Liputan6.com, Jakarta - Harga avtur PT Pertamina (Persero) yang dikeluhkan mahal oleh maskapai, sehingga memicu kenaikan harga tiket pesawat.
Direktur Eksekutif RofoMiner Institute, Komaidi Notonegoro mengatakan, berdasarkan data yang dimilikinya, harga avtur yang dijual di dalam negeri sudah kompetitif dengan negara-negara lain. Bahkan jauh lebih murah dibanding beberapa negara.
"Saya kira penilaian tersebut perlu dilihat lebih jauh," kata Komaidi, saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (13/2/2019).
Advertisement
Baca Juga
Komaidi menuturkan, porsi avtur dalam komponen pembentukan harga tiket sekitar 20 persen, sehingga biaya bahan bakar hanya memiliki sedikit peran dalam menentuan harga tiket pesawat.
"Artinya ada 80 persen biaya lain yang semestinya lebih menentukan besaran harga tiket penerbangan," ujar dia.
Bila melihat data Aeroportos, harga bahan bakar pesawat yang berdasarkan the US Energy Information Administration (EIA), harga bahan bakar pesawat di Indonesia terutama di Bandara Soekarno Hatta sekitar USD 2,16, kemudian di Denpasar sekitar USD 2,39 dan Medan sekitar USD 2,43.
Kalau dibandingkan negara di Asia lainnya, harga avtur di Indonesia masih lebih sedikit mahal dibandingkan harga avtur di bandara Malaysia sekitar USD 2,09. Kemudian Singapura sekitar USD 2,04, dan di Hong Kong sekitar USD 2,09. Di kawasan Asia Pasifik, harga avtur berada di kisaran USD 5,25-USD 2,09.
Mengutip data Pertamina aviation, harga avtur di Bandara Soekarno Hatta di kisaran Rp 8.210 per liter. Sementara itu, di bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, harga avtur di kisaran Rp 9.050 per liter. Di bandara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara, harga avtur di kisaran Rp 9.320 per liter. Harga tersebut belum termasuk pajak.
Ada Formula Baru, Pertamina Klaim Jual Avtur di Bawah Patokan
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) akan mengikuti pemerintah dalam menetapkan harga avtur, dengan mengacu pada formula yang telah dibuat. Hal ini untuk menjaga agar harga avtur tetap kompetitif.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, pemerintah telah menerbitkan formula harga berbagai jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) salah satunya adalah avtur. Sehingga dalam menetapkan harga avtur Pertamina mengacu pada formula tersebut.
"Jadi kita mengikuti aturan yang dikeluarkan pemerintah, sama halnya dengan BBM kamarin," kata Nicke, di Jakarta, Selasa 12 Februari 2019.
Menurut Nicke, saat ini pihaknya masih melakukan perhitungan perubahan harga avtur, dengan mengacu pada formula harga yang telah diterbitkan pemerintah.
"Belum tahu, lagi dihiitung simulasikan. Ada formulanya, ditetapkan pemerintah, kita ikutin aturannya," tutur dia.
Direktur Pemasaran Korporat Pertamina Basuki Trikora Putra mengatakan, dalam formula harga avtur ada patokan harga tertinggi, sehingga Pertamina tidak bisa melebihi harga tersebut dalam menetapkan besaran harga avtur.
"Ya kan dikasihnya harga patokan, ya kita ikut aja sama harga patokan," tuturnya.
Dia pun mengklaim, harga avtur Pertamina belum melebihi patokan harga yang ditetapkan dalam formula. Sehingga harga avtur Pertamina tidak bermasalah jika mengacu formula.
"Sepanjang tidak melebihi harga patokannya ya nggak apa-apa lah. Selama ini harga avturnya masih di bawah," tandasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement