Survei BI: Keyakinan Konsumen RI Meningkat pada November 2018

Hasil survei konsumen Bank Indonesia (BI) menunjukkan optimisme konsumen menguat pada November 2018 dari bulan sebelumnya.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Des 2018, 19:50 WIB
Diterbitkan 06 Des 2018, 19:50 WIB
Ilustrasi Bank Indonesia (2)
Ilustrasi Bank Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Hasil survei konsumen Bank Indonesia (BI) menunjukkan optimisme konsumen menguat pada November 2018 dari bulan sebelumnya.

Hal ini ditunjukkan dari indeks keyakinan konsumen (IKK) November 2018 sebesar 122,7 meningkat dari 119,2 pada bulan sebelumnya.

Mengutip laman Bank Indonesia (BI), Kamis (6/12/2018), peningkatan keyakinan konsumen ditopang perbaikan persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan.

Persepsi konsumen yang membaik itu dipengaruhi oleh persepsi terhadap perbaikan ketersediaan lapangan kerja dan penghasilan yang diterima.

Meningkatnya optimisme konsumen didorong indeks kondisi ekonomi saat ini (IKE) yang naik 2,9 poin dari bulan sebelumnya menjadi 109,1. Selain itu, indeks ekspektasi kondisi ekonomi meningkat 4,2 poin menjadi 136,4.

Berdasarkan kategori responden, meningkatnya IKK pada November 2018 terjadi pada seluruh kelompok pengeluaran responden terutama pada responden dengan pengeluaran Rp 3,1 juta-Rp 4 juta per bulan.

Sementara dari usia, IKK meningkat pada hampir seluruh kategori usia responden, terutama pada responden berusia di atas 60 tahun. Secara spasial, kenaikan IKK terjadi di 12 kota pelaksana survei yaitu tertinggi di Banten diikuti Pontianak.

Konsumen memperkirakan perbaikan ketersediaan lapangan kerja dan penghasilan itu akan terus berlanjut sehingga mendukung penguatan harapan terhadap kondisi ekonomi ke depan.

Hasil survei juga menunjukkan tekanan kenaikan harga pada tiga bulan mendatang yaitu Februari 2019 diperkirakan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.

Persepsi terhadap perkembangan harga ke depan ini ditunjang oleh keyakinan terhadap meningkatnya ketersediaan barang dan jasa, serta kelancaran distribusi barang.

Hal ini tercermin dari indeks ekspektasi harga tiga bulan yang akan datang sebesar 174,1 lebih rendah dari 176,4 pada survei bulan sebelumnya.

"Konsumen memperkirakan tekanan kenaikan harga kembali meningkat pada 6 bulan mendatang (Mei 2019)," seperti dikutip dari laman BI.

Hal itu terindikasi dari indeks ekspektasi harga pada enam bulan mendatang yang meningkat dari 170,4 pada survei bulan lalu menjadi 175,1. Perkiraan ini dipengaruhi oleh persepsi terhadap peningkatan permintaan barang dan jasa pada periode Ramadan.

 

Survei BI: Kegiatan Usaha Tumbuh Positif pada Kuartal III 2018

Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Gratis, Ini Syaratnya
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha pada kuartal III 2018 tumbuh positif. Namun, tidak setinggi pertumbuhan periode kuartal sebelumnya.

Hal tersebut tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha pada kuartal III 2018 sebesar 14,23 persen, lebih rendah dari 20,89 persen pada kuartal II 2018.

Peningkatan kegiatan usaha terutama pada sektor industri pengolahan antara lain didorong oleh terjaganya permintaan di pasar domestik.

Perbaikan sektor industri pengolahan juga tercermin pada prompt manufacturing index (PMI)-SKDU yang berada pada fase ekspansi pada kuartal III 2018 dengan indeks 52,02 persen.

Berdasarkan sektor lapangan usaha, sektor industri pengolahan mampu mencatatkan peningkatan usaha tertinggi (SBT 3,85 persen).

Selain itu, peningkatan kegiatan usaha paling tinggi selanjutnya terjadi pada sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan (SBT 3,04 persen), dan perdagangan, hotel dan restoran (SBT 2,32 persen).

Sejalan dengan perkembangan kegiatan usaha, rata-rata kapasitas produksi terpakai pada kuartal III 2018 sebesar 75,33 persen, lebih rendah dibandingkan 78,40 persen pada kuartal sebelumnya.

 Berdasarkan sektor ekonomi, kapasitas produksi terpakai paling tinggi terjadi pada sektor listrik, gas dan air bersih, yaitu rata-rata sebesar 82,12 persen. Sementara penggunaan kapasitas produksi paling rendah terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian (rata-rata sebesar 70,25 persen).

Adapun tingkat penggunaan tenaga kerja pada kuartal III 2018 terindikasi tumbuh positif (SBT 3,44 persen), meski tidak setinggi kuartal II 2018 (SBT 4,73 persen). Demikian pula rata-rata kapasitas produksi terpakai pada kuartal III 2018 yang sebesar 75,33 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan 78,40 persen pada kuartal sebelumnya.

Dari sisi keuangan, kondisi likuiditas dan rentabilitas dunia usaha pada kuartal III 2018 tetap baik, dengan akses terhadap kredit perbankan yang relatif mudah.

Ke depan, ekspansi kegiatan usaha diperkirakan terus berlanjut. Hal ini terindikasi dari SBT perkiraan kegiatan usaha kuartal IV 2018 sebesar 8,26 persen. Sesuai pola historisnya, peningkatan kegiatan usaha pada kuartal IV 2018 itu diperkirakan tidak setinggi kuartal sebelumnya (SBT 14,23 persen).

Berdasarkan sektor ekonomi, peningkatan kegiatan usaha pada kuartal IV 2018 diperkirakan terjadi pada sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan serta sektor pengangkutan dan komunikasi.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya