BPS: 7 Juta Penduduk Indonesia Masih Menganggur

Apabila dibanding setahun yang lalu, jumlah penduduk bekerja bertambah 2,99 juta orang, sedangkan pengangguran berkurang 40.000 orang.

oleh Merdeka.com diperbarui 05 Nov 2018, 19:15 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2018, 19:15 WIB
20160223-Ilustrasi-Pengganguran-iStockphoto
Ilustrasi Tidak Bekerja atau Pengangguran (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mencatat masih ada 7 juta penduduk Indonesia yang menganggur. Sementara itu, pada periode yang sama sebanyak 124,01 juta orang adalah penduduk bekerja.

"Pada Agustus 2018, sebanyak 124,01 juta orang adalah penduduk bekerja, sedangkan sebanyak 7 juta orang menganggur," ujarnya di Kantor BPS, Jakarta, Senin (5/11/2018).

Suhariyanto mengatakan, apabila dibanding setahun yang lalu, jumlah penduduk bekerja bertambah 2,99 juta orang, sedangkan pengangguran berkurang 40.000 orang.

"Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2018 sebanyak 131,01 juta orang, naik 2,95 juta orang dibanding Agustus 2017. Komponen pembentuk angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan pengangguran," jelas dia.

Sejalan dengan naiknya jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat. TPAK pada Agustus 2018 tercatat sebesar 67,26 persen, meningkat 0,59 persen poin dibanding setahun yang lalu.

"Kenaikan TPAK memberikan indikasi adanya kenaikan potensi ekonomi dari sisi pasokan (supply) tenaga kerja," kata Suhariyanto.

Berdasarkan jenis kelamin, terdapat perbedaan TPAK antara laki-laki dan perempuan. Pada Agustus 2018, TPAK laki-laki sebesar 82,69 persen, sedangkan TPAK perempuan hanya sebesar 51,88 persen.

"Dibandingkan dengan kondisi setahun yang lalu, TPAK laki-laki dan perempuan masing-masing meningkat sebesar 0,18 persen poin dan 0,99 persen poin."

 Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


BPS: Pengangguran di Kota Turun tapi Desa Naik

Kantor BPS
Kantor BPS

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) di kota menurun dalam satu tahun terakhir. Tahun lalu tingkat pengangguran terbuka di kota sebesar 6,79 persen, turun menjadi 6,45 persen di tahun ini.

Meski demikian, tingkat pengangguran terbuka desa meningkat menjadi 4,04 persen tahun ini. Tingkat pengangguran terbuka adalah indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat penawaran kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap pasar kerja.

"TPT di kota turun dari 6,7 persen menjadi 6,45 persen, tapi di desa naik tipis sekali dari 4,01 menjadi 4,04 persen," ujar Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Senin (5/11/2018).

Peningkatan tingkat [pengangguran ]( 3684648 "")terbuka di desa akibat adanya pengurangan tenaga kerja di sektor pertanian. Di sektor pertanian ada penurunan jumlah petani palawija dan karet sekitar 1,3 juta.

"Di pertanian, kalau dilacak sebetulnya di sana ada penurunan jumlah petani di palawija dan di karet, sekitar 1,3 juta. Sektor lain peternakan," jelas dia.

Dia menambahkan, dana desa memang belum memberi dampak terhadap pengurangan pengangguran karena dana desa tidak difokuskan untuk mengurangi pengangguran.

"Kalau padat karya di desa, ini kan digunakan untuk padat karya bukan pertanian. Tetapi lebih kepada pembangunan jalan, pembangunan infrastruktur, jadi tidak bisa dikaitkan ke sana," dia menandaskan.

Reporter: Anggun P Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya