpangan pendapatan terus diturunkan pemerintah, yang saat ini berhasil turun dari 0,406 menjadi 0,389.

Jokowi mengatakan, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sejumlah langkah pun dilakukan untuk mencapai hal tersebut.

"Untuk mencapai kesejahteraan, kita ingin makmur  bersama, sejahtera bersama. Untuk itu, Pemerintah tidak hanya memperhatikan usaha yang besar-besar ‎saja, tapi juga fokus pada UMKM dan 40 persen ‎lapisan masyarakat terbawah," ujar dia di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Kamis (16/8/2018)

Untuk menyasar 40 ‎persen lapisan masyarakat terbawah, lanjut Jokowi, pemerintah tengah ‎menjalankan program Reforma Agraria dan Perhutanan ‎Sosial, serta peningkatan akses permodalan bagi usaha  ultra mikro, usaha mikro, dan usaha kecil. 

"Untuk ‎mendorong perkembangan usaha UMKM, Pemerintah ‎menurunkan tarif pajak final UMKM menjadi 0,5 persen ‎serta penajaman KUR yang bisa dinikmati 12,3 juta ‎UMKM," kata dia,

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Jokowi Fokus Bangun SDM RI untuk Investasi di Masa Depan

Sari Konde Purbalingga
‎Para perajin pemasok bahan baku rambut palsu untuk pabrik tengah bekerja merajut asa di bengkel rambut milik Agus Santoso. (Galoeh Widura/Liputan6.com)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui jika fokus perhatian Pemerintah dalam empat tahun terakhir bukan hanya pembangunan infrastruktur. Namun juga pada bagaimana mempersiapkan sumber daya manusia (SDM).

Dia mengatakan, sebagai negara dengan jumlah penduduk hampir 260 juta jiwa, Indonesia percaya bahwa masa depan Indonesia terletak pada kemampuan untuk mempersiapkanmanusia Indonesia yang maju dan unggul.

"Selama ini, kita sering bicara tentang kekayaan sumber daya alam, tapi kita seakan lupa bahwa Indonesia memiliki kekuatan besar dalam bentuk sumber daya manusia. Inilah sesungguhnya modal terbesar dan terkuat yang harus kita miliki," ujar Jokowi saat pidato Presiden Republik Indonesia di depan Sidang Tahunan Majelis Pemusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tahun 2018 di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (16/8/2018).

Jokowi mengatakan jika pembangunan manusia Indonesia merupakan investasi Indonesia untuk menghadapi masa depan, untuk melapangkan jalan menuju Indonesia maju. Pemerintah ingin mempersiapkan manusia Indonesia menjadi orang yang unggul sejak dalam masa kandungan sampai tumbuh secara mandiri untuk meningkatkan kesejahteraan diridan keluarganya.

"Kita bekerja memastikan bahwa setiap anak Indonesia dapat lahir dengan sehat, dapat tumbuh dengan gizi yang cukup, bebas dari stunting atau tumbuh kerdil. Ketika mereka memasuki usia sekolah,tidak boleh lagi anak-anak kita, termasuk anak-anak yatim piatu, terpaksa putus sekolah karena alasan biaya pendidikan yang tidak terjangkau," tambah dia.

Jokowi mengatakan, jika komitmen ini akan diwujudkan melalui pembagian Kartu Indonesia Pintar, yang pada 2017 sudah mencapai lebih dari 20 juta peserta didik, serta perluasan penyaluran program beasiswa Bidik Misi bagi mahasiswa.

Selain pemerataan akses dan kualitas pendidikan, pemerintah juga tidak lupa untuk membangun manusia Indonesia yang sehat melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.

Kemudian, kata Jokowi, untuk memberikan perlindungan sosial bagi warga yang tidak mampu, pemerintah meningkatkan secara bertahap Penerima Bantuan Iuran JKN dari 86,4 juta jiwa di tahun 2014 menjadi 92,4 juta jiwa pada Mei 2018.

"Kita bersyukur apa yang kita kerjakanmembuahkan hasil, kualitas kehidupan manusiaIndonesia dalam empat tahun terakhir terus membaik .Indeks Pembangunan Manusia meningkat dari 68,90di tahun 2014 menjadi 70,81 di tahun 2017. Dengan hasil itu, Negara kita sudah masuk ke kategori High Human Development," dia menandaskan.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya