Kementerian ESDM Kapok Menangkan Perusahaan Duafa di Lelang Blok Migas

Ternyata, beberapa perusahaan pemenang blok migas merupakan perusahaan duafa.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 24 Sep 2018, 10:46 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2018, 10:46 WIB
Kilang minyak
Di tengah kebutuhan energi nasional yang terus meningkat, menemukan minyak dan gas bumi (migas) menjadi semakin sulit

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kapok memenangkan perusahaan abal-abal dalam lelang wilayah kerja atau blok minyak dan gas bumi (migas). Saat ini Kementerian ESDM memperketat sistem lelang untuk menghindari hal tersebut terjadi kembali.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, beberapa perusahaan pemenang blok migas merupakan perusahaan duafa. Hal tersebut terbukti ketika pihaknya melakukan tagihan kewajiban dan ternyata setelah didatangi kantornya fiktif.

"Kemarin kan banyak badan usaha duafa, kita tagih kantornya enggak ada," kata Djoko, di Jakarta, Senin (24/9/2018).

Oleh sebab itu, untuk menghindari perusahaan abal-abal memenangkan lelang Blok Migas, Kementerian ESDM sudah menerapkan pengetatan seleksi peserta lelang sehingga peserta lelang sudah dipastikan perusahaan yang kompeten.

"Sekarang kami cek dulu apakah perusahaan tersebut abal-abal atau tidak. kami cek dulu, kalau memang kompeten maka langsung masuk ke penawaran," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Operator Pailit, Kementerian ESDM Lelang Blok Migas West Kampar

Ini Setiap Kali Perusahaan Hulu Migas Investasi US$1
Perusahaan-perusahaan hulu migas sering dianggap hanya berperan menyediakan pasokan energi dan menghasilkan penerimaan negara

Sebelumnya, Kementerian ESDM melelang blok atau wilayah kerja minyak dan gas bumi (wk migas) ‎West Kampar. Blok tersebut merupakan blok terminasi yang diputus kontraknya.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Djoko Siswanto mengatakan, pihaknya kembali melelang blok migas produksi yang telah habis kontraknya, yaitu Blok West Kampar di Riau dan Sumatera Utara.

"Membuka lagi satu wilayah kerja yang sudah produksi," kata Djoko pada Rabu 19 September 2018. 

Djoko menuturkan, Blok West Kampar saat ini sudah ditinggalkan operator sebelumnya yaitu Sumatera Persada Energi. Hal itu karena kontraknya‎ diputus oleh Kementerian ESDM lebih awal dari yang ditetapkan, akibat perusahan tersebut memiliki masalah utang dan dinyatakan pailit.

"Karena ada masalah legal jadi nggak keurus, jadi kita putus saja," tutur Djoko.

Pemerintah ingin blok migas tersebut  cepat dikelola oleh operator baru. Lantaran blok tersebut memiliki potensi kandungan 4,3 miliar barel setara minyak, sedangkan cadangan terbukti 8,3 juta barel setara minyak, sementara produksi terakhirnya 112 barel. Pengembalian dokumen lelang mulai 19 September 2018-22 Oktober 2018.

‎"Kenapa kita cepat-cepat, kita melihat potensi lapangan sebelumnya dan kurang terus (produksinya). Ya sudahlah lelang saja, sudah produksi semoga meningkat," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya