Liputan6.com, Washington D.C. - Band legendaris Metallica mengirimkan donasi senilai USD 1 juta atau setara Rp 14,5 miliar kepada 10 kampus di Amerika Serikat. (USD 1 = Rp 14.580). Sumbangan itu bertujuan meningkatkan program karier dan sertifikat pendidikan teknik di community college (kampus yang menawarkan diploma).
Dilaporkan Forbes, band itu memberikan sumbangan lewat yayasan bernama All Within My Hands (seperti lagu mereka di album St. Anger). Yayasan itu baru berdiri pada Februari lalu dan salah satu tujuannya memperkuat bidang pendidikan dengan program Metallica Scholars Initiative.
Advertisement
Baca Juga
"10 kampus di seluruh penjuru negeri akan mendapatkan USD 100 ribu (Rp 1,4 miliar) untuk mendukung pelatihan lebih dari 1.000 murid untuk memasuki tenaga kerja Amerika. Para mahasiswa ini akan menjadi kelompok pertama dari Metallica Scholars," tulis pernyataanAmerican Association of Community Colleges (AACC).
Yayasan Metallica bermitra dengan AACC yang mewakili 1.103 community college. Metallica ingin memberikan pengaruh perihal pentingnya pendidikan karier dan teknik.
"Tujuan dari Metallica Scholars Initiative adalah untuk meningkatkan peluang karier untuk murid community college di lapangan pekerjaan," ucap Dr. Edward Hank, eksekutif direktur yayasan All Within My Hands.
Mereka yang ingin mendapatkan beasiswa ini perlu melalui proses pelamaran yang selektif. Program ini diarahkan untuk menyediakan pelatihan skill bagi mahasiswa untuk pekerjaan yang relevan, serta dalam rangka membantu kota-kota yang mendukung Metallica selama turnya.
Cegah Mahasiswa Miskin Ditolak Kuliah, Miliarder Beri Beasiswa Rp 26,3 T
Mantan wali kota New York sekaligus miliarder Michael Bloomberg bersiap menyumbangkan uang beasiswa senilai USD 1,8 miliar kepada Universitas Johns Hopkins di Baltimore, Maryland. Sumbangan tersebut didaulat sebagai yang terbesar di dunia pendidikan sepanjang sejarah Amerika Serikat (AS).
Dirangkum dari Baltimore Sun, hibah bersejarah itu akan dipakai untuk beasiswa kelas menengah dan bawah, sehingga universitas bisa menerima murid tanpa memandang status finansial mereka (need-blind admission). Para mahasiswa pun tidak perlu lagi repot mencari pinjaman uang untuk bayar kuliah.
Presiden Universitas Johns Hopkins Ronald J. Daniels menyamakan donasi sang miliarder dengan donasi yang dilakukan tokoh bersejarah Johns Hopkins untuk membangun universitas itu.
Atau sumbangan Gubernur California Leland Stanford dalam membangun Universitas Stanford, serta sumbangan John D. Rockefeller ke Universitas Chicago.
"Ini adalah level yang berbeda -- sungguh transformatif. Ini adalah momen agar Hopkins diperkuat untuk membawa populasi mahasiswa ke Baltimore yang betul-betul mencerminkan jati diri negara ini," ujarnya.
Bloomberg sendiri merupakan alumnus universitas tersebut dan mendapat gelar sarjana teknik elektro pada 1964.
Donasi ini dibuat setelah 1,5 tahun berdiskusi dengan pihak universitas, dan karena keinginannya agar negaranya bisa menghargai orang berdasarkan kualitas kinerja mereka, bukan karena uang.
"Menolak murid masuk ke kampus atas dasar kemampuan mereka dalam membayar adalah mencederai peluang setara (equal opportunity). Itu menghasilkan kemiskinan intergenerasi. Dan itu mencederai jantung impian Amerika: yakni iden bahwa setiap orang, dari setiap masyarakat, memiliki kesempatan untuk bangkit berdasarkan jasa mereka," tulis Bloomberg dalam op-ed di The New York Times.
Selama hidupnya, sang miliarder telah menyumbang lebih dari USD 6,4 miliar. Dia juga aktif dalam donasi politik, serta dikabarkan akan mencalonkan diri sebagai presiden AS pada 2020 mendatang.
Advertisement