Amran Pastikan Tindak Tegas Oknum Kementan yang Menyeleweng

Amran Sulaiman beralasan tanpa mekanisasi atau bantuan alsintan, pertanian nasional tidak mungkin bersaing dengan negara lain.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 27 Sep 2018, 10:30 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2018, 10:30 WIB
Mentan Andi Amran melihat cara kerja alsintan yang dibagikan Kementan. (Foto: Liputan6.com/Galoeh Widura)
Mentan Andi Amran melihat cara kerja alsintan yang dibagikan Kementan. (Foto: Liputan6.com/Galoeh Widura)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) memiliki beberapa program priorotas, mulai dari peningkatan produktifitas petani hingga swasembada pangan. Untuk menyukseskan program ini, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman meminta kepada masyarakat untuk turut mengawalnya. Salah satunya terkait program pengadaan alsintan bagi para petani.

Dia menilai, pada masa kepemimpinannya penyaluran alsintan ini meningkat drastis. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan daya saing petani itu.

Amran Sulaiman beralasan tanpa mekanisasi atau bantuan alsintan, pertanian nasional tidak mungkin bersaing dengan negara lain. Penghematan biaya 30 sampai 40 persen dan percepatan masa tanam dan panen, telah mengubah paradigma pertanian nasional.

"Paradigma lama diubah menjadi paradigma baru, pertanian tradisional menuju pertanian baru," kata Amran dalam keterangannya, Kamis (27/9/2018).

Penyaluran alsintan kini telah meningkat hingga 2.000 persen. Amran mempersilakan masyarakat segera melapor, bila ada temuan penyelewengan anggaran Kementan, terutama program bantuan kepada petani.

"Kalau ada desas-desus, ada masalah, tahu orangnya, langsung sampaikan ke saya. Pernah ada oknum di Ditjen Hortikultura, saya tahu dijadikan tersangka pukul 9, saya langsung pecat pukul 10. Ada staf di Ditjen Peternakan (PKH) yang mengaku dekat dengan saya, menggunakan nama saya dengan stempel palsu, meminta uang di daerah Rp 150 juta, pukul 7 saya tahu, pukul 10 masuk kerja, pukul 11 saya pecat Nggak pakai peringatan, langsung saya pecat," tegas Amran.

Hingga kini kementerian di bawah kepemimpinan Amran Sulaiman ini telah menggelontorkan lebih dari 300 ribu alsintan ke seluruh pelosok tanah air.

Di Kabupaten Karawang, Jawa Barat bantuan alsintan mendorong penerapan mekanisasi dan alih teknologi pertanian.

Menurut Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana, tenaga buruh tani mulai tergantikan alsintan. Ini terjadi secara alamiah seiring menyusutnya jumlah buruh tani, karena banyak pemuda yang lebih memilih menjadi buruh ketimbang petani. Akhirnya petani meminta alsintan seperti alat panen combine harvester dan alat tanam trasplanter.

"Bantuan alat itu pun turun atas usulan para petani," tambah Cellica.

Menurutnya di bawah Amran Sulaiman Kementan sangat responsif menyerap keluhan petani Karawang, khususnya pengadaan alsintan. Hanya dalam tempo satu pekan alsintan yang diminta sudah diterima petani.

"Kalau ada kelompok tani yang belum kebagian bantuan, mungkin hanya persolan waktu. Atau mungkin juga persyaratan administrasinya kurang lengkap," pungkas dia.

Sinergi dengan KPK Mentan Amran Sikat Koruptor dan Mafia

Sinergi dengan KPK Mentan Amran Sikat Koruptor dan Mafia
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengundang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), untuk bersinergi memperkuat pencegahan korupsi dan mengecek penggunaan anggaran yang sudah digunakan Kementan.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengundang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), untuk bersinergi memperkuat pencegahan korupsi dan mengecek penggunaan anggaran yang sudah digunakan Kementan.

“Untuk pencegahan, utamanya mengecek anggaran yang sudah disalurkan khususnya alat mesin pertanian. Kami ingin semua terbebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme”, ujar Mentan Amran, di kantornya Selasa siang (25/9/2018).

Kendati selama ini Kementan sudah menjalin komunikasi intens dengan KPK, untuk pertemuan hari ini Mentan mengaku mengundang KPK secara khusus.

“Memang kita sudah ada MoU sejak 2015 antara Ketua KPK dan Mentan. Juga ada 3 hingga 4 orang yang ditempatkan untuk mengawasi kerja Kami. Khususnya untuk tanam pangan, Kami ingin diawasi. Tadi (pembicaraan) kita fokus pada alsintan”, tambah Amran.

Kementan menginisasi pertemuan yang dilakukan tertutup di ruang Menteri Pertanian ini, menyusul beredarnya kabar miring mengenai penggunaan anggaran untuk pembelian alat dan mesin pertanian (alsintan).

Amran meminta masyarakat segera melapor, jika memiliki informasi mengenai penyelewengan, atau penyalahgunaan anggaran pertanian.

“Kalau ada masalah desas desus, sampaikan ke saya. Hari ini juga kami pecat. Bukan kami beri peringatan, kami pecat. Jadi cek siapa itu namanya (yang diduga melakukan penyelewengan), lapor, kita pecat”, tegas Amran.

Ia menambahkan, selama ini sikap tegasnya terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan akuntabel sudah ia terapkan di Kementerian Pertanian yang dipimpinnya.

“Ini cerita, jam 9.00 Aku tahu jam 10.00 Aku pecat. Ada juga yang catut nama menteri, menggunakan stempel dinas palsu atas nama menteri, lalu minta uang di daerah. Pagi kami tahu siang kami pecat”, tegasnya.

Laporakan Informasi Penyelewengan

Sementara itu dalam keterangan tertulisnya, Inspektur Jenderal Kementan Justan Ridwan Siahaan menyampaikan, sejak awal jabatannya Menteri Pertanian Amran Sulaiman memegang teguh komitmen untuk menyelenggarakan program Nawacita Presiden Jokowi bidang Kedaulatan Pangan secara bersih dan bebas dari korupsi.

Karenanya ia mengaku heran mengenai beredarnya informasi tidak bertanggung jawab di media sosial, tentang alat mesin pertanian yang sedang disidik oleh Kejaksaan.

Justan mengundang masyarakat untuk menyampaikan langsung laporan atas temuan atau informasi terkait kinerja Kementan.

“Kepada segenap masyarakat termasuk Pers, jika masih ada praktek korupsi bahkan pelambatan proses ijin di lingkungan Kementerian Pertanian, ayo laporkan ke Menteri, laporkan ke Irjen”, katanya.

Ia mengapresiasi tiap perhatian dari berbagai pihak mengenai apa yang sedang dikerjakan Kementan. Namun begitu Kementan sudah menyediakan saluran resmi pelaporan di situs www.pertanian.go.id/wbs/ , atau telepon di nomor (021) 7884 1733.

“Niscaya kami pasti menindaklanjutinya. Jika ada yang tidak ditindaklanjuti, kemungkinan pengaduan dimaksud tidak mengandung muatan pengawasan”, tutup Justan.

Audensi Mentan dan DPD

Pada hari yang sama, Mentan juga menerima audensi dengan Komite II DPD RI. Dalam kesempatan tersebut Ketua Komite II DPD RI, Aji Muhamad Mirza Wardana menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada Mentan serta jajaranya atas kesempatan audensi dengan anggota Komite II DPD RI, beliau berharap dapat mengetahui program kerja Kementan dan permasalahan pangan di Indonesia saat ini.

Lebih lanjut Aji mengatakan bahwa Komite II DPD RI mengapresiasi secara baik terhadap program yang sudah dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian dan menganggap program tersebut berhasil dan berlangsung secara luar biasa.

“Kami akan berkomitmen untuk terus mendukung Kemitraan antara DPD RI dan Kementan dalam mendorong anggota kami di daerah agar turut serta berpartisipasi mensukseskan program pertanian di daerah, “ tegas Aji.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya