Liputan6.com, Jakarta - Aset kelolaan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) BRI menunjukkan pertumbuhan signifikan sepanjang 2018.
Hingga akhir Desember 2018, DPLK BRI meningkat 25 persen, dari Rp 8,79 triliun menjadi sebesar Rp 10,97 triliun.
Peningkatan tersebut didorong oleh penambahan jumlah peserta DPLK BRI yang tumbuh 47 persen. Hal tersebut terungkap dalam gathering “Brilliant Retirement with DPLK BRI” yang diselenggarakan pada Kamis 24 Januari 2019 di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel.
Advertisement
Acara tersebut merupakan salah satu bentuk apresiasi DPLK BRI terhadap nasabah nasabahnya. Turut hadir dalam acara tersebut sebagai narasumber adalah Financial Planner Prita Hapsari Ghozie.
Baca Juga
Dalam paparannya, ia menyampaikan, perencanaan keuangan dan investasi yang baik adalah kunci dalam masyarakat untuk dapat meraih masa purna tugas yang sejahtera.
Corporate Secretary BRI Bambang Tribaroto mengungkapkan, mayoritas portofolio DPLK BRI ditempatkan pada instrumen pasar uang.
"67,2 persen kami alokasikan ke pasar uang, 27,7 persen pendapatan tetap dan sisanya kami tempatkan di reksa dana saham serta instrumen berbasis syariah," imbuhnya.
Perseroan yakin dengan jaringan dan customer base yang besar akan menjadi sebuah peluang untuk mendorong kinerja DPLK BRI pada 2019.
Selain itu dalam rangka meningkatkan perhatian masyarakat Indonesia atas produk DPLK BRI, dilakukan launching nama baru produk DPLK BRI yang sebelumnya Investasi Rencana Pensiun (IRP) BRI menjadi “BRIFINE”, yang bermakna BRI Future Investment.
"Pergantian ini bertujuan agar produk DPLK BRI lebih mudah diingat dan menjangkau semua kalangan masyarakat serta menjadi top of mind dalam mempersiapkan masa depan yang sejahtera," pungkas Bambang.
BRI Siapkan Dana Rp 1,5 Triliun untuk Beli Asuransi
Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berencana untuk mengembangkan sayap bisnis dengan mengakuisisi perusahaan asuransi kerugian. Untuk menjalankan aksi korporasi tersebut, perseroan menyiapkan dana sebesar Rp 1,5 triliun.
Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan, BRI telah menyiapkan peta jalan untuk melakukan banyak hal pada 2019 ini. Salah satunya, pencaplokan asuransi kerugian untuk menjadi anak usaha.
"Banyak hal yang akan dilakukan. Akuisisi anak perusahaan lagi, kita akan ke asuransi kerugian. Kita akan coba untuk lebih cepat tumbuh dan berkembang," tutur dia di Gedung BRI 1, Jakarta, Kamis 3 Januari 2019.
Oleh karenanya, ia menyebutkan, BRI menyiapkan dana kurang lebih Rp 1,5 triliun untuk memuluskan target tersebut. "Untuk asuransi (kerugian) enggak terlalu besar, barangkali sekitar Rp 1,5 triliun," sambungnya.
Suprajarto menyampaikan, BRI selama ini belum memiliki anak usaha yang bergerak di bidang asuransi kerugian. Adapun langkah ini diambil, ia melanjutkan, untuk melengkapi aspek bisnis yang dikelola perseroan.
"Biar lengkap. Kita sudah punya macam-macam. Sekuritas sudah, life (insurance) sudah, aset kita banyak, aset nasabah banyak," ungkap dia.
Meski begitu, dia masih belum mau mengatakan secara pasti perusahaan asuransi apa yang menjadi incaran BRI. "Kita masih cari. Yang pasti ada satu (target incarannya)," pungkas dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement