Liputan6.com, New York City - Jika di Indonesia ada bakso yang memiliki harga Rp 2.000 per porsi, di Amerika Serikat (AS) terdapat bakso termahal di dunia. Harganya mencapai USD 100 atau setara Rp 1,5 juta (USD 1 = Rp 15.175).
Dilansir dari Inside Edition, bakso ini dijual di Davio's Northern Italian Steakhouse di Manhattan, New York City. Apa yang membuatnya mahal?
Advertisement
Baca Juga
Bakso ini terbuat dari daging wagyu seberat tujuh ons dan diisi beragam bahan makanan mahal. Sebut saja foie gras dan keju truffle.
Daging wahyu tersebut dicampur dengan bawang putih dan bawang bombay turut dicampurkan sebagai bahan. Serta dicampur juga dengan telur, peterseli, selasih, keju Parmesan, tepung roti, dan jamur truffle hitam.
Setelah beres mencampur wagyu dengan bahan-bahan tersebut dan mengisinya dengan foie gras dan keju jamur truffle, koki akan memasak bakso tersebut sampai warnanya berubah menjadi coklat keemasan.
Untuk melengkapi cita rasanya, bakso kemudian disiram oleh campuran bawang merah saus krim sampanye yang masih panas.
Selain hanya disajikan pada tanggal 9 Maret saja alias setahun sekali. Tanggal itu dipilih karena bertepatan dengan National Meatball Day atau Hari Nasional Bakso di AS.
Kopi Termahal di Dunia
Kopi termahal di dunia dijual di sebuah kafe di Melbourne. Harga secangkir dibanderol seharga 150 dolar Australia atau setara Rp 1,6 juta (1 dolar Australia = Rp 10.814).
Biji kopi di balik tingginya harga tersebut bernama José Alfredo's #227, yang merupakan pria di balik perkebunan kopi Ninety Plus di Panama. Harga sekilonya laku dilelang seharga 7.000 dolar Australia (Rp 106 juta), demikian dilansir dari Daily Mail.
Baca Juga
Harga pelelangan itu menjadikan kopi José Alfredo's #227 sebagai kopi termahal di dunia. Menurut Broadsheet, harga biji kopi tersebut tinggi karena Alfredo memberikan bayaran tinggi untuk para pekerjanya, yakni dua kali lipat dari standar di Panama.
Terdapat tiga kafe yang menjual kopi ini: Monk Bodhi Dharma, Admiral Cheng Ho, dan Bayano the Rebel. Setidaknya, segelas kopi José Alfredo terjual tiap dua minggu di salah satu kafe itu.
Kopi tersebut dikatakan memiliki rasa bunga-bungaan dan buah-buahaan yang kompleks. Gelas yang dipakai juga bukan sembarangan, melainkan disajikan di sebuah goblet bagaikan anggur.
Mars Shaw yang merupakan co-owner dari ketiga kafe tersebut mengatakan bahwa mereka turut menjual pengalaman. "Penting untuk mengingat, orang-orang akan membayar untuk mendapat pengalaman," ujarnya.
Psikolog konsumen Adam Ferrier menyebutkan hal serupa, bahwa pelanggan mencari pengalaman baru dan siap merogoh kocek. Sama halnya dengan craft beer, anggur dan wiski yang memiliki kategori mahal, kopi pun diperlakukan serupa.
"Seperti yang pernah dikatakan seorang pemilik kafe padaku, 'Saya harus membuat tempat ini keren; karena orang-orang suka membayar untuk hal keren'" ujarnya.
Advertisement