Tim Ekspedisi Papua Terang Hadapi Medan Berat hingga Kena Palak

Tim Ekspedisi Papua Terang telah melakukan survei pada 419 desa di Papua.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 25 Agu 2018, 16:44 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2018, 16:44 WIB
Papua
Pemasangan lampu ramah lingkungan di Asmat. (Liputan6.com / katharina Janur / PLN WP2B)

Liputan6.com, Jayapura - Tim  Ekspedisi Papua Terang telah melakukan survei pada 419 desa di Papua. Tim tersebut bergerak ke pelosok-pelosok dalam rangka penyediaan data.

Hasil ini akan dijadikan acuan, untuk  membangun kelistrikan di wilayah tersebut. Menjadi relawan pun tidak mudah. Lantaran, kondisi medan Papua yang beragam, membuat tim harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk survei di desa-desa. Selain gangguan alam, tim tersebut juga kerap mendapat gangguan sosial.

‎Salah seorang relawan Posko Nabire, Mahendra mengaku, sempat mendapat ancaman dari sekelompok orang tak dikenal. Saat menjalankan tugas survei di pelosok Papua.

‎"Hal tersebut tidak jadi hambatan bagi kami untuk terus menerangi Papua," kata Mahendra, di Jayapura, Papua, dikutip Sabtu (25/8/2018).

Rizki A Santoso relawan yang juga mahasiswa Sepuluh Nopember Surabaya‎ (ITS) mengungkapkan, dirinya bersama tim yang terdiri dari empat sampai lima orang kerap menghadapi medan yang sulit, untuk menemui warga dan melakukan survei untuk menentukan energi yang tepat di wilayah Wamena, yang memiliki kontur pegunungan.

Rizki melanjutkan, selain kondisi alam yang menjadi tantangan, keamanan juga menjadi hambatan. Dirinya dan rombongan sempat ‎menjadi sasaran serangan orang  tidak dikenal dimintai uang, beruntung kelompok tersebut mendapat pengawalan TNI.

Dia melanjutkan, selain timnya tim yang melakukan survei di Distrik Lani Jaya, juga sempat mendapat dorongan senjata dan merampas barang-barang.

"Kami kalau masalah jauh mulai terbiasa, mungkin agak was was di Wamena anarkis, ditim  Wamena ada yang dipalak, tim saya didatangi‎ pemuda  minta uang. Tapi karena ada TNI bisa ditangani," ujar dia.

Rizki menjelaskan, dirinya bersama tim telah berhasil melakukan survei pada sekitar 90 desa. Survei dilakukan untuk mengetahui potensi energi yang cocok untuk melistriki desa yang belum dapatkan listrik. Kemudian data tersebut akan akan dilaporkan ke PLN untuk ditindak lanjuti.

"‎Kami buat gambar potensi pembangkit. Kami buat pemetaan jarak dari jaringan juga. Kami gunakan aplikasi," ujar dia.

 

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tim Ekspedisi

(Foto: Dok PLN)
Ekspedisi Papua Terang (Foto: Dok PLN)

Tim  Ekspedisi Papua Terang yang terdiri dari mahasiswa mahasiswi  yang telah sukarela bergabung untuk melakukan survei ke pelosok-pelosok desa dalam rangka penyediaan data survei.

Hasil survei tersebut nantinya akan digunakan sebagai acuan bagi  perbaikan kelistrikan di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Puluhan mahasiswa yang ikut dalam Ekspedisi Papua Terang ini berasal dari sejumlah perguruan tinggi di Indonesia, seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dan Universitas Cenderawasih.

Dalam pelaksanaanya, Program Ekspedisi Papua Terang dibagi dalam dua gelombang dan disebar ke lima posko dilakukan yaitu posko Nabire sebanyak relawan 64 orang, posko Merauke dengan relawan sebanyak 45 orang, posko Jayapura sebanyak  48 orang, posko Timika 31 orang dan posko Wamena 41 orang.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya