Jadi Presiden AS, Kekayaan Donald Trump Merosot

Kekayaan Donald Trump turun setelah jadi Presiden AS. Kenapa?

oleh Tommy K. Rony diperbarui 16 Okt 2018, 08:21 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2018, 08:21 WIB
Donald Trump
Presiden AS, Donald Trump memberi hormat saat berjalan menuju pesawat Air Force One sebelum berangkat dari Pangkalan Udara Langley di Virginia, (2/3). Trump tampak gagah mengenakan jaket panglima tertinggi Navy Seal. (AFP Photo / Saul Loeb)

Liputan6.com, Washington D.C. - Ekonomi Amerika Serikat (AS) terbilang berhasil di bawah pimpinan Presiden Donald Trump. Pengangguran tercatat terendah sejak 1969, pajak dipotong, dan GDP tumbuh 3,2 persen sejauh ini, melewati perkiraan Bank Sentral AS yang hanya 2 persen.

Meski ekonomi negaranya meroket, Presiden Trump mengaku rugi miliaran dolar atau puluhan triliun. Kekayaan milik miliarder ini pun menurun.

"Saya jamin padamu, saya telah rugi miliaran dolar (semenjak menjabat sebagai presiden)," ujar Trump seperti dikutip USA Today.

Donald Trump mengatakan itu atas reaksi terhadap tuduhan memperkaya diri sebagai presiden. Menurut Forbes, pada Maret lalu kekayaan Trump ditaksir turun USD 400 juta atau Rp 6 triliun (Rp 15.203 per dolar AS).

Kekayaan Trump ditaksir mencapai USD 3,1 miliar (Rp 47,1 triliun). Namun, jumlah pasti kekayaan Trump belum diketahui karena ia merahasiakannya. Bisnis milik Trump terdiri dari properti, ritel, investasi, belanja online di bawah konglomerasi The Trump Organization.

Trump bercerita pernah ditanya oleh sahabat miliardernya mengenai niat mencalonkan diri sebagai presiden. Trump berkata, ia tahu akan rugi bila jadi presiden, tetapi baginya itu tidak masalah.

"Karena saya melakukannya demi negara," kata Trump.

Prabowo Sebut Slogan Donald Trump, Timses: Itu Ciri Pemimpin Berkarakter

Donald Trump
Donald Trump saat tiba di Pennsylvania, Amerika Serikat untuk mengenang tragedi serangan teroris 9/11. (Nicholas Kamm / AFP)

Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Priyo Budi Santoso, berkomentar atas pernyataan capres Prabowo Subianto yang mengusung slogan "Make Indonesia Great Again". Menurut dia, sah-sah saja bila seseorang mengutip ujaran para pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Donald Trump.

"Ada kemiripan dengan slogan Presiden Trump yang mengantarkan kemenangannya. Enggak apa-apa, masa dilarang?" kata Priyo lewat keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Jumat, 12 Oktober 2018.

Dia menerangkan, para orator dalam berpidato biasa mengutip slogan para pemimpin atau tokoh dunia yang melegenda. Sebut saja Presiden Lincoln, Kennedy, Jenderal Douglas MacArthur, Mahatma Gandi, Bung Karno, Muhammad Hatta, dan Pak Harto.

"Mereka sering kali dikutip slogannya dalam pidato politik para orator. Mereka orang besar pada zamannya. Aneh saja kalau ada yang sentimen terhadap hal lumrah seperti ini," kata Priyo.

Menurut dia, slogan yang dilontarkan Prabowo tersebut murni soal jiwa patriotisme sang jenderal bintang tiga tersebut. Gaya kepemimpinannya yang tegas dan berwibawa, dinilai Priyo suatu pembeda yang tidak dimiliki calon presiden lain.

"Ciri khas kepemimpinan Prabowo yang punya karakter dan patriotik, Prabowo ingin memompa kembali semangat patriotisme membangun kejayaan nusantara yang hebat dan dihormati, Make Indonesia Great Again," Priyo memungkasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya