Batik Jadi Pakaian Resmi Pertemuan Tahunan IMF-World Bank di Bali

Perhelatan IMF-World Bank Annual Meeting di Denpasar, Bali bakal menjadi ajang promosi ragam budaya Indonesia, seperti batik.

oleh Merdeka.com diperbarui 05 Sep 2018, 20:20 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2018, 20:20 WIB
Batik Indonesia
Berikut motif batik Swarnadwipa yang menggambarkan kekayaan tanah emas Indonesia. (Foto: Liputan6.com/ meita fajriana)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah bakal menjadikan perhelatan IMF-World Bank Annual Meeting di Denpasar, Bali sebagai ajang promosi ragam kebudayaan Indonesia. Salah satunya adalah batik.

Chief of Organisational Transformation Officer Kementerian Keuangan, Adi Budiarso, mengatakan panitia nasional IMF-World Bank Annual Meeting telah menetapkan batik sebagai official dress code.

"Batik akan menjadi official dress code," ungkapnya di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (5/9).

Segenap peserta pertemuan yang berlangsung 8-14 Oktober tersebut tentu dibebaskan untuk mengenakan berbagai ragam batik yang dimiliki Indonesia. "Tidak hanya batik Jawa, karena ada batik dan tenun," jelasnya.

Selain itu, ragam kuliner Tanah Air pun dipastikan akan dijadikan menu jamuan bagi para peserta IMF-World Bank Annual Meeting 2018. "Kita pun akan men-show case makanan khas Indonesia," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Pertemuan IMF-World Bank Bakal Dongkrak Okupansi Hotel di Bali

Hotel Rancangan Bung Karno di Bali Segera Dipercantik, Anggarannya Rp 2,8 Triliun
Hotel rancangan Bung Karno yang dibangun pada 1965 kondisinya dinilai memprihatinkan. Lima BUMN patungan untuk mempercantiknya setelah diarahkan Jokowi. (dok. grandinnabalibeach.com/Dinny Mutiah)

Pertemuan tahunan IMF-World Bank yang digelar pada Oktober 2018 diharapkan mampu mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara dan keterisian (okupansi) kamar hotel di Bali.

Chairman Bali Hotel Association, Ricky Darmika Putra mengatakan, saat ini semua pihak, baik pemerintah pusat, daerah dan swasta terus melakukan persiapan untuk menyambut gelaran ini. Saat ini, menurut dia, progres persiapannya telah mencapai 80 persen.

"Untuk IMF-World Bank ini sedang persiapan, sudah 75 persen-80 persen. Semua ikut andil, hotel, pemerintah giat melakukan persiapan fasilitas dan infrastruktur," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Selasa (28/8/2018).

Untuk okupansi hotel, Ricky memperkirakan adanya ajang ini akan mendorong tingkat keterisian kamar hotel di Pulau Dewata hingga 95 persen. Sebanyak, banyak perwakilan negara yang hadir bukan hanya untuk menghadiri pertemuan, tetapi juga berlibur.

"Okupansi diperkirakan sekitar 90 persen-95 persen. Ini di dominasi di wilayah Nusa Dua, Sawangan, Jimbaran, Uluwatu, ya sekitar daerag Badung Selatan," lanjut dia.

Sementara terkait dengan peristiwa alam yang terjadi mulai dari erupsi Gunung Agung hingga gempa Lombok diyakini tidak akan mengganggu pelaksanaan ajang ini. Ricky memastikan seluruh pemangku kepentingan termasuk pengelola hotel siap untuk menyambut tamu Pertemuan Tahunan IMF-World Bank yang datang ke Bali.

"(Bencana alam) tidak akan mengganggu. Kami sudah siap menerima kunjungan para tamu," tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya