Jelang Ramadan, KSSK Jamin Ketersediaan Uang Tunai

KSSK berkomitmen akan memenuhi kebutuhan masyarakat yang cukup tinggi menjelang puasa dan Lebaran.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Apr 2019, 21:28 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2019, 21:28 WIB
Persiapan Uang Tunai Bi
Petugas melakukan pengepakan lembaran uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (21/12). Bank Indonesia (BI) mempersiapkan Rp 193,9 triliun untuk memenuhi permintaan uang masyarakat jelang periode Natal dan Tahun Baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memastikan ketersediaan uang tunai di tingkat masyarakat akan terjamin pada saat Ramadan dan Lebaran 2019.

Hal itu dipastikan setelah dilakukannya koordinasi antara anggota KSSK yang terdiri dari Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Ketua KSSK yang juga menjabat sebagai Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dari hasil rapat koordinasi yang dilakukan oleh seluruh anggota KSSK, pihaknya berkomitmen akan memenuhi kebutuhan masyarakat yang cukup tinggi menjelang puasa dan Lebaran.

Salah satunya melalui ketersediaan uang rupiah yang memadai dan senantiasa memantau kecukupannya.

"Dalam rangka mendekati bulan puasa dan Lebaran KSSK akan terus lakukan koordinasi dalam rangka menjamin terpenuhinya uang tunai masyarakat," kata Sri Mulyani di Kantornya, Jakarta, Selasa (23/4/2019).

Sri Mulyani mengatakan, kegiatan musiman tersebut menjadi momentum bagi mayoritas umat muslim yang menjalankan.

Tingkat konsumsi pada saat itu juga diprediksi bakal meningkat, sehingga ketersediaan uang tunai pun menjadi suatu pemenuhan bagi tim KSSK.

"Antisipasi ramadhan kami akan bekerja sama menjaga stabilitas dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang aktivitasnya biasanya tinggi di bulan puasa nanti dan hari raya nanti," pungkasnya.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

 

* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 di sini

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Kondisi Ekonomi RI Terjaga Baik pada Kuartal I 2019

(Foto: Merdeka.com/Wilfridus S)
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto:Merdeka.com/Wilfridus S)

Sebelumnya, Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kondisi ekonomi dalam negeri sepanjang Kuartal I 2019 dalam kondisi normal dan berjalan baik.

Hal ini merupakan hasil rapat koordinasi yang dilakukan oleh seluruh anggota KSSK terdiri dari Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). 

"Dalam rapat yang berjalan dari malam hari hingga larut malam, kita KSSK menyampaikan hasil pemantauan dari stabilisasi keuangan. Hasilnya stabilitas keuangan triwulan I-2019 terjaga dengan baik," ujar Sri Mulyani di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa, 23 April 2019. 

Sri Mulyani mengatakan, hasil tersebut dipastikan usai seluruh anggota KSSK melihat faktor-faktor yang mempengaruhi ekonomi dan keuangan. Setidaknya ada dua faktor yang menjadi pertimbangan KSSK yaitu global dan domestik. 

"Itu berdasarkan hasil pantauan masing-masing anggota lembaga KSSK yaitu Kemenkeu, BI, OJK, LPS. Lembaga komite melakukan penelitian dan pengamatan perkembangan ekonomi nasional dan global," ujar Sri Mulyani. 

Dari sisi global, saat ini memang tengah diprediksi terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi. Tidak hanya itu, volume perdagangan juga tengah melambat diberbagai negara yang kemudian dapat berdampak pada ekonomi dalam negeri. 

"KSSK mengamati beberapa risiko global yaitu pelemahan ekonomi global dan penurunan volume perdagangan ini. Ini setelah kita mengikuti IMF Spring Meeting. Keempat pimpinan merekam dan melihat pembahasan satu sisi tendensi pelemahan dan penurunan volume perdagangan tapi sisi lain menyampaikan kinerja ekonomi Indonesia dan sektor keuangan cukup baik," ujar dia.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan, pemerintah juga terus menjaga ekonomi dalam negeri dengan memastikan investasi dan ekspor berjalan dengan optimal. "Di sisi domestik, kita berupaya bagaimana menjaga ekspor dan sistem keuangan," tandasnya.

 

Jelang Ramadan, Jokowi Minta Para Menteri Jaga Harga Pangan

20161003-Pasar Tebet-Jakarta- Angga Yuniar
Pedagang merapikan barang dagangannya di Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Secara umum, bahan makanan deflasi tapi ada kenaikan cabai merah sehingga peranannya mengalami inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, tak lama lagi, bulan suci Ramadan tiba. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan para menteri untuk menjaga stabilitas harga pangan agar umat Islam bisa menjalankan ibadah puasa dengan tenang.

"Ini sudah rutin. Mengingatkan agar stabilitas harga pangan dicek, dikontrol, agar tidak terjadi lonjakan harga, sehingga umat Islam bisa menjalankan ibadah, menyongsong Lebaran dengan tenang," kata Jokowi, seperti dikutip dari Antara, Selasa, 23 April 2019.

Menurut Jokowi, stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan selama puasa harus dilakukan agar dapat terjangkau dengan mudah oleh masyarakat. "Sehingga stabil dan masyarakat bisa nyaman menjalankan ibadah puasa dan ibadah dengan tenang," kata dia.

Selain itu, Kepala Negara juga meminta bawahannya, yakni para menteri, kepala lembaga, seperti Panglima TNI dan Kapolri serta Kepala Badan intelijen Naisonal (BIN) menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat pascapemungutan suara Pemilu 2019.

"Saya minta menteri, kepala lembaga, Panglima dan Kapolri, BIN minta stabilitas keamanan dan ketertiban terus dijaga agar kondisi yang ada betul-betul kondusif," katanya

Menurut Jokowi, kondisi saat ini wajar terjadi riak-riak kecil usai pesta demokrasi, tapi jangan menganggu keamanan dan ketertiban masyarakat. Hal ini diungkapkan Presiden Jokowi menanggapi beberapa kejadian usai pemungutan suara pada 17 April 2019.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya