Diselamatkan Investor Swasta, Merpati Tak Lagi Jadi BUMN?

PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) akhirnya menemukan investor yang siap mengucurkan modal untuk kembali terbang.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 12 Nov 2018, 11:00 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2018, 11:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi pesawat lepas landas. (dok. unsplash.com/Asnida Riani)

Liputan6.com, Jakarta - PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) akhirnya menemukan investor yang siap mengucurkan modal untuk kembali terbang. Investor tersebut yaitu Intra Asia Corpora.

Investor dalam negeri ini terafiliasi dengan Asuransi Intra Asia dan PT Cipendawa Tbk yang sempat terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten CPDX dan siap mengucurkan modal Rp 6,4 triliun untuk Merpati Airlines.

Dengan total kewajiban utang Merpati yang mencapai Rp 10 triliun, dan masuknya Intra Asia Corpora, akankah Merpati tak lagi jadi BUMN? Presiden Direktur Merpati Nusantara Airlines, Asep Ekanugraha, belum bisa menjelaskan secara detail karena hal tersebut berkaitan dengan perjanjian kedua perusahaan. 

"Hanya saja, pihak investor memang mengucurkan dana dengan soft lender, yang artinya pihak investor akan mendapatkan return dari Merpati setelah maskapai ini mapan mengudara," terang Asep di Jakarta, Senin (12/11/2018).

Asep menambahkan, kucuran dana untuk mengoperasikan Merpati Airlines, disebutkan tidak sepenuhnya berupa dana segar seutuhnya. Selain itu juga tidak akan turun sekaligus.

Namun, akan turun bertahap sesuai kebutuhan operasional dalam jangka dua tahun.  Dengan adanya dana tersebut, Merpati Airlines setidaknya bisa kembali memiliki pesawat dan mulai mengurus izin rute terbang dan investasi operasional lainnya.

"Memang, titik krusialnya, yang di putusan pengadilan terkait kasus utang kami yang akan diputuskan pada Rabu 14 November nanti. Ya, tentu saja kami berharap, Merpati diberi kesempatan untuk beroperasi lagi. Jika demikian, maka kami akan tancap gas, melaksanakan langkah strategis operasional, yang telah kami siapkan, " ujar Asep.

Namun demikian, Asep menambahkan, keputusan Merpati Airlines terbang kembali itu, akan sangat tergantung dari proses sidang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang dijadwalkan pada Rabu, 14 November 2018. (Yas)

 

Merpati Airlines Siap Mengudara

Ilustrasi
Ilustrasi pesawat lepas landas. (dok. unsplash.com/Asnida Riani)

PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) akan benar-benar siap kembali mengudara pada 2019. Sebagai dasarnya, maskapai yang telah sekian lama mati suri tersebut telah mendapatkan investor.

Intra Asia Corpora menjadi investor yang menyatakan siap dengan suntikan dananya. Intra Asia Corpora adalah investor dalam negeri ini terafiliasi dengan Asuransi Intra Asia dan PT Cipendawa yang sempat terdaftar di Bursa dengan kode emiten CPDX.

Presiden Direktur Merpati Nusantara Airlines, Asep Ekanugraha, menyatakan investor tersebut siap menyuntikkan dana hingga Rp 6,4 triliun demi melihat Merpati Airlines kembali mengudara.

"Kami berkeyakinan dan optimis bakal kembali terbang di tahun depan. Semua persiapan, terutama dana operasional, sudah kami dapatkan komitmennya,” kata Asep di Jakarta, Senin 12 November 2018.

Kucuran dana untuk mengoperasikan Merpati, disebutkan tidak sepenuhnya berupa dana segar seutuhnya. Selain itu tidak akan turun sekaligus. Namun, akan turun bertahap sesuai kebutuhan operasional dalam jangka dua tahun. 

Dengan ada dana tersebut, Merpati Airlines setidaknya bisa kembali memiliki pesawat dan mulai mengurus izin rute terbang dan investasi operasional lainnya.

Namun demikian, Asep menambahkan, keputusan Merpati terbang kembali itu, akan sangat tergantung dari proses sidang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang dijadwalkan pada Rabu, 14 November 2018.

"Memang, titik krusialnya, yang di putusan pengadilan terkait kasus utang kami yang akan diputuskan pada Rabu 14 November nanti. Ya, tentu saja kami berharap, Merpati diberi kesempatan untuk beroperasi lagi. Jika demikian, maka kami akan tancap gas, melaksanakan langkah strategis operasional, yang telah kami siapkan, " pungkas Asep.

Seperti diketahui, kewajiban Merpati Airlines yang harus ditanggung dan belum terbayar saat ini mencapai Rp 10 triliun. Asep optimistis dengan kucuran Rp 6,4 triliun ini bisa menjadi modal awal dalam memulai bisnisnya kembali dan secara bertahap melunasi kewajiban tersebut.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya