Liputan6.com, Jakarta - Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menilai pemerintah cukup berhasil menyelenggarakan mudik aman dan lancar pada Lebaran tahun ini. Itu dibuktikan dengan turunnya angka kecelakaan lalu lintas selama periode mudik 2019.
Selama H-7 hingga H-3 Lebaran, data angka kecelakaan dari Korlantas Polri menyebutkan terjadi 703 kejadian (2018) menjadi 284 kejadian (2019) atau terjadi penurunan sebesar 60 persen.
"Salah satu indikator keberhasilan penyelenggaran mudik ialah menurunnya angka kecelakaan lalu lintas," terangnya seperti ditulis, Kamis (6/6/2019).
Advertisement
Baca Juga
Dia menambahkan, menurunnya angka kecelakaan dapat diartikan dengan meningkatnya kesadaran berlalu lintas, ketersediaan infrastruktur yang makin membaik dan penetapan sejumlah strategi manajemen rekayasa lalu lintas yang diterapkan.
"Dapat dikatakan tahun ini lebih nyaman ketimbang tahun lalu. Juga ternasuk kesiapan jalan nasional, provinsi dan kabupaten serta kota yang semakin membaik yang dilengkapi rambu, marka dan penerangan jalan umum," ujarnya.
Sementara itu, Tol Trans Jawa kini juga sudah terhubung dari Merak hingga Probolinggo dan bercabang hingga Malang. Meski Tol Trans Sumatera kini belum terhubung penuh, namun sudah dapat digunakan hingga Palembang dari Bakauheni dan dapat membantu pemudik yang tidak mampu beli tiket pesawat dari Jakarta ke Palembang
"Waktu tempuh hingga ke Solo dan sekitarnya, dua tahun lalu minimal 30 jam. Sejak tahun lalu sudah bisa 10 jam. Untuk kondisi normal hanya sekitar 7 jam menggunakan Tol Trans Jawa," paparnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penyeberangan
Djoko menambahkan, penyelenggaraan angkutan Merak-Bakauheni juga semakin baik dengan adanya dermaga eksekutif dengan kapal khusus kapasitas besar. Dengan berangkat dari dermaga eksekutif bisa 1 jam untuk menyeberang Selat Sunda selebar 15 mil.
Kata dia, meningkatnya harga tiket pesawat udara juga menyebabkan meningginya permintaan pemudik pada penggunaan kapal laut.
"Ada peningkatan cukup signifikan, info terakhir meningkat sekitar 40 persen. Peningkatan sebesar ini membuat kedodoran juga operator kapal laut," ucapnya.
Kendati demikian, kedepan pemerintah menurutnya harus semakin serius memperbaiki transportasi di sektor laut tersebut.
"Kapal laut dan pelabuhan harus berbenah segera. Dapat meniru apa yang sudah diselenggarakan di perkeretaapian. Layanan penunpang di stasiun KA Ekonomi tidak jauh beda dengan stasiun KA Eksekutif," jelasnya.
Advertisement