Alasan Jokowi Bangun Banyak Bendungan

Pemerintah berusaha menjaga keseimbangan harga pangan dengan sejumlah strategi seperti membangun bendungan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 17 Feb 2019, 22:41 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2019, 22:41 WIB
Kementerian PUPR melakukan proses pengisian air atau impounding di Bendungan Logung, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada Selasa, 18 Desember 2018. (Dok Kementerian PUPR)
Kementerian PUPR melakukan proses pengisian air atau impounding di Bendungan Logung, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada Selasa, 18 Desember 2018. (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden (capres) nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) mengakui menjaga keseimbangan harga pangan sulit. Oleh karena itu, pemerintah berusaha menjaga keseimbangan harga pangan dengan sejumlah strategi seperti membangun bendungan.

"Memang paling sulit jaga keseimbangan harga, petani senang, masyarakat senang. Menaikkan harga, naikkan saja HPP kita, harga di pasar akan terus naik, masyarakat akan rasan beban,” ujar Jokowi, Minggu (17/2/2019).

Oleh karena itu, menurut Jokowi, peran pemerintah untuk menjaga kestabilan harga pangan. "Harga stabil, stok ada, dua-duanya dapat untung,” tutur dia.

Jokowi menambahkan, untuk menjaga keseimbangan harga tersebut dengan sejumlah strategi jangka pendek, menengah hingga panjang. Salah satu strategi panjang dengan membangun bendungan. Dengan pembangunan bendungan tersebut dapat mengairi sawah.

"Kita juga memiliki strategi besar supaya rakyat bangun bendungan sebanyak-banyaknya. Kebutuhan air untuk pengairan sawah suplai 11 persen. 49 waduk, suplai 20 persen dari kebutuhan yang ada," tutur dia.

Jokowi mencontohkan, bendungan yang dibangun di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mengairi sawah sehingga meningkatkan produksi. Jokowi menuturkan, pihaknya sudah membangun tujuh bendungan di NTT. "Karena di NTT  tanpa air, tanpa air tidak bisa tanam," kata dia.

 

Prabowo Curiga Mendag Tidak Lapor Impor ke Jokowi

Peluk Hangat Jokowi dan Prabowo Awali Debat Kedua Capres
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto saat hadir dalam debat kedua Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2). Dalam debat kedua ini tidak ada kisi-kisi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto mencurigai Menteri Perdagangan tidak melaporkan perubahan aturan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal tersebut karena adanya impor bahan pangan sehingga membuat petani tertekan.

Prabowo mengatakan, telah terjadi perubahan aturan impor yang dilakukan oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.

Sebelum berubah, ada aturan yang menyatakan tidak ada impor satu bulan menjelang masa panen dan dua bulan setelah masa panen. Namun dengan perubahan ini tidak ada pembatasan sehingga bisa impor kapanpun.

"Mendag tidak melaporkan ke Bapak bahwa telah mengubah Keputusan Menteri soal impor ini," kata dia saat Debat Capres kedua yang berlangsung di Hotel Sultan, Minggu 17 Februari 2019.

Dengan adanya aturan impor tersebut membuat para petani tertekan. Alasannya, impor membuat harga pangan produksi petani jatuh karena pasokan melimpah.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya