Investor Syariah Indonesia Terbanyak di Jawa

Investor syariah terbanyak ada di Jawa sebanyak 60 persen, yang dipimpin Jawa Timur.

oleh Ayu Lestari Wahyu Puranidhi diperbarui 18 Mar 2019, 20:00 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2019, 20:00 WIB
Ciptakan Investor Pasar Modal Berkualitas Lewat Kompetisi Saham
Direktur Mandiri Sekuritas Lisana Irianiwati saat melihat peserta kompetisi Trading Challenge 2017 di bursa efek indonesia, Jakarta, Kamis (7/12). Kompetisi ini diikuti oleh 120 pesera se-Jabodetabek. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Mungkin akan banyak yang berpikir jika meningkatnya jumlah investor syariah di Indonesia terjadi berkat meningkatnya jumlah investor syariah yang berasal dari provinsi-provinsi di Indonesia seperti Aceh, tapi ternyata hal ini salah.

"Indonesia itu sedikit unik, pasti banyak yang mikir kalau Aceh investor syariah terbanyak, itu salah," ujar Irwan Abdalloh, Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/3/2019).

Nyatanya, investor syariah terbanyak ada di Jawa sebanyak 60 persen atau mencapai 26.681 SID (single investor identification). Jawa Timur yang memimpin di Jawa, dan mengalahkan Jawa Barat dengan jumlah investor mencapai 5.792 SID atau 22 persen. 

Jawa Barat menempati urutan kedua dengan jumlah investor syariah mencapai 5.588 SID atau 21 persen. Sementara posisi ketiga diduduki oleh DKI Jakarta sebanyak 5.444 investor syariah atau 20 persen.

"Kita sedang berusaha membuat Jawa Barat mengalahkan Jawa Timur," ia menambahkan.

Sementara itu pulau kedua dengan jumlah investor syariah terbanyak yaitu di Sumatera dengan jumlah investor mencapai 19 persen atau 8.467 SID. Sumatera Barat yang memimpin jumlah investor syariah terbanyak di pulau ini mencapai 19 persen atau 1.632 SID.

Posisi kedua dan ketiga diduduki oleh Jambi mencapai 1.420 SID atau 17 persen, dan Bengkulu mencapai 12 persen atau 1.296 SID.

Sementara Aceh berada di peringkat lima di pulau ini dengan jumlah investor syariah mencapai 734 SID atau hanya 9 persen dari jumlah investor yang ada di pulau Sumatera ini.

Jumlah investor syariah terkecil berada di Nusa Tenggara dengan jumlah investornya hanya 1 persen dari jumlah investor syariah keseluruhan di Indonesia mencapai 356 SID.

NTB menjadi provinsi dengan jumlah investor syariah terbanyak di pulau ini mencapai 186 SID atau 52 persen. Sementara Bali ada di posisi kedua dengan jumlah investor mencapai 19 persen atau 66 SID.

"Meskipun pulau ini kaya, tapi cost yang dikeluarkan untuk menjemput investor sangat tinggi,” pungkasnya.

 

Potensi Pasar Modal Syariah Indonesia Terbesar di Dunia

20151117-Pasar-Modal-Jakarta-AY
Peserta memantau monitor bursa saham pasar modal di Bursa Efek Jakarta, Selasa (17/11). Hal ini sejalan dengan salah satu inisiatif pemerintah melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni menambah jumlah investor pasar modal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menegaskan bahwa pasar modal syariah Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Menurut data World Bank, total penduduk Indonesia berjumlah 264 juta orang. Angka ini lebih besar dari jumlah penduduk di 8 negara yang memiliki aset kuangan syariah terbesar di dunia.

Dari 264 juta orang, 87 persen penduduknya merupakan muslim dan 64 persennya merupakan kelompok produktif. Hal ini lah yang membuat potensi pasar modal syariah di Indonesia begitu besar.

Ini dapat dibuktikan dari aset keuangan syariah Indonesia di pasar global berada di peringkat ke 7 mencapai USD 81 miliar pada 2017, mengalahkan Turki yang mencapai USD 49,5 miliar.

"Indonesia peringkat ke 7 aset keuangan syariah di dunia 2017. Karna masih kecil maka ruang tumbuhnya begitu besar," tutur Iwan Abdalloh, Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia, Senin 18 Maret 2019.

Adapun negara lain yang memiliki aset keuangan syariah tertinggi didunia pada 2017, Iran menduduki peringkat pertama dengan jumlah aset mencapai USD 545 miliar. Sedangkan posisi kedua ditempati oleh Saudi Arabia mencapai USD 472 miliar.

Sementara Malaysia menduduki peringkat ke tiga dengan jumlah aset USD 405 miliar. Posisi ke empat oleh Uni Emirat Arab mencapai USD 203 miliar. Dan posisi selanjutnya yaitu, Kuwait dengan USD 120 miliar, dan Bahrain mencapai USD 99 miliar.

Irwan menambahakan tingginya potensi pasar modal syariah di Indonesia juga didukung oleh milesstones lainnya. “Milestones ini udah ada dari lama kok, sudah ada sejak 1997,” ujarnya.

Adapun milestones yang menunjang pasar modal syariah yaitu, Reksa Dana Syariah yang ada sejak 1997, Indeks Saham Syariah sejak 2000, Sukuk pada 2002, Regulasi Pasar Modal Syariah sejak 2006, dan terakhir yaitu ETF Syariah yang ada sejak 2013.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya