Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali menggelar Trade Expo Indonesia (TEI). Pada tahun ini, ajang pameran dagang terbesar di Indonesia tersebut telah memasuki tahun ke-33 dan dibuka langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menteri Perdagangan (Mendag) ‎Enggartiasto Lukita mengatakan, pameran ini digelar dalam rangka mendorong pertumbuhan ekspor produk-produk Indonesia. Sebab, pada tahun ini pihaknya menargetkan sebanyak 26 ribu pengunjung dari 125 negara hadir dalam pameran ini.
Advertisement
Baca Juga
"Penyelenggaraan pemeran salah satu dibutuhkan dalam kondisi ekonomi saat ini. Namun dengan catatan dari Pak Presiden diselenggarakan di tempat yang baik, dilaksanakan dengan baik, jangan memalukan," ujar dia di International Convention Exhibition (ICE), BSD, Tangerang, Rabu (24/10/2018).
Dia mengungkapkan dalam ajang ini, perkiraan total nilai kontrak mencapai USD 5,19 miliar. Dengan rincian, kontrak transaksi dagang sebesar USD 513,97 juta dan investasi sebesar USD 4,68 miliar.
"Kita sudah melakukan preexpo dan prekomitmen dengan dukungan dari Kemenlu. Ini kerja bareng. Realisasi yang sudah terjadi terdapat 65 rencann kontrak dagang dari 22 negara," ‎jelas dia.
Kontrak dagang tersebut berasal dari Korea Selatan, Australia, Arab Saudi, China, Belgia, Perancis, Belanda, Spanyol, Meksiko, Thailand, Chile, Singapura, Malaysia, Amerika Serikat, Filipina, Brasil, Inggris, Jerman, Mesir, Nigeria, Italia, Hong Kong, Taipe, UAE, Irak dan Jepang.
"Produknya seperti tekstil dan produk tekstil, otomotif, furniture, produk fesyen, produk kecantikan. Sesuai arahan Pak Presiden, jadi jangan hanya bergantung dari komoditas tertentu saja tapi kita dorong dari yang lain," tandas dia.
Salah Paham, RI Cuma Dapat Tempat Kecil di China International Import Expo 2018
Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan melakukan misi dagang dengan China di China International Import Expo (CIIE) 2018. Acara ini berlangsung di Shanghai pada tanggal 05-10 November.
Direktur Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Arlinda mengatakan, pada awalnya, Kemendag telah memesan (booking) lahan pameran seluas 1.000 meter persegi (m2) untuk melaksanakan misi dagang di CIIE.
Namun, pihak CIIE pada akhirnya hanya menyetujui Indonesia memperoleh lahan pameran seluas 546 m2.
Baca Juga
"Sudah booking 1.000 m2 untuk Shanghai Ekspo, kami ditawarkan sebagai country of owner dimana kita membangun country of owner pavilioun yang sedang disediakan oleh mereka. Namun ternyata peminatnya ini banyak sekali, karena ini trade ekspor terbesar di China," tutur Direktur Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Arlinda di Jakarta, Rabu (19/9/2018).
Arlinda menjelaskan, batalnya Indonesia mendapatkan lahan pameran sebesar 1.000 m2 itu disebabkan kesalahpahaman oleh China. Itu juga dipersulit dengan regulasi yang cukup rumit dari Negeri Panda tersebut.
"Awalnya mereka kira 1.000 m2 ini untuk semua lahan. Padahal tidak, namun mereka ingin yang daftar ini hanya 546 m2. Akhirnya yang sudah kita bayar, dikembalikan lagi," ujarnya.
Â
Advertisement