Liputan6.com, New York - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meningkatkan serangan terhadap the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS. Trump menyebut the Fed sebagai ancaman terbesarnya.
"Karena the Fed menaikkan suku bunga terlalu cepat. Itu independen, jadi saya tidak berbicara dengannya,” ujar Trump dalam wawancara dengan Fox Business seperti dikutip dari laman CNBC, Rabu (17/10/2018).
"Tapi saya tidak senang dengan apa yang dia lakukan karena itu terlalu cepat. Karena Anda melihat inflasi terakhir sangat rendah," tambah dia.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya Donald Trump menyerang the Fed dengan mengatakan bank sentral AS telah "gila". Ia menyalahkan the Fed akibat bursa saham AS atau wall street yang tertekan. Dia "tidak senang" dengan Ketua The Fed Jerome Powell yang terus menaikkan suku bunga.
"Saya tidak menyalahkan siapa pun. Saya menempatkannya di sana, itu mungkin benar dan salah," kata dia.
Selanjutnya
Trump menyatakan tidak akan pecat Powell meski berulang kali the Fed membuat kesalahan dengan kebijakan moneternya. Dalam sebuah wawancara pada 11 Oktober 2018, dia hanya "kecewa" dengan keputusan Powell.
Serangan terakhir Trump terhadap bank sentral terjadi hanya beberapa jam setelah Departemen Ketenagakerjaan AS melaporkan jumlah lowongan kerja melompat hingga sentuh rekor 7,1 juta pada Agustus.
Itu usai pemerintah melaporkan tingkat pengangguran turun menjadi 3,7 persen pada September 2018. Tingkat pengangguran itu terendah dalam hampir 50 tahun.
Adapun baik the Fed dan pasar antisipasi kenaikan suku bunga untuk keempat kalinya pada Desember 2018. Namun, Trump terus menyuarakan ketidaksetujuannya dengan the Fed. Hal itu membuat sebagian pihak khawatir independensi lembaga itu dalam bahaya.
Pejabat AS mengatakan, Trump menghormati kemampuan the Fed untuk membuat keputusan di luar campur tangan politik.
Mantan Ketua The Fed, Janet Yellen, menuturkan the Fed akan melanjutkan strategi ekonominya bahkan dengan ada kritik terbuka Trump. "The Fed jelas tidak gila dalam hal apa yang dilakukannya," ujar Yellen dalam the World Knowledge Forum.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement