Jelang Akhir Pekan, Harga Ayam Naik Tipis

Saat ini harga daging ayam mencapai Rp 35 ribu per ekor untuk ayam berukurang sedang.

oleh Ayu Lestari Wahyu Puranidhi diperbarui 18 Jan 2019, 13:31 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2019, 13:31 WIB
Inflasi
Pembeli membeli daging ayam di pasar, Jakarta, Jumat (6/10). Dari data BPS inflasi pada September 2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan karena sebelumnya di Agustus 2017 deflasi 0,07 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Harga daging ayam cenderung naik di pasar Pondok Gede, Bekasi jelang akhir pekan ini. Sedangkan harga telur masih stabil.

Saat ini harga daging ayam mencapai Rp 35 ribu per ekor untuk ayam berukurang sedang, dan Rp 45 ribu per ekor untuk ayam yang berukuran besar. Sebelumnya, harga ayam ada di kisaran Rp 33 ribu per ekor untuk ukuran sedang dan Rp 44 ribu per ekor untuk ukuran besar. 

Kenaikan harga juga terjadi pada ayam hidup yaitu Rp 22 ribu per ekor, dari sebelumnya Rp 20 ribu per ekor.

"Sudah 3 hari harga ayam naik, ya biasa mau libur jadi naik" ujar Pak Tardi kepada Liputan6.com di Pasar Pondok Gede, Bekasi, Jumat (18/1/2019).

Hal yang sama juga diungkapkan pedagang daging ayam lainnya, seperti pada gerai ayam Bu Min.

Saat ini harga daging ayam di gerai Ibu Min mencapai 35 ribu per kilogram (kg) dari yang sebelumnya seharga Rp 32 ribu per kg. Kenaikan ini disebabkan karena harga ayam hidup yang cenderung naik dari Rp 20 ribu per ekor menjadi Rp 22 ribu per ekornya.

Sedangkan harga-harga daging ayam jenis lainnya di gerai Bu Min masih terbilang stabil dan tidak mengalami kenaikan, seperti harga daging ayam jantan dibandrol dengan Rp 35 ribu per ekor, ayam petelur seharga Rp 55 ribu per ekornya.

Meskipun harga daging ayam naik, hal ini tidak mempengaruhi harga telur.

"Harga telur stabil, masih 25 ribu per kg." ujar Ipin. Sejak pergantian tahun baru, harga telur perlahan turun dari harga Rp 27 ribu per kg, menjadi Rp 25 ribu per kg. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kementan Pastikan Harga Telur dan Ayam Kembali Normal

Peternak di Depok Ungkap Penyebab Tingginya Harga Telur Ayam
Pekerja mengumpulkan telur dari peternakan ayam di kawasan Depok, Jawa Barat, Senin (23/7). Tingginya harga telur ayam di pasaran karena tingginya permintaan saat lebaran lalu yang berimbas belum stabilnya produksi telur. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan harga telur dan daging ayam akan kembali normal yang sebelumnya melonjak jelang Natal dan Tahun Baru.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita mengatakan, penurunan ‎harga telur dan daging ayam didorong oleh adanya pasokan jagung sebagai pakan ternak dari Perum Bulog. Harga jagung yang dipasok BUMN tersebut ‎sebesar Rp 4.000 per kg.

‎"Harga telur akan turun, karena masalah jagung sudah terselesaikan di layer. Harga dari Bulog itu Rp 4.000‎. Harga akan kembali normal," ujar dia pada Selasa 8 Januari 2019. 

Dia menuturkan, pasokan jagung dengan harga murah tersebut, tidak ada lagi alasan harga telur dan daging ayam untuk naik. Diharapkan harga kedua komoditas pangan tersebut kembali sesuai dengan harga acuan yang ditetapkan pemerintah.

"Makanya kita intervensi harga pakan bisa masuk sesuai dengan HPP yang ditetapkan. Dengan harga Rp 4.000, tidak ada alasan lagi naiknya harga, karena populasi dan produksi kita sebenarnya surplus," kata dia.

Sementara itu terkait kenaikan harga jelang Natal dan Tahun Baru lalu, Ketut menyatakan sebagai ‎hal yang wajar. Sebab, terjadi lonjakan permintaan.

"Harga naik turun tergantung dari pasar, ada bulan-bulan sepi, ada bulan yang ramai seperti pada Natal Tahun Baru. Tapi telur ini tidak bisa disimpan lebih dari 1 minggu, jadi pasti digelontorkan," ujar dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya