Ini Hasil Diplomasi Ekonomi Ala Jokowi-JK

Bagaimana pemerintahan Jokowi-JK membangun diplomasi ekonomi dalam 4 tahun terakhir?

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 21 Okt 2018, 20:20 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2018, 20:20 WIB
Jokowi Bicara Perkembangan Fintech di IMF-Bank Dunia 2018
Presiden Joko Widodo saat berpidato dalam Bali Fintech Agenda IMF-WB 2018 di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10). Jokowi mengaku mengacu pada kebijakan Amerika Serikat (AS) yang merupakan negara kelahiran internet. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Selama 4 tahun masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), berbagai perhelatan besar antar negara beberapa kali digelar di Indonesia. Kesempatan itu turut dimanfaatkan sebagai ajang diplomasi ekonomi yang kemudian menghasilkan pemasukan besar bagi negara.

Mengutip catatan kantor Kepala Staf Kepresidenan, Minggu (21/10/2018), event-event berskala internasional yang punya dampak positif bagi keuangan negara tersebut antara lain Trade Expo Indonesia 2017, Indonesia Fair 2018, Indonesia-Africa Forum 2018, serta IMF-WBG 2018.

Pada pameran dagang Trade Expo Indonesia 2017 yang bertempat di Indonesia Convention Exhibition, 11-15 Oktober 2017. Dalam acara itu, Indonesia sukses menghasilkan transaksi bisnis dengan Rusia sekitar USD 50 juta dari sawit dan kopi.

Adapun beberapa produk yang ditransaksikan pada kesempatan itu yakni Kopi Kapal Api sebanyak 25 kontainer USD 850 ribu, dan 12 kontainer kopi roasting dari Malang sebesar USD 1,2 juta per tahun. Total pendapatan yang diterima ialah USD 52,05 juta.

Selanjutnya, penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum 2018 pada 10-11 April 2018 di Nusa Dua, Bali. Pertemuan ini berhasil meraih transaksi sebesar USD 586,55 juta dan business announcement senilai USD 1,3 miliar.

Diplomasi ekonomi juga terjadi pada Indonesia Fair 2018 yang diselenggarakan di Dhaka, Bangladesh, pada 26-28 April 2018. Kegiatan promosi terpadu yang menggabungkan misi dagang, pertunjukan budaya dan promosi pariwisata ini lantas menghasilkan kesepakatan bisnis sebesar Rp 3,76 triliun.

Belum lama ini, Indonesia juga menjadi tuan rumah pertemuan tahunan IMF-WBG 2018 yang digelar di Nusa Dua, Bali, 8-14 Oktober kemarin. Menurut laporan, anggaran biaya yang harus disiapkan pemerintah untuk menginisiasi perhelatan yang diikuti oleh ribuan perwakilan dari 189 negara ini sekitar Rp 566 miliar.

Meski begitu, manfaat yang dihasilkan dari IMF-WBG ini terbilang jauh lebih besar. Seperti manfaat bagi ekonomi Bali pada rentang waktu 2017-2018 yang diperkirakan sebesar Rp 5,9 triliun.

Manfaat lain bagi negara, yakni besaran investasi untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sebanyak Rp 200 triliun, serta prediksi penerimaan pajak yang berkisar antara Rp 800 miliar sampai Rp 1 triliun.

Peran Kopi

Mencicipi Kopi Rollaas dan Teh Sila di Pertemuan IMF-Bank Dunia 2018
SPG merapikan produk Teh Sila dan Kopi Rollaas milik Holding Perkebunan Nusantara (PTPN Group) yang dipamerkan Indonesia Pavilion saat IMF-World Bank 2018, Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 Pertemuan IMF-World Bank di Bali menjadi peluang Indonesia menawarkan dan mengenalkan produk khas negara ini kepada masyarakat dunia.

Seperti langkah Holding Perkebunan Nusantara (PTPN Group) yang mengenalkan sejumlah komoditas pertanian premium miliknya, yaitu Kopi Rollaas dan Teh Sila. Rollaas dan Sila merupakan produk unggulan yang berasal dari perkebunan rakyat milik PTPN Group.

Produk kopi ini bisa dinikmati para delegasi pertemuan IMF-Bank Dunia di Indonesia Pavilion, yakni pameran kebudayaan Indonesia yang diselenggarakan selama berlangsungnya IMF-World Bank Group Annual Meeting 2018.

“Kami sangat bangga dapat berpartisipasi dalam Indonesia Pavilion, kegiatan ini sekaligus menjadi kesempatan kami untuk memamerkan dan memperkenalkan produk PTPN kepada seluruh delegasi IMF-WB Annual Meeting 2018” kata Direktur Keuangan Jatmiko K Santosa, Kamis, 11 Oktober 2018.

Kopi Rollaas ini adalah kopi lokal ini yang berasal dari perkebunan-perkebunan rakyat di wilayah Jawa Timur yang merupakan specialty coffee (kopi premium) seperti Jampit, Ijen.

“Rasa specialty coffee itu kan khas. Sudah enak diminum meski tanpa gula, ada karakter rasa fruity yang spesifik sesuai dengan daerah asal kopi. Seperti karakter rasa coklat, rasa jahe, atau rasa kopi yang seperti anggur. Apalagi bagi penikmat kopi, pasti lebih paham,” ujarnya.

Sedangkan untuk Teh Sila tersedia khusus dalam 3 varian racikan, yaitu Levare Black Tea yang merupakan racikan teh hitam dan kayumanis, Silver Needle yang merupakan teh putih, dan Fres’O Green Tea yakni teh hijau dengan campuran jeruk citrus dan lemon serta mint. Tentunya masing-masing memiliki khasiat sesuai dari bahan bakunya.

“Harapan kami dengan berpartisipasi dalam event ini akan membuka pintu untuk Rollaas dan Sila menembus pasar Nasional dan Internasional,” ujar dia.

Ia menjelaskan event internasional ini merupakan event bergengsi - prestisius, sehingga produk yang dihadirkan pada pameran Indonesia Pavilion ini hanya produk unggulan Indonesia.

Diharapkan para delegasi negara-negara Sahabat dapat mengapresiasi keunggulan kekayaan alam, budaya dan kemajuan peradaban Indonesia. “Pembeli potensial akan melihat bahwa Rollaas dan Sila memiliki kualitas bertaraf Internasional,” ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya