Liputan6.com, Sukabumi - Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK) menyebutkan selama ini pekerja migran Indonesia selalu identik dengan profesi pembantu rumah tangga. Padahal, banyak pekerjaan lain di luar negeri yang bisa dijalani oleh para pekerja migran tersebut.
Untuk itu, JK meminta para calon pekerja migran untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan sebelum berangkat ke negara penempatan sehingga dapat memperoleh pendapatan jauh lebih tinggi.
"Yang paling penting siap keterampilan. karena tanpa keterampilan tentu akan sulit bekerja. Dan setiap keterampilan tentu mendapat penghargaan yang berbeda," kata JK di hadapan 6000 mantan dan calon pekerja migran dalam acara peringatan hari migran, di Cikembar, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (18/12/2018).
Advertisement
Baca Juga
Oleh sebab itu, JK menyatakan pemerintah akan berusaha meningkatkan keterampilan para calon pekerja imigran.
"Pekerja imigran kita masih selalu bekerja di rumah tangga atau menjadi buruh kasar di daerah negeri-negeri yang jauh. Sekarang ini pemerintah merencanakan untuk meningkatkan kualitas pekerja migran kita , bukan hanya untuk bekerja di rumah tangga atau bekerja di buruh kasar tapi bekerja dengan kemampuan yang lebih baik sehingga mendapatkan  pendapatan yang lebih baik," ujar dia.
Untuk itu, JK menyatakan tidak perlu ragu jika ingin bekerja di luar negeri. Namun, harus terlebih dahulu membekali diri dengan keterampilan mumpuni.
Apalagi, lanjutnya, saat ini sudah banyak Balai Latihan Kerja (BLK) yang memberikan edukasi terhadap calon pekerja migran.
"Jangan ragu - ragu apabila ingin ke luar negeri. Berlatih dulu di BLK yang tersedia atau di tempat - tempat lainnya yang tersedia di politeknik dan sebagainya. Sehingga bekerja luar negeri tidak lagi pekerja Indonesia identik dengan pekerja rumah tangga, tapi juga identik dengan kemampuan skill yang baik semuanya," ujar dia.
Â
Â
 Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Â
Pendidikan Penting bagi Pekerja Migran
JK mengungkapkan, saat ini pemerintah telah menutup jalan pekerja imigran yang low skill atau berketerampilan rendah di beberapa negara yang memiliki banyak risiko.
"Indonesia telah menjaga kemungkinan itu dan itulah maka di samping mendorong biar punya kemampuan yang baik, juga moratorium atau melarang pekerja - pekerja yang kurang skillnya bekerja di beberapa negara tertentu karena itu bisa merusak hubungan kita dengan negara tersebut. Di saat itu juga risiko - risiko yang mungkin timbul. Dan itulah maka pada masa datang dan sekarang, pendidikan penting," ujarnya.
Selain itu, bekerja dengan keterampilan di luar negeri kelak akan menjadi sebuah pengalaman berharga yang dapat ditularkan kepada warga Indonesia lainnya.Â
"Di samping mendapat pendapatan, apabila bekerja dengan kemampuan skill yang bekerja di teknologi dengan baik tentu dapat dipakai lagi kemampuan itu apabila bekerja di luar negeri kemudian. Itu harapan kita semua. Yang berniat bekerja atau yang telah kembali dapat memberikan pengalamannya kepada yang lain," ujar dia.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement