Wall Street Melompat Sambut Gencatan Senjata AS-China

Wall Street ditutup menguat menyusul gencatan senjata antara Amerika Serikat (AS) dan China.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 04 Des 2018, 05:00 WIB
Diterbitkan 04 Des 2018, 05:00 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup menguat pada Senin (Selasa pagi WIB) menyusul gencatan senjata antara Amerika Serikat (AS) dan China. Perang dagang antara dua negara adidaya ini sangat mempengaruhi pergerakan pasar saham tahun ini.

Dilansir dari Reuters, Selasa (4/12/2018), indeks Dow Jones Industrial Average naik 287,97 poin atau 1,13 persen menjadi 25.826,43, indeks S&P 500 naik 26,05 poin atau 0,94 persen menjadi 2.786,22 dan Nasdaq menambahkan 99,26 poin atau 1,35 persen menjadi 7.429,79.

Investor menyambut keputusan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping yang menunda pemberlakuan tambahan tarif dan kembali berunding dalam waktu 90 hari. Gencatan senjata ini diputuskan setelah Donald Trump bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dalam rangkaian pertemuan G20 di Buenos Aires, Argentina.

Pihak Gedung Putih menyatakan Presiden Donald Trump tidak akan meningkatkan tarif senilai US$ 200 miliar dari barang-barang China atau menjadi 25 persen seperti yang diumumkan sebelumnya.

Dalam kesepakatan itu, China setuju untuk membeli sejumlah produk pertanian, energi, industri dan barang lainnya. Lalu, kedua negara akan melakukan pembicaraan untuk mengatasi masalah seperti transfer teknologi, kekayaan teknologi, hambatan non tarif, pencurian cyber, dan pertanian.

"Hari ini sebagian besar investor merayakan fakta bahwa AS dan China telah menunda apa yang bisa menjadi beberapa skenario terburuk mengenai hubungan perdagangan mereka," kata Michael Arone, Kepala Strategi Investasi di State Street Global Advisors.

Namun, Arone mencatat masih ada beberapa masalah yang sangat sulit yang perlu diselesaikan antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.

Pada pekan lalu, S & P 500 naik 4,8 persen karena investor menafsirkan komentar dari Bank Sentral As atau the Fed sebagai sinyal bahwa kenaikan suku bunga AS mungkin kurang agresif daripada yang ditakuti.

Pada hari Senin, sektor teknologi, di antara kelompok-kelompok yang dianggap sensitif terhadap ketegangan perdagangan, naik 1,7 persen. Saham Apple, baru-baru ini dilanda kekhawatiran atas kemungkinan tarif di iPhone, naik 2,3 persen.

Saham Boeing dan Caterpillar masing-masing naik 3,5 persen dan 2,3 persen. Sektor industri naik 1,2 persen. Sementara saham energi naik 2,0 persen karena harga minyak bangkit kembali usai melemah baru-baru ini.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya