Liputan6.com, New York - Harga minyak naik sekitar satu persen dipicu tanda-tanda kuatnya permintaan AS untuk produk distilasi dan pengetatan pasokan minyak mentah global.
Akan tetapi, kenaikan harga minyak dibatasi oleh dolar AS yang meningkat dan kekhawatiran yang berlangsung tentang perlambatan ekonomi global.
Harga minyak berjangka Brent naik 71 sen atau 1,15 persen ke posisi USD 62,69. Pada awal sesi, harga minyak Brent sempat melemah ke posisi USD 61,05.
Advertisement
Baca Juga
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) menguat 35 sen atau 0,65 persen ke posisi USD 54,01 per barel. Harga minyak WTI naik dari posisi rendah USD 52,86.
Data pemerintah AS menunjukkan pasokan minyak domestik naik pada pekan lalu. Pasokan minyak naik 1,3 juta barel hingga akhir 1 Februari 2019. Angka ini lebih rendah dari perkiraan analis 2,2 juta barel.
Persediaan gasoline naik 513 ribu barel. Sementara itu, pasokan distilasi turun dari yang diharapkan 2,3 juta barel.
"Permintaan distilasi meningkat tajam pada pekan lalu meski cuaca ekstrim yang berkontribusi terhadap penurunan persediaan distilasi. Semua laporan ini mendorong peningkatan harga minyak dan produk," ujar Analis Commerzbank, Carsten Fritsch, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (7/2/2019).
Pelaku pasar juga mengantisipasi dan fokus terhadap pengetatan pasokan minyak global usai the Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan sekutunya mulai memangkas produksi yang disepakati pada Januari.
Produsen mulai memangkas 1,2 juta barel per hari sejak bulan lalu untuk antisipasi kelebihan pasokan baru. Berdasarkan survei Reuters menunjukkan OPEC telah mengirimkan hampir tiga perempat dari pemangkasan yang dijanjikannya.
Sanksi AS terhadap perusahaan minyak negara Venezuela juga dapat menaikkan harga meski belum memicu kenaikan tajam. Sanksi tersebut untuk memblokir penyuling AS membayar ke akun PDVSA yang dikendalikan Presiden Venezuela Nicolas Maduro.
Oposisi Venezuela membuka dana AS untuk menerima hasil penjualan minyak, suatu langkah utama untuk mengamankan pendapatan atas upayanya mengusir Maduro. Hal itu seperti disampaikan anggota parlemen oposisi.
Â
Dolar AS Membatasi Kenaikan Harga Minyak
Dolar AS yang menguat juga membatasi kenaikan harga minyak. Dolar AS menguat membuat komoditas berdenominasi AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Meski pun beberapa peralihan di WTI di atas resistensi kami sebelumnya USD 55, pasar terus kembali menyusut di bawah tekanan dolar AS yang menguat pada pekan ini," kata Presiden Ritterbusch and Associates, Jim Ritterbusch.
Selain itu, kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global yang melemah dan perang dagang AS-China juga menjadi sentimen pasar yang diharapkan mereda. Sebelumnya harga minyak turun usai survei menunjukkan ekspansi bisnis zona euro hampir terhenti pada Januari.
Presiden AS Donald Trump menuturkan, pihaknya ada kemungkinan capai kesepakatan dengan China. Para pejabat senior AS dan China mulai pertemuan lagi pada pekan depan.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement