Liputan6.com, Jakarta Pernikahan merupakan salah satu ibadah yang memiliki kedudukan sangat penting dan sakral dalam Islam. Bahkan disebut sebagai mitsaqan ghalizha dalam Al-Quran, yang berarti perjanjian yang amat kukuh atau kuat. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk memahami tujuan utama menikah dan berkeluarga sebelum melangkah ke jenjang pernikahan. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang berbagai aspek tujuan pernikahan dalam Islam berdasarkan Al-Quran dan Hadits.
Definisi Pernikahan dalam Islam
Sebelum membahas lebih jauh tentang tujuan utama menikah dan berkeluarga, mari kita pahami terlebih dahulu definisi pernikahan dalam Islam:
Pernikahan dalam Islam dapat diartikan sebagai suatu perjanjian suci yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan ketentuan syariat Islam. Pernikahan bukan hanya sekedar hubungan antara dua individu, tetapi juga merupakan ikatan spiritual yang menghubungkan dua jiwa dalam naungan ridha Allah SWT.
Beberapa ulama memberikan definisi pernikahan sebagai berikut:
- Imam Syafii: Pernikahan adalah akad yang memberikan hak untuk melakukan hubungan suami istri dengan mengucapkan lafadz nikah, tazwij, atau lafadz lain yang semakna.
- Imam Hanafi: Pernikahan adalah akad yang memberikan hak kepada seorang laki-laki untuk bersenang-senang dengan seorang perempuan secara sengaja.
- Imam Maliki: Pernikahan adalah akad yang mengandung ketentuan hukum semata-mata untuk membolehkan wathi' (bersetubuh), bersenang-senang, dan menikmati apa yang ada pada diri seorang wanita yang boleh nikah dengannya.
Advertisement
Tujuan Utama Menikah dan Berkeluarga Menurut Islam
Berikut ini adalah beberapa tujuan utama menikah dan berkeluarga dalam Islam yang perlu dipahami:
1. Melaksanakan Perintah Allah SWT
Tujuan pertama dan yang paling utama dalam pernikahan Islam adalah untuk melaksanakan perintah Allah SWT. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Quran Surah An-Nur ayat 32:
"Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui."
Dengan menikah, seorang Muslim telah melaksanakan salah satu perintah Allah SWT dan akan mendapatkan pahala serta keberkahan dalam hidupnya. Pernikahan juga merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
2. Menyempurnakan Separuh Agama
Tujuan kedua dari pernikahan dalam Islam adalah untuk menyempurnakan separuh agama. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi:
"Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya."
Pernikahan dianggap sebagai penyempurna agama karena dengan menikah, seseorang dapat lebih mudah menjaga diri dari perbuatan maksiat dan lebih fokus dalam beribadah kepada Allah SWT. Selain itu, pernikahan juga memberikan kesempatan untuk mendapatkan pahala dari berbagai amalan dalam kehidupan berumah tangga.
3. Membangun Keluarga Sakinah, Mawaddah, dan Rahmah
Salah satu tujuan utama menikah dan berkeluarga dalam Islam adalah untuk membangun keluarga yang sakinah (tenteram), mawaddah (penuh cinta), dan rahmah (kasih sayang). Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran Surah Ar-Rum ayat 21:
"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir."
Dalam membangun keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah, pasangan suami istri harus saling memahami, menghormati, dan mendukung satu sama lain. Mereka juga harus berusaha untuk selalu menjaga keharmonisan dalam rumah tangga dengan menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menjaga Kesucian Diri dan Menghindari Perbuatan Maksiat
Pernikahan dalam Islam juga bertujuan untuk menjaga kesucian diri dan menghindari perbuatan maksiat, terutama zina. Dengan menikah, seseorang dapat menyalurkan hasrat biologisnya secara halal dan terhindar dari godaan untuk melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama.
Nabi Muhammad SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:
"Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa; karena puasa dapat menekan syahwatnya (sebagai tameng)."
Dengan menikah, seseorang dapat lebih mudah mengendalikan nafsunya dan fokus pada ibadah kepada Allah SWT. Pernikahan juga menjadi benteng pertahanan dari godaan syaitan yang selalu berusaha menjerumuskan manusia ke dalam perbuatan maksiat.
5. Mendapatkan Keturunan yang Shaleh dan Shalehah
Salah satu tujuan utama menikah dan berkeluarga dalam Islam adalah untuk mendapatkan keturunan yang shaleh dan shalehah. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surah An-Nahl ayat 72:
"Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rezeki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah?"
Memiliki keturunan yang shaleh dan shalehah merupakan investasi jangka panjang bagi orang tua, baik di dunia maupun di akhirat. Anak-anak yang shaleh akan menjadi penerus perjuangan dakwah dan dapat mendoakan orang tuanya bahkan setelah mereka meninggal dunia.
Untuk mendapatkan keturunan yang shaleh dan shalehah, orang tua harus memberikan pendidikan agama yang baik kepada anak-anaknya sejak dini. Mereka juga harus menjadi teladan yang baik dalam menjalankan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
6. Membangun Masyarakat yang Islami
Tujuan pernikahan dalam Islam juga mencakup aspek sosial yang lebih luas, yaitu membangun masyarakat yang Islami. Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, dan dengan membangun keluarga yang harmonis dan sesuai dengan ajaran Islam, secara tidak langsung kita juga berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik.
Rasulullah SAW bersabda:
"Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang terbaik terhadap keluargaku." (HR. Tirmidzi)
Dengan membangun keluarga yang Islami, kita dapat menjadi contoh bagi masyarakat sekitar dan ikut serta dalam menyebarkan nilai-nilai Islam. Hal ini pada akhirnya akan membentuk masyarakat yang lebih baik dan sesuai dengan ajaran Islam.
Manfaat Pernikahan dalam Islam
Selain tujuan utama menikah dan berkeluarga yang telah disebutkan di atas, pernikahan dalam Islam juga memberikan berbagai manfaat bagi individu dan masyarakat. Berikut adalah beberapa manfaat pernikahan dalam Islam:
1. Ketenangan Jiwa dan Kebahagiaan
Pernikahan dapat memberikan ketenangan jiwa dan kebahagiaan bagi pasangan suami istri. Dengan adanya pasangan hidup yang saling mencintai dan mendukung, seseorang dapat merasa lebih tenang dan bahagia dalam menjalani kehidupan.
2. Pemenuhan Kebutuhan Biologis secara Halal
Melalui pernikahan, seseorang dapat memenuhi kebutuhan biologisnya secara halal dan terhindar dari perbuatan zina yang dilarang dalam Islam.
3. Pembagian Peran dan Tanggung Jawab
Dalam pernikahan, suami dan istri memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing yang saling melengkapi. Hal ini dapat membantu pasangan untuk lebih efektif dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
4. Dukungan Emosional dan Spiritual
Pasangan suami istri dapat saling memberikan dukungan emosional dan spiritual dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Mereka juga dapat saling mengingatkan dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
5. Memperluas Silaturahmi
Pernikahan dapat memperluas hubungan silaturahmi antara dua keluarga yang sebelumnya tidak memiliki hubungan kekerabatan. Hal ini dapat memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat.
Advertisement
Tips Mempersiapkan Diri untuk Menikah
Untuk mencapai tujuan utama menikah dan berkeluarga dalam Islam, penting bagi calon pengantin untuk mempersiapkan diri dengan baik. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu:
1. Memperdalam Ilmu Agama
Pelajari dan perdalam ilmu agama, terutama yang berkaitan dengan pernikahan dan kehidupan berumah tangga. Hal ini akan membantu Anda dalam menjalankan peran sebagai suami atau istri sesuai dengan ajaran Islam.
2. Meningkatkan Kematangan Emosional
Kembangkan kematangan emosional dengan belajar mengendalikan emosi, bersabar, dan memahami orang lain. Kematangan emosional sangat penting dalam membangun rumah tangga yang harmonis.
3. Mempersiapkan Finansial
Persiapkan diri secara finansial untuk memenuhi tanggung jawab dalam rumah tangga. Belajarlah mengelola keuangan dengan baik dan bijaksana.
4. Mengembangkan Keterampilan Komunikasi
Pelajari dan praktikkan keterampilan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang baik adalah kunci dalam membangun hubungan yang harmonis dengan pasangan.
5. Mengenal Calon Pasangan
Kenali calon pasangan dengan baik sebelum memutuskan untuk menikah. Pastikan bahwa Anda memiliki visi dan misi yang sejalan dalam membangun rumah tangga.
Tradisi Pernikahan dalam Islam
Dalam Islam, terdapat beberapa tradisi yang biasanya dilakukan dalam proses pernikahan. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Khitbah (Lamaran)
Proses lamaran di mana pihak laki-laki mengajukan permintaan untuk menikahi seorang wanita kepada wali atau keluarganya.
2. Akad Nikah
Prosesi inti dalam pernikahan Islam di mana ijab kabul diucapkan antara mempelai pria dan wali mempelai wanita di hadapan saksi.
3. Walimatul 'Urs (Resepsi Pernikahan)
Pesta pernikahan yang diadakan untuk mengumumkan pernikahan kepada masyarakat dan berbagi kebahagiaan dengan kerabat dan teman.
4. Pemberian Mahar
Pemberian wajib dari mempelai pria kepada mempelai wanita sebagai bentuk penghargaan dan tanggung jawab.
Advertisement
Perbedaan Tujuan Pernikahan dalam Islam dan Budaya Lain
Tujuan pernikahan dalam Islam memiliki beberapa perbedaan dengan tujuan pernikahan dalam budaya lain. Berikut adalah beberapa perbedaan utama:
1. Orientasi Ibadah
Dalam Islam, pernikahan dianggap sebagai ibadah dan cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sementara dalam beberapa budaya lain, pernikahan mungkin lebih dilihat sebagai kontrak sosial atau urusan pribadi.
2. Konsep Keluarga
Islam menekankan pentingnya membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Sementara dalam beberapa budaya lain, konsep keluarga mungkin lebih berfokus pada aspek ekonomi atau sosial.
3. Peran Suami Istri
Islam memberikan panduan yang jelas tentang peran dan tanggung jawab suami istri dalam rumah tangga. Sementara dalam beberapa budaya lain, peran suami istri mungkin lebih fleksibel atau dipengaruhi oleh norma sosial yang berlaku.
4. Tujuan Reproduksi
Dalam Islam, salah satu tujuan pernikahan adalah untuk mendapatkan keturunan yang shaleh dan shalehah. Sementara dalam beberapa budaya lain, reproduksi mungkin tidak dianggap sebagai tujuan utama pernikahan.
Pertanyaan Umum Seputar Tujuan Utama Menikah dan Berkeluarga dalam Islam
1. Apakah menikah wajib dalam Islam?
Hukum menikah dalam Islam dapat berbeda-beda tergantung pada kondisi individu. Secara umum, menikah adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan). Namun, bisa menjadi wajib jika seseorang khawatir akan terjerumus dalam perbuatan zina jika tidak menikah.
2. Bagaimana jika seseorang belum mampu secara finansial untuk menikah?
Islam menganjurkan untuk menikah bagi yang sudah mampu. Jika belum mampu secara finansial, dianjurkan untuk berpuasa untuk mengendalikan nafsu dan terus berusaha meningkatkan kemampuan finansial.
3. Apakah boleh menikah hanya karena cinta tanpa mempertimbangkan agama?
Dalam Islam, agama merupakan faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam memilih pasangan. Meskipun cinta penting, namun kesamaan agama dan akhlak lebih diutamakan untuk membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.
4. Bagaimana Islam memandang pernikahan beda agama?
Islam melarang pernikahan antara wanita Muslim dengan pria non-Muslim. Sementara pria Muslim diperbolehkan menikahi wanita ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) dengan syarat-syarat tertentu. Namun, banyak ulama kontemporer yang tidak menganjurkan pernikahan beda agama karena berbagai pertimbangan.
5. Apakah ada batasan usia untuk menikah dalam Islam?
Islam tidak menetapkan batasan usia spesifik untuk menikah. Namun, seseorang harus sudah baligh (dewasa secara biologis) dan memiliki kematangan fisik, mental, dan finansial untuk menjalankan tanggung jawab dalam pernikahan.
Advertisement
Kesimpulan
Tujuan utama menikah dan berkeluarga dalam Islam adalah untuk melaksanakan perintah Allah SWT, menyempurnakan separuh agama, membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah, menjaga kesucian diri, mendapatkan keturunan yang shaleh dan shalehah, serta membangun masyarakat yang Islami. Pernikahan dalam Islam bukan hanya sekedar ikatan antara dua individu, tetapi juga merupakan ibadah yang memiliki nilai-nilai spiritual dan sosial yang tinggi.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, penting bagi setiap Muslim untuk mempersiapkan diri dengan baik sebelum memasuki jenjang pernikahan. Hal ini meliputi persiapan ilmu agama, kematangan emosional, finansial, dan keterampilan komunikasi. Dengan pemahaman yang baik tentang tujuan pernikahan dalam Islam dan persiapan yang matang, diharapkan setiap pasangan Muslim dapat membangun rumah tangga yang harmonis dan sesuai dengan ajaran Islam.
Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang tujuan utama menikah dan berkeluarga dalam Islam. Mari kita jadikan pernikahan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan membangun generasi Muslim yang berkualitas.