Menpar Arief Angkat Bicara soal Tarif Tiket Pesawat yang Masih Mahal

Peringatan yang diberikan kepada pihak maskapai untuk menurunkan harga tiket pesawarnya dinilai sudah cukup, meski pada kenyataannya tiket masih tetap mahal.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Mar 2019, 13:42 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2019, 13:42 WIB
Ilustrasi tiket pesawat
Ilustrasi tiket pesawat (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya angkat suara perihal dampak mahalnya tiket pesawat terhadap industri pariwisata Indonesia.

Peringatan yang diberikan kepada pihak maskapai untuk menurunkan harga tiket pesawatnya dinilai sudah cukup, meski pada kenyataannya tiket masih tetap mahal.

"Sudah cukup menurut saya peringatan. Bahkan, Pak Presiden sendiri ketika rakernas, Beliau inginkan tiket harus diturunkan. Salah satunya dengan penurunan harga avtur dan sudah dilakukan oleh Pertamina. Namun ternyata harga tiketnya belum turun juga," kata dia dalam konferensi pers di Menara BCA, Jakarta, Senin (4/3/2019).

Dia menjelaskan, ketika harga naik, permintaan otomatis akan menurun. Akibatnya, industri pariwisata dan perhotelan ikut terdampak dengan sepinya wisatawan yang bepergian.

"Kalau kamu naikkan price, demand turun. Kalau tidak begitu orang seenaknya naikkan price. Sekarang kalau pricing naik 100 persen apa yang terjadi? itulah yang terjadi, industrinya goncang," tegas dia.

Dia menceritakan beberapa hari lalu membeli tiket pesawat ke Padang, Sumatera Barat dengan harga yang masih cukup tinggi. Padahal, harganya sudah diturunkan 20 persen dari kenaikkan semula.

"Kemarin dari Padang naik 210 persen, ketika ada diskon 20 persen angkanya masih tinggi. Ketika kami hitung pakai kalkutaor angkanya masih 168 persen," ujarnya.

Dia menyatakan, menaikkan harga tiket pesawat merupakan hak maskapai. Namun, kenaikan harus sesuai aturan agar masyarakat selaku pengguna jasa tidak kaget dengan tarif baru tersebut.

"Saya setuju usulan Pak Menhub (Budi Karya Sumadi) kalau naik jangan mendadak dan besar. Mendadak boleh, tapi kecil (kenaikannya). Naik besar boleh, tapi bertahap. Atau memang ingin mengguncang industri ini karena naiknya lebih dari 100 persen? Karena teoritically demand-nya akan hilang 100 persen," ujarnya.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Semua Pihak Rugi

Menteri Pariwisata Arief Yahya
Menpar Arief Yahya di acara Rakornas Pariwisata ke-1 2019. foto: istimewa

Dengan mahalnya tiket pesawat, Menpar Arief menyebut semua pihak menderita kerugian. Dia pun berharap kenaikkan tarif pesawat dapat dilakukan secara bertahap agar masyarakat dapat menyesuaikan dengan harga baru.

"Kalau mau lihat kenyataannya, enggak ada yang enggak dirugikan. Airline rugi, Angkasa Pura penurunan pengunjung bandara, hotel rugi, petani rugi. Airline kalau harus naik tarif lakukan secara bertahap, kalau enggak mendadak. Kalau mendadak jangan terlalu besar. Ada new normal yang bisa di-accept. Ini new normal yang tidak di-accept dengan guncangan sekarang ini," dia menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya