Liputan6.com, Jakarta - Warga Desa Mandong, Kecamatan Tayan Hulu Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat menyambut baik program penyambungan listrik yang dilakukan PT PLN (Persero). Sebab warga desa terpencil tersebut bisa lebih leluasa beraktifitas saat malam Hari.
Kepala Desa Mandong Andreas mengatakan, dengan adanya listrik segala aktifitas dapat dengan mudah dilaksanakan, tidak tergantung dengan waktu. Diantaranya anak-anak akan lebih mudah dan nyaman belajar dimalam hari.
"Segala aktifitas usaha pastinya akan tumbuh ditengah-tengah masyarakat, apalagi Desa Mandong ini kan letaknya tidak jauh dari jalan provinsi, mungkin sekitar 7 km dari jalan raya Sosok," kata Andreas, di Kalimantan Barat, Selasa (21/5/2019).
Advertisement
Baca Juga
Menurutnya, warga Mandong menyambut antusias rencana pembangunan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 7,228 Kilo meter sirkit (kms), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 2,024 kms dan trafo gardu distribusi dengan total kapasitas sebesar 300 kVA. Dengan pembangunan dan perluasan jaringan listrik ini nantinya PLN akan melistriki sekitar 171 rumah warga.
Khusus di Desa Mandong sendiri nantinya akan dibangun JTMsepanjang 7,228 kms, JTR sepanjang 2,024 kms dan trafo gardu distribusi dengan total kapasitas sebesar 300 kVA. Dengan pembangunan dan perluasan jaringan listrik ini nantinya PLN akan melistriki sekitar 171 rumah warga.
Andreas mengungkapkan, keberadaan listrik pastinya akan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat yang umumnya berkebun sawit dan karet. Sebelumnya untuk penerangan di rumah, pada umumnya warga menggunakan mesin genset dengan rata-rata penyalaan setiap malam sekitar 2 hingga 3 jam.
"Untuk menghidupkan mesin genset warga harus mengeluarkan dana antara 800 hingga 900 ribu per bulan untuk membeli bahan bakar, tentunya cukup berat bagi ukuran masyarakat desa, dengan adanya listrik yang akan segera masuk di desa kami pastinya akan memangkas pengeluaran rutin yang selama ini harus kami keluarkan," tutur Andreas.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Disambut Baik Masyarakat
Senada, Maria warga Dusun Tuan juga menyambut baik rencana pembangunan listrik di sekitar tempat tinggalnya, selama ini nyaris tidak ada aktifitas yang dapat dilakukan jika malam tiba, semua serba terbatas.
Sebab warga dusun yang cukup mampu bisa menggunakan mesin genset untuk penerangan di rumah saat malam tiba. Tapi bagi yang kurang mampu menggunakan lampu pelita dengan bahan bakar Minyak tanah sebagai penerangan.
"Listrik bagi kami adalah sesuatu yang sangat kami nantikan, rasanya mimpi jadi kenyataan jika nanti listrik menerangi tiap-tiap rumah warga," ujarnya.
PLN telah memulai program kelistrikan desa (Lisdes) di Kalimantan Barat. Pada 2019, ini PLN akan melistriki 60 desa atau dusun yang tersebar di 12 Kabupaten yang ada di Kalimantan Barat.
Menurut General Manager PLN UIW Kalimantan Barat, Agung Murdifi mengungkapkan, saat ini rasio desa berlistrik di Kalbar sebesar 79,25 persen dari 2.130 desa yang ada, dengan rincian 1.515 desa menggunakan listrik PLN dan 174 desa non PLN.
"Kegiatan ground breaking ini menandai akan segera dilaksanakannya pekerjaan proyek kelistrikan di 60 desa dan dusun yang tersebar di 12 Kabupaten. Kami berharap seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan selesai tepat waktu," tandasnya.
Advertisement
Warga Perbatasan Nikmati Listrik Tenaga Surya
Masyarakat perbatasan di Kalimantan sudah bisa menikmati aliran listrik yang disediakan pemerintah. Masyarakat perbatasan kini memanfaatkan fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang ada di sejumlah titik remote area.
"Setahun terakhir di sini sudah tidak lagi byar pet lagi semenjak ada fasilitas PLTS," kata tokoh masyarakat Nunukan Kalimantan Utara (Kaltara), Lumbis, pekan lalu.
Lumbis mengatakan, PLTS mampu memenuhi pasokan listrik masyarakat perbatasan secara mencukupi. Selain keperluan penerangan, menurutnya, masyarakat perbatasan pun kini memiliki sejumlah perlengkapan elektronik berdaya listrik besar.
"Seperti kulkas, kipas angin, dan televisi. Sebelumnya tidak mungkin bisa tanpa ada jaringan listrik yang stabil," ungkapnya.
PLTS ini mampu memenuhi kebutuhan sekitar seribu kepala keluarga yang berdomisili di kawasan perbatasan Indonesia–Malaysia. Fasilitas PLTS ini ada di sejumlah remote area Nunukan diantaranya Sebuku, Sembakung, Lumbis, Ogong dan Krayan.
"Kalau sekitar 1 keluarga membutuhkan sekitar 6 ampere daya listrik, akan lumayan juga besarannya daya dibutuhkan bagi 1 ribu keluarga," ujar Lumbis.
Pembangkit listrik ramah lingkungan ini ditempatkan di lokasi yang jauh dari infrastruktur jaringan PLN. Kabupaten Nunukan terbagi dalam beberapa pulau besar dan kecil yang mayoritas di antaranya berpenghuni.
"Ada Pulau Nunukan, Sebatik dan yang bergabung dengan Pulau Kalimantan," tuturnya.
PLN Kalimantan Timur Utara (Kaltimra) baru saja meresmikan jaringan mengaliri warga perbatasan di Krayan Selatan Nunukan. Krayan Selatan sendiri merupakan area yang berbatasan langsung dengan Serawak Malaysia.
"Jaringan listrik sudah tersambung di Krayan Selatan," kata Direktur Bisnis Regional PLN Kalimantan, Machnizon.
PLN menandai peresmiannya dengan menyalakan kWh salah seorang warga Krayan. Peresmian ini dihadiri unsur pemerintah daerah setempat yakni Camat Krayan Selatan dan Ketua Adat Besar Krayan Selatan.
Listrik warga Krayan Selatan disuplai empat pembangkit berdaya diesel yang diletakkan untuk dua desa, yakni 2x63 kVa untuk desa Long Layu dan 2x32 kVa untuk desa Pa’ Upan. Kini, sebanyak 332 warga di sana telah menikmati listrik PLN.
Pasokan Listrik di Kalbar Cukup, PLN Siap Penuhi Penyambungan Baru
PT PLN (Persero) wilayah Kalimantan Barat siap memenuhi pasokan listrik saat konsumsi mengalami kenaikan akibat penyambungan baru.
General Manager PLN Kalimantan Barat Agung Murdifi mengatakan, saat ini daya mampu pasokan listrik sistem khatulistiwa di Kalimantan Barat mencapai 433 Mega Watt (MW). Sedangkan beban puncak mencapai 320 MW. Artinya masih ada cadangan pasokan listrik di wilayah tersebut.
"Beban puncak paling tinggi sempat 320 MW, jadi ada sisa sekitar 100 MW," kata Agung, di Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (21/5/2019).
Agung melanjutkan, untuk kemampuan pasokan di wilayah industri Kalimantan Barat, di antaranya Tayan juga masih berlebih. Gardu Induk Tayan berkapasitas 30 MW, sedangkan beban puncaknya 6,3 MW.
"Beban puncak GI Tayan itu saat ini kapasitas 30 MW, beban puncak 6,3 MW. kami siap kami masih ada 23 MW lagi," tuturnya.
Dengan cadangan pasokan listrik, Agung pun menjamin PLN siap memasok listrik dengan handal serta penambahan konsumen listrik baru.
"Artinya masih cukup apabila ada yang masuk baru. Jadi kami siap jika ada penambahan pasokan listrik," tandasnya.
Advertisement