Diversifikasi Bisnis, Indika Energy Siap Garap Energi Terbarukan

Indika Energy akan terus lakukan inovasi guna menyesuaikan revolusi industri 4.0.

oleh Bawono Yadika diperbarui 25 Okt 2018, 20:29 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2018, 20:29 WIB
Direktur Utama Indika Energy Arsjad Rasyid. (Bawono/Liputan6.com)
Direktur Utama Indika Energy Arsjad Rasyid. (Bawono/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indika Energy Tbk berencana untuk melakukan diversifikasi usaha antara lain dengan menggarap potensi bisnis energi terbarukan atau renewable energy. Demikian ditegaskan oleh Direktur Utama Indika Energy Arsjad Rasyid dalam peringatan 18 tahun berdirinya perseroan di Fairmont Hotel, Kamis (25/10/2018).

Meski akan melakukan diversifikasi usaha, lanjut dia, namun masih di dalam portofolio bisnis yang sama yaitu energi. Melalui strategi ini, Perseroan dapat memperluas cakupan pelanggan yang dilayani. Indika Energy akan mengeksplor target sektor bisnis yang baru, dan terus mendorong sinergi di antara unit usaha.

"Tujuan pengembangan bisnis perusahaan agar secara jangka panjang dapat memberikan nilai tambah yang optimal dan berkelanjutan untuk seluruh pemangku kepentingan, juga berkontribusi lebih besar kepada pembangunan Indonesia,” tuturnya.

Arsjad menambahkan, Perseroan akan mengoptimalkan eksplorasi kekayaan alam lainnya di Indonesia. Perseroan bahkan akan terus lakukan inovasi guna menyesuaikan revolusi industri 4.0

"Ke depan kita akan lakukan diversifikasi energi lainya selain solar agar renewable. Sustainability kedepan penting buat RI dan perusahaan. Jadi tidak hanya di batu bara tapi non batubara di energinya," paparnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Revolusi Industri

Penambang Batu Bara di Bengkulu Tunggak Royalti Ratusan Miliar
Tak tanggung-tanggung, nilai tunggakan pembayaran tersebut mencapai Rp 100 miliar.

Indika Energy menargetkan kontribusi bisnis di luar batu bara dapat menyubang lebih dari 25 persen terhadap total pendapatan.

"Di atas 25 persen net income dari non coal. Supaya jangan bergantung, tetap diperlukan yang coal. Supaya secara portofolio kita melihat resiko itu terbagi," ia menambahkan.

Arsjad pun menegaskan, perusahaan akan memanfaatkan perkembangan revolusi industri 4.0 untuk meningkatkan keunggulan operasional industri di Indonesia secara umum. Ini bertujuan agar risiko bisnis perseroan terbagi secara jelas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya