BPS: Februari 2019 Tercatat Deflasi 0,08 Persen

Deflasi di Februari pernah terjadi pada 2016 lalu. Deflasinya bahkan lebih tingginya yaitu sebesar 0,09 persen.

oleh Septian Deny diperbarui 01 Mar 2019, 09:17 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2019, 09:17 WIB
20151103-Ilustrasi Deflasi-iStockphoto
Ilustrasi Deflasi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia mengalami deflasi 0,08 persen pada Februari 2019. Ini berbeda dibandingkan Februari 2018 yang mengalami inflasi sebesar 0,17 persen (yoy) dan Januari 2019 sebesar 0,32 persen (mtm).

"Pada Februari 2019, terjadi deflasi sebesar 0,08 persen. Untuk tahun kalender sebesar 0,24 persen, sedangkan tahun ke tahun terjadi inflasi 2,57 persen," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti di Jakarta, Jumat (1/3/2019).

Menurut dia, [deflasi ]( 3884896 "")di Februari pernah terjadi pada 2016 lalu. Deflasinya bahkan lebih tingginya yaitu sebesar 0,09 persen.

"Pernah deflasi lebih tinggi dari ini, yaitu di ‎Februari 2016 yang mengalami deflasi 0,09 persen," kata dia.

Yunita menjelaskan, dari 82 kota cakupan perhitungan indeks harga konsumen (IHK), sebanyak 69 kota mengalami deflasi. Sedangkan 13 kota mengalami inflasi.

Deflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 2,11 persen dan terendah Serang sebesar 0,02 persen. Sedangkan inflasi tertinggi yaitu di Tual sebesar 2,98 persen dan terendah di Kendari sebesar 0,03 persen.

"Deflasi di Merauke ‎lebih disebabkan oleh penurunan harga sayuran, cabai, itu mengalami penurunan harga‎. Inflasi tertinggi di Tual disebabkan karena sayuran khususnya bayam dan ikan segar," tandas dia.

Prediksi Sebelumnya

Inflasi
Ilustrasi deflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ekonom prediksi akan terjadi deflasi pada Februari 2019. Hal ini seiring harga komoditas dan bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi yang turun.

"Month to month akan terjadi deflasi 0,05 persen pada Februari 2019," ujar Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede, saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (1/3/2019).

Ia menuturkan, ada sejumlah faktor mendorong deflasi pada Februari 2019. Pertama, harga komoditas cenderung melemah. Kedua, ada penyesuaian harga BBM nonsubsidi. “Ketiga tarif listrik 900 mw juga turun,” kata Josua.

Keempat, menurut Josua, harga pangan antara lain daging ayam dan telur juga menurun. Sejumlah faktor itu dinilai menjadi penyumbang deflasi Februari.

Dengan demikian, Josua prediksi, inflasi tahun ke tahun atau year on year sebesar 2,6 persen. Pada Januari 2019, inflasi mencapai 0,32 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun sebesar 2,82 persen.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya