Liputan6.com, Jakarta - Pemilihan umum (pemilu) tahun ini menjadi spesial bagi Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar. Setelah sekian lama menunaikan hak sebagai warga negara Indonesia di Amerika Serikat, baru di tahun 2019 ini Arcandra dan keluarga kembali memilih presiden-wakil presiden di Tanah Air.
"Alhamdulillah, saya dan istri ikut berpartisipasi dalam pesta demokrasi lima tahunan ini. Semoga prosesnya berlangsung lancar dan hasilnya akan menjadikan Indonesia semakin baik," ujar Arcandra usai mencoblos di TPS 007 di Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (17/4/2019).
Advertisement
Baca Juga
"Pemilu adalah cerminan tanggung jawab kita untuk memajukan negara yang kita cintai ini dengan memilih wakil-wakil terbaik," ujar Arcandra didampingi Fauline.
Pria kelahiran Padang, Sumatera Barat, ini juga mengapresiasi tingginya partisipasi masyarakat untuk mengikuti pemilu. Berbeda dengan di AS, aktivitas masyarakat Indonesia dalam menyambut dan mengikuti pemilu menjadikan pesta demokrasi ini seperti pesta rakyat.
"Dibandingkan di Amerika tentu pemilu di Indonesia, dengan segala keragaman budayanya, jauh lebih meriah dan penuh warna. Kita harus bersyukur sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia dapat menjalankan demokrasi dengan lebih baik," ucapnya.
* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 di sini
Gross Split
Setelah kembali ke Indonesia dan dipilih menjadi wamen ESDM, Arcandra Tahar terus melakukan terobosan untuk membangkitkan kembali sektor migas dan energi Indonesia. Salah satu karyanya adalah menginisiasi lahirnya sistem fiskal gross split menggantikan sistem cost recovery yang mengandalkan dana APBN.
Dengan gross split, kontraktor migas akan membiayai seluruh biaya eksplorasi dan produksi migas tanpa membebani APBN lagi. Setelah lahir gross split, lelang blok migas selama 2017-2018 berhasil menetapkan 14 pemenang lelang. Padahal di tahun 2015-2016, lelang blok migas dengan cost recovery tak satu pun yang diminati investor migas.
Berkat sistem gross split, pemerintah mendapatkan dana besar untuk membiayai eksplorasi dan penemuan cadangan migas baru melalui dana komitmen kerja pasti (KKP) yang disiapkan investor pengelola blok migas. Total dana KKP yang telah tersedia kini mencapai lebih dari Rp 31,5 triliun.
Sistem fiskal gross split juga lebih memberikan kepastian, kesederhanaan dan efisien dalam proses bisnis maupun administrasinya.
Berkat ihtiar pemerintah dalam mendorong penemuan cadangan migas dan eksplorasi, reverse replacement ratio (RRR) atau ratio penggantian cadangan Migas Indonesia naik dari semula hanya 70 persen menjadi lebih dari 100 persen di akhir 2018.
"Kami terus mendukung upaya para kontraktor dalam mempercepat produksi migas melalui persetujuan plan of development (POD) secara cepat. Sejak April 2018 hingga bulan Maret 2019, kementerian ESDM sudah menyetujui POD di 7 blok migas, di mana dua blok menggunakan gross split dan lima blok lainnya tetap memakai sistem cost recovery," tegas Arcandra Tahar.
Advertisement