Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat tidak menggunakan sertifikat tanah miliknya untuk hal yang bersifat konsumtif.
Jokowi mengungkapkan, biasanya masyarakat senang menjaminkan sertifikat tanah kepada perbankan untuk mendapatkan pinjaman. Namun uang pinjaman tersebut digunakan hal yang bersifat konsumtif seperti membeli mobil.
‎"Kalau tanahnya agak gede dimasukan ke bank, dapat (pinjaman) Rp 300 juta, Rp 150 juta untuk beli mobil. Hati-hati. Ini gagahnya (naik mobil) paling cuma 6 bulan, setelah 6 bulan ditarik dealer, kemudian sertifikat ditarik bank, hilang semua," ujar dia di Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta, Jumat (28/9/2018).
Advertisement
Baca Juga
Dia mengungkapkan, jika ingin mendapatkan dana dengan menjaminkan sertifikat tanahnya ke perbankan, maka dana tersebut harus digunakan untuk hal-hal yang produktif, seperti modal usaha, modal kerja dan investasi.
"Kalau pinjam ke bank dapat Rp 300 juta, gunakan modal usaha, modal kerja, modal investsi. Jangan gunakan untuk hal yang berkait dengan kenikmatan," kata dia.
Menurut Jokowi, jika ingin membeli mobil, maka harus dibeli dengan menggunakan uang yang di dapat dari keuntungan usaha. Bukan dari dana yang didapat dari menjaminkan sertifikat tanah.
"Kalau untung Rp 5 juta, untung Rp 10 juta, ditabung. Kalau sudah cukup mau beli tv, motor, mobil silakan, tapi dari keuntungan, bukan dari pokok pinjaman. Saya tidak ingin sertifikat hilang diambil bank," tandas dia.