Usai Gandeng Miliarder Hong Kong, CK Hutchison Kembali Bantu Korban Gempa di Sulteng

CK Hutchison Holdings (CKHH) dan Li Ka Shing Foundation (LKSF) telah lebih dulu memberikan donasi sebesar USD 5 juta untuk wilayah terlanda gempa.

oleh Nurmayanti diperbarui 02 Nov 2018, 11:00 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2018, 11:00 WIB
Mencari yang tersisa dari gempa Palu
Warga memeriksa puing-puing di mana rumah mereka berdiri sebelum gempa dan tsunami di Petobo, Palu, Kamis (4/10). Wilayah Kelurahan Petobo di Palu menjadi salah satu daerah yang terkena dampak parah karena 'ditelan bumi'. (AFP/ ADEK BERRY)

Liputan6.com, Jakarta CK Hutchison Holdings kembali memberikan bantuan kepada korban gempa dan tsunami di Palu, Donggala dan Sigi, Sulawesi Tengah. Ini setelah CK Hutchison Holdings (CKHH) dan Li Ka Shing Foundation (LKSF) telah lebih dulu memberikan donasi sebesar USD 5 juta untuk wilayah terlanda gempa.

Bantuan kali ini antara lain 120.000 paket tisu basah dari Watsons Indonesia, obat-obatan dari Hutchison Ports Indonesia (HPI) melalui anak perusahaannya PT Jakarta International Container Terminal (JICT) dan peluncuran program donasi Hutchison 3 Indonesia (H3I).

Sebelumnya, CKHH dan LKSF menyumbangkan USD 5 juta selama peluncuran SDG Indonesia One, platform yang dibuat PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) (Persero) di bawah Kementerian Keuangan untuk mendanai proyek infrastruktur terkait dengan tujuan pembangunan berkelanjutan. Dari USD 5 juta, USD 2 juta berasal dari CKHH dan USD 3 juta dari LKSF.

Dana tersebut akan dibagi menjadi beberapa fase dengan yang paling mendesak adalah fase pemulihan. Fase pemulihan segera mencakup pengadaan tempat tidur rumah sakit, unit gigi, generator dan AC untuk rumah sakit yang rusak.

Selanjutnya, dana tersebut juga akan dialokasikan untuk pembangunan rumah sementara (hunian sementara), penerangan umum serta instalasi pengolahan air. Dana yang tersisa akan digunakan untuk tahap rekonstruksi.

Rianti Ang, Chief Executive Officer Hutchison Ports Indonesia (HPI) mengatakan bahwa bantuan ini adalah tindakan belas kasih murni dan kepedulian bagi mereka yang membutuhkan.

"Kami berduka bersama mereka yang kehilangan orang yang mereka cintai dalam bencana gempa bumi dan tsunami di Palu, Donggala dan Sigi, Sulawesi Tengah bulan lalu. Kami mendukung upaya manajemen bencana dari Pemerintah dan berharap proses pemulihan dapat berjalan dengan lancar," kata Rianti.

PT Jakarta International Container Terminal (JICT), operator terminal peti kemas kelas dunia yang berlokasi di Pelabuhan Tanjung Priok adalah anak perusahaan dari Hutchison Ports Indonesia, juga memberikan bantuan dalam bentuk kebutuhan bagi para korban gempa di Palu, Donggala dan Sigi, Sulawesi Tengah.

Barang-barang ini termasuk sarung, mukena (pakaian untuk sholat), selimut, pakaian dalam, beras, dan obat-obatan yang bernilai total Rp 250 juta.

"Kami selalu berkomitmen untuk mendukung tujuan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan mata pencaharian melalui pembangunan infrastruktur. Dukungan yang kami terima dari Pemerintah Indonesia dihargai, kami merasa bahwa iklim bisnis di Indonesia telah membaik," kata Rianti Ang.

Lilis Mulyawati, Presiden Direktur Watsons Indonesia, mengatakan bahwa perusahaan memberikan bantuan dalam bentuk 120.000 tisu basah, senilai Rp 800 juta untuk membantu korban di Palu, Donggala dan Sigi, Sulawesi Selatan.

Tisu ini sangat dibutuhkan karena ada masyarakat yang masih kesulitan mengakses air bersih, baik untuk mandi maupun kebutuhan lainnya. "Kami telah mendengar orang-orang di sana masih kesulitan mengakses air bersih untuk kebutuhan sanitasi mereka sehingga kami memutuskan untuk menyediakan tisu basah untuk memungkinkan saudara-saudari di sana tetap bersih," kata Lilis.

Bantuan dari Watsons Indonesia dan PT Jakarta International Container Terminal (JICT) akan dikirim langsung kapal milik PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) berkoordinasi dengan Hutchison Ports Indonesia dari Pelabuhan Tanjung Priok ke Pelabuhan Pantoloan, Palu.

Cliff Woo, Presiden Direktur Hutchison 3 Indonesia mengatakan bahwa Tri telah meluncurkan program PaluDonggalaBangkit yang mendorong pelanggan Tri untuk menyisihkan kuota untuk donasi. Setiap pembelian paket 1GB dan 500MB otomatis akan memberikan donasi Rp 500 dan Rp 1.000 dari setiap paket.

Dana yang terkumpul akan didistribusikan melalui UNICEF untuk program tanggap darurat dan agenda pemulihan UNICEF yang berfokus pada kesehatan, nutrisi, air, sanitasi, pendidikan dan perlindungan anak, melalui pasokan dan bantuan teknis kepada pemerintah dan organisasi non-pemerintah. Selain itu, Tri bekerja sama dengan Asosiasi Penyedia Layanan Internet Indonesia menyediakan layanan suara melalui internet gratis bagi masyarakat Palu, petugas dan relawan.

"Kami mendorong para pelanggan kami yang didominasi oleh generasi milenial dan pengguna internet aktif untuk menjadi bagian dari program #PaluDonggalaBangkit dan berkontribusi sebanyak mungkin. Kami berkomitmen untuk membantu anak-anak dan masyarakat yang terkena dampak bencana melalui kerjasama dengan UNICEF,” Cliff menambahkan

CKHH merupakan investor, pengembang dan operator terminal kelas dunia Jakarta International Container Terminal (JICT) dan Koja Container Terminal di Pelabuhan Tanjung Priok.

Miliarder Li ka Shing Sumbang Rp 70 M buat Korban Gempa Sulteng

Usai Gempa Palu, Kawasan Terdampak Likuifaksi Disemprot Disinfektan
Penyemprotan cairan disinfektan di kawasan terdampak likuifaksi di Perumnas Petobo dan Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (18/10). Penyemprotan dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit. (Muhammad Rifki/AFP)

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meluncurkan SDG Indonesia One, platform kerja sama pendanaan yang terintegrasi untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang beriorientasi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs) di lndonesia. 

Pendanaan yang terintegrasi ini berasal dari beragam sumber, antara Iain privat, filantropis, lembaga donor, lembaga keuangan multilateral dan bilateral, perbankan, asuransi, dan investor. 

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan pada acara ini pendiri CK Hutchison Holdings dan Lin Ka Shing Foundation yang juga miliarder Hong Kong Li ka Shing memberikan bantuan berupa donasi berjumlah USD 5 juta atau senilai Rp 70 miliar untuk Sulawesi Tengah. Terdiri dari USD 2 juta dari CK Hutchison Holdings dan USD 3 juta daril Li Ka Shing Foundation melalui SDGs.

"Donasi tersebut diperuntukkan bagi para korban bencana alam di Palu, Sigi, dan Donggala di Sulawesi Tengah," ujar Sri Mulyani saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (5/10/2018).

Donasi ini akan dimanfaatkan untuk membantu ribuan masyarakat yang terdampak akibat gempa dan tsunami di wilayah tersebut. Tidak hanya itu, donasi akan dimanfaatkan untuk membangun kembali infrastruktur agar masyarakat dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala. 

Tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs adalah cetak biru untuk meraih masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan dengan menjawab tantangan atas isu global, termasuk di dalamnya kemiskinan, ketidaksetaraan, perubahan iklim, kerusakan lingkungan, kemakmuran, perdamaian, dan keadilan. 

"Sasaran dalam SDGs saling berhubungan untuk mengakomodasi kepentingan khalayak, hal penting yang harus dicapai pada tahun 2030," ujar Sri Mulyani. 

 

Reporter: Anggun P.Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya