Liputan6.com, Jakarta Indonesia menduduki posisi 52 dari 137 negara dalam hal daya saing di bidang infrastruktur. Tahun ini pemerintah menargetkan Indonesia bisa masuk ke posisi 40.
Kepala Subdit Penyiapan Kebijakan Investasi Infrastruktur, Direktorat Bina Investasi Infrastruktur Kementerian PUPR, Putut Marhayudi menilai langkah pemerintah saat ini untuk menggenjot pembangunan infrastruktur sudah tepat.
Pembangunan infrastruktur disebut berada dalam koridor yang tepat, terlihat dari peringkat daya saing Indonesia yang naik cukup signifikan.
Advertisement
Baca Juga
"Every year meningkat terus daya saingnya. Pada 2010 di posisi 82 dari 137 negara, sekarang di 2017 - 2018, kita di posisi 52. Artinya daya saing infrastruktur di Indonesia setiap tahunnya meningkat terus," kata dia dalam sebuah acara diskusi di Kawasan Kebayoran, Jakarta, Kamis (14/2/2019).
Tahun ini dia optimis pemerintah bisa mendongkrak daya saing Indonesia ke posisi 40. "Pemerintah saat ini punya target posisi 40," ujarnya.
Kendati demikian, dia mengatakan, jika melihat dari sisi kualitas infrastruktur di Indonesia masih jauh tertinggal. Baik dari negara ASEAN maupun dari negara berkembang lainnya.
"Tapi tidak bisa dipungkiri juga dari sisi kualitas infrastrukturnya kita masih di bawah rata-rata negara ASEAN dan Brazil, Rusia, Inggris dan China. Kita masih di bawah," ujarnya.
Namun dengan progress yang terus meningkat dipastikan dalam beberapa waktu ke depan infrastruktur di Indonesia akan mampu bersaing dengan negara lainnya.
"Progressnya meningkat terus , dari sisi kualitas memang masih di bawah," tutupnya.
Â
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Jokowi Diminta Jelaskan Manfaat Pembangunan Infrastruktur saat Debat Capres
Ekonom Institute for Development of Economy and Finance (Indef), Enny Sri Hartati memprediksi dalam debat kedua nanti, Paslon petahana atau Calon Presiden (Capres) nomor urut 01, Joko Widodo ( Jokowi) akan membeberkan sejumlah prestasinya. Tak terkecuali dalam pembangunan infrastruktur.
"Pak Jokowi bisa sampaikan berapa jalan tol yang sudah dibangun, berapa bendungan yang sudah dibangun, berapa embung yang sudah dibangun, berapa jalan desa yang sudah diperbaiki. Pasti semua ada datanya," kata dia di Jakarta, Rabu (13/2/2019).
Namun, menurut dia, selain membeberkan secara data, Jokowi harus meyakinkan masyarakat bahwa pembangunan infrastruktur tersebut benar-benar berkualitas alias bermanfaat.
Baca Juga
Penjelasan terkait kualitas pembangun infrastruktur menurut Enny sangat penting, terutama untuk memengaruhi 15 persen pemilih yang masuk dalam kategori swing voters. Sebab pertarungan kedua paslon saat ini adalah memperebutkan suara swing voters.
"Dengan data-data itu mampu tidak meyakinkan. Yang harus diyakinkan bukan yang loyalisnya Pak Jokowi lho. Yang harus diyakinkan adalah 15 persen yang masih swing voter," tegas dia.
Selain itu, kata Enny, penting juga bagi Jokowi untuk memaparkan rencana pembangunan mereka selama 5 tahun jika nanti terpilih. Jadi tidak hanya memaparkan keberhasilan, tapi juga visi dan program konkret terkait persoalan-persoalan yang ada.
"Ada persoalan pangan yang sampai hari ini katakanlah kita masih impor pangan, Pak Jokowi janji tidak impor pangan lagi kan. Nah apa yang akan dilakukan selanjutnya di periode yang akan datang yang benar-benar bisa menjawab bahwa kita tidak lagi mengalami ketergantungan impor pangan pokok dan juga ketergantungan impor energi. Nah itu yang mesti dilakukan," jelas Enny.
Â
Â
Reporter: Wilfridus Setu Umbu
Sumber: Merdeka.com
Advertisement