Resmi, lndonesia-EFTA Teken Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehesif

Indonesia resmi menjalin hubungan bilateral dengan empat negara yang tergabung dalam European Free Trade Association (EFTA).

oleh Merdeka.com diperbarui 16 Des 2018, 18:35 WIB
Diterbitkan 16 Des 2018, 18:35 WIB
Perjanjian Indonesia dan EFTA
Perjanjian Indonesia dan EFTA. Dok: Dwi Aditya Putra/Merdeka.com

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia secara resmi telah menjalin hubungan bilateral dengan empat negara yang tergabung dalam European Free Trade Association (EFTA), yaitu Swiss, Liechtenstein, Islandia, dan Norwegia. Ini dilakukan setelah Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita menandatangani perjanjian kerjasama lndonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (lE-CEPA).

Menteri Enggar menyatakan, perundingan IE-CEPA berlangsung selama hampir delapan tahun sebelum akhirnya dinyatakan selesai secara substantif oleh para juru runding dalam pertemuan di Bali pada 29 Oktober - 1 November 2018. Setelah itu, baru dideklarasikan final oleh para Menteri pada 23 November 2018 lalu di Jenewa, Swiss.

"Perjanjian menguntungkan ini sudah berjalan 8 tahun. Jadi dengan kita keempat negara, mereka mempunyai Produk Domestik Bruto (PDB) yang tinggi (sehingga) kita bisa lakukan tanda tangan kerjasama ini. Indonesia dan EFTA ini akan membawa ekonomi Indonesia lebih kuat, berdaya saing, dan menarik bagi investor dari negara-negara maju anggota EFTA," jelas Menteri Enggar di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Minggu (16/12).

Menteri Enggar mengungkapkan, penandatanganan perjanjian ini berlangsung di tengah melemahnya perdagangan dunia dan berlanjutnya ketidakpastian perdagangan antarnegara di tahun 2019 dan tahun-tahun selanjutnya. Di tengah situasi ini, kelima negara penandatangan perjanjian memberikan sinyal positif kepada dunia bahwa hubungan ekonomi yang bersahabat melalui sebuah perjanjian preferensi tetap merupakan pilihan terbaik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Adapun perjanjian IE-CEPA mencakup isu-isu perdagangan barang, perdagangan jasa, investasi, hak kekayaan intelektual, pembangunan berkelanjutan, ketentuan asal dan bea cukai, fasilitasi perdagangan, pengamanan perdagangan, persaingan usaha, legal, serta kerja sama dan pengembangan kapasitas.

”Cakupan perjanjian ini yang demikian komprehensif menunjukkan bahwa kelima negara memiliki tekad bersama untuk mengangkat hubungan ekonomi ini ke jenjang yang lebih tinggi. lni tentunya akan ikut mendorong proses modernisasi perekonomian Indonesia, mengingat negara-negara EFTA memiliki keunggulan tersendiri di bidang teknologi, energi, pendidikan, transportasi, keuangan, kimia, perikanan dan lainnya, dan dengan didukung oleh kerja sama ekonomi dan pengembangan kapasitas kita harapkan akan terjadi alih-teknologi secara alamiah,” jelasnya.

 

Peningkatan Akses Pasar

Unik, Kota Kecil di Norwegia Larang Penduduknya Meninggal dan Dikubur
(Foto: TimHill/Pixabay) Ilustrasi cahaya utara.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Swiss, Federal Councillor Ammann, menyatakan bahwa perjanjian dengan Indonesia ini sangat ditunggu pelaku usaha dari EFTA yang ingin mengembangkan bisnisnya dengan Indonesia sebagai regional hub di kawasan ASEAN. Sejatinya, hubungan perdagangan bilateral antara Indonesia dan EFTA masih jauh dari potensi sesungguhnya, karena baru mencatatkan total nilai USD 2,4 miliar pada 2017.

Pada perdagangan barang, Indonesia akan memperoleh peningkatan akses pasar ke EFTA, antara lain untuk Droduk-produk perikanan, industri (tekstil, furnitur, sepeda, elektronik, dan ban mobil), pertanian (di antaranya kopi dan kelapa sawit). Dengan lE-CEPA, maka akses tenaga kerja Indonesia (intra corporate trainee, trainee, contract service supplier, independent professional, serta young professionals) ke negara-negara EFTA juga akan semakin terbuka.

Indonesia dan EFTA juga menyepakati kerja sama dan pengembangan kapasitas di bidang promosi ekspor, pariwisata, UMKM, HKI, kakao dan kelapa sawit, pendidikan vokasional, industri maritim, dan perikanan.

Di sisi lain, EFTA akan memperoleh peningkatan akses pasar ke Indonesia untuk produk emas, obat-obatan, tekstil, kimia, jam, makarel, mesin, jus, tanker, dan parfum. Komitmen lain yang juga terangkum dalam IECEPA adalah fasilitasi perdagangan. Melalui komitmen ini, peraturan perdagangan maupun prosedur kepabeanan akan menjadi lebih sederhana dan lebih transparan.

Selain itu, melalui IE-CEPA, Indonesia juga menawarkan investasi untuk sektor-sektor yang menjadi unggulan EFTA, di antaranya perikanan, pertanian, manufaktur (produk makanan, tekstil, kimia, farmasi), dan energi. lE-CEPA juga diharapkan dapat menciptakan iklim usaha yang terbuka, stabil, dan dapat diprediksi bagi para investor.

Reporter: Dwi Aditya Putra 

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya