Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, per Agustus 2018, tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 7 juta orang. Dari jumlah tersebut, terbanyak berasal dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yaitu sekitar 11,24 persen.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, tingginya pengangguran pada lulusan SMK lantaran para lulusan tersebut belum masuk dalam program vokasi serta link and match yang gencar dilakukan pemerintah sejak 2016.
"Kan kita baru kerja 2 tahun, belum semua anak SMK masuk dalam program yang baru," ujar dia di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, Selasa (6/11/2018).
Advertisement
Baca Juga
Lantaran baru berjalan 2 tahun, kata dia, maka sebenarnya belum ada lulusan SMK hasil dari program vokasi ini. Sehingga yang terdata oleh BPS bukan lulusan SMK hasil program vokasi pemerintah.
"Ya yang link and match ini kan butuh waktu, pendidikan SMK kan 3 tahun. Kalau program baru 2 tahun lalu jalan kan belum ada lulusannya," ungkap dia.
Selain itu, Airlangga mengungkapkan, dalam menjalankan program vokasi, dibutuhkan fasilitas peralatan sebagai media pembelajaran. Namun anggaran untuk pengadaan fasilitas ini baru dialokasikan pada 2019 mendatang.
"Program baru butuh fasilitas peralatan, ini baru ada dianggarkan 2019. Jadi tidak bisa instan jalan, 1 hari jalan," tandas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tingkat Pengangguran Terbuka Tertinggi Berada di Banten
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka tertinggi berada di Banten. Tingkat pengangguran terbuka di wilayah tersebut mencapai 8,52 persen.
"Tingkat pengangguran terbuka tertinggi tercatat di Provinsi Banten sebesar 8,52 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Senin (5/11/2018).Â
BACA JUGA
Menurut data BPS, tingkat pengangguran terbuka hingga Agustus 2018 memang menurun hingga 5,34 persen. Namun, di sejumlah daerah masih terdapat jumlah pengangguran yang cukup tinggi.
Adapun lima besar provinsi dengan tingkat pengangguran terbuka tertinggi adalah Banten sebesar 8,52 persen, Jawa Barat sebesar 8,17 persen, Maluku 7,27 persen, Kepulauan Riau 7,12 persen dan Sulawesi Utara 6,86 persen.
"Sementara itu, tingkat pengangguran terbuka terendah di Provinsi Bali sebesar 1,37 persen," jelas Suhariyanto.
Advertisement