Kementerian ESDM Tunggu Pengajuan Harga Avtur Terbaru dari Pertamina

Formula pengaturan harga BBM jenis avtur mengalami pembaruan melalui kebijakan yang dikeluarkan oleh Menteri ESDM, Igansius Jonan pada 1 Februari 2019 lalu.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Feb 2019, 09:30 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2019, 09:30 WIB
Jasa Pengantar BBM Solusi Jitu Kendaraan Mogok Saat Mudik Lebaran
Avtur Pertamina.(Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian ESDM saat ini tengah menunggu laporan pengajuan harga avtur terbaru dari PT Pertamina (Persero) setelah adanya penyesuaian yang membatasi margin (keuntungan) maksimal 10 persen.

Seperti diketahui, formula pengaturan harga BBM jenis avtur mengalami pembaruan melalui kebijakan yang dikeluarkan Menteri ESDM, Ignasius Jonan pada 1 Februari 2019.

Direktur Hilir Minyak dan Gas Kementerian ESDM, Muhammad Rizwi Jilanisaf Hisjam mengatakan laporan tersebut akan diserahkan Pertamina dalan kurun waktu satu minggu ke depan.

"Harusnya minggu-minggu ini. Iya, harusnya mereka segera laporkan. Saat ini baru SPBU dan SPBN. Saya kira dalam waktu dekat mereka akan serahkan juga ke ESDM untuk avtur, kan SK-nya (Surat Keputusan) sudah keluar," kata Rizwi, di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Minggu (10/2/2019).

Formula baru penentuan harga avtur tertuang dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 17 K/10/MEM/2019 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Avtur yang Disalurkan melalui Depot Pengisian Pesawat Udara yang berlaku setelah penetapan tanggal.

"Kalau belum laporkan juga, kita akan suratin mereka untuk lapor. Iya (minggu-minggu ini)," ujarnya.

Pembatasan margin maksimal 10 persen ke Pertamina adalah untuk merespons harga tiket pesawat yang mahal di awal tahun ini.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Beban Operasional Pesawat

(Foto: Dok Pertamina)
Pertamina prediksi kenaikan penyaluran avtur sekitar empat persen pada musim haji 2018 (Foto:Dok Pertamina)

Menurut Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia atau Indonesia National Air Carriers Association (INACA) avtur menyumbang 40-45 persen beban operasional pesawat terbang.

"Nanti kita cek ulang dari INACA. Kalau dari sisi Pertamina, komposisi saya (avtur) cuma pengaruhi 23 persen dari harga tiket. Tapi kita harus cross check lagi. Dari kami dapat infonya cuma 23 persen. Tugas kita kan mengevaluasi perkembangan harga kita antisipasi. Salah satunya itu adalah iya (pertimbangan INACA). Tapi kalau hasil konfirmasi kami (dari Pertamina), harga tiket pesawat itu komponen bahan bakar itu hanya meliputi 23 persen dari biaya operasional maskapai. Tapi nanti kita cek ulang dari INACA," ujarnya.

Harga avtur di Indonesia masih kompetitif dengan negara lain, yaitu berada di tengah-tengah ke bawah. Sementara Singapura masih menjadi negara yang menjual avtur cukup murah di dunia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya