Harga Emas Terjungkal Dipicu Kecilnya Peluang The Fed Turunkan Suku Bunga

Harga emas tergelincir dari level tertinggi lebih dari 14 bulan seiring dengan kecilnya peluang the Fed menurunkan suku bunga acuan.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 18 Jun 2019, 06:44 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2019, 06:44 WIB
Ilustrasi Harga Emas (4)
Ilustrasi Harga Emas

Liputan6.com, Chicago - Harga emas tergelincir dari level tertinggi lebih dari 14 bulan pada sesi belumnya dipicu data ekonomi AS yang optimistis yang mengurangi harapan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve dapat menurunkan suku bunga acuan.

Dilansir dari Reuters, Selasa (18/6/2019), harga emas di pasar spot turun 0,2 persen menjadi USD 1.338,9 per ounce. Harga telah melonjak ke USD 1.358,04 pada hari Jumat, tertinggi sejak 11 April 2018. Sementara itu, harga emas berjangka AS turun 0,1 persen menjadi USD 1.342,9 per ounce.

Data produksi industri AS di atas perkiraan dan penjualan ritel yang positif dan pembacaan kepercayaan konsumen pada hari Jumat mendorong kembali ekspektasi pasar berjangka dari setiap penurunan suku bunga cepat oleh Federal Reserve A.S.

Ekspektasi penurunan suku bunga pada pertemuan Fed 18-19 Juni turun menjadi 21,7 persen dari 28,3 persen pada hari Kamis setelah rilis data ritel, menurut FedWatch CME Group. Tetapi peluang untuk pelonggaran moneter pada pertemuan Juli tetap di 85 persen.

Pada hari Senin, harapan untuk penurunan suku bunga acun telah turun lebih rendah.

Investor juga melihat ke arah KTT G20 akhir bulan ini di mana Presiden AS Donald Trump kemungkinan akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di tengah percekcokan perdagangan mereka yang telah mengacak-acak pasar sejak tahun lalu.

Kekhawatiran tetap ada bahwa perang dagang yang pahit dapat mendorong ekonomi dunia ke dalam resesi.

Holdings dari SPDR Gold Trust, dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas terbesar di dunia, naik 0,6 persen menjadi 764,1 ton pada hari Jumat dari 759,7 ton pada hari Kamis.

Tak hanya harga emas yang turun, logam mulia lainnya juga diperdagangkan lebih rendah, dengan harga perak di pasar spot turun 0,3 persen menjadi USD 14,82 per ounce, dan paladium menurun 0,4 persen menjadi USD 1.459,01.

Harga platinum merosot ke level terendah sejak 31 Mei, turun 0,8 persen pada USD 793,75 per ounce.

Harga Emas Bakal Berkilau Pekan Ini

Harga Emas Antam Naik Jadi Rp 666 Ribu per Gram
Petugas menunjukkan emas batangan di gerai Butik Emas Antam di Jakarta, Jumat (5/10). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk atau Antam naik Rp 1.000 menjadi Rp 666 ribu per gram pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada akhir pekan lalu, harga emas berkilau karena imbas situasi geopolitik yang belum stabil. Harga emas pun dipredksi tetap menanjak pada pekan ini.

Menurut laporan Kitco, kekhawatiran soal pelambatan ekonomi dan ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan mitranya membuat harga emas membaik. Serangan tanker di Timur Tengah juga turut meningkatkan pembelian emas.

 
 

Minggu ini, Federal Open Market Committee (FOMC) juga akan mengadakan pertemuan. Bank Sentral AS diperkirakan akan memotong suku bunga pada akhir Juli dan hal itu bisa menjadi sinyal yang memicu naiknya harga emas.

"Dengan adanya naiknya ketegangan antara Iran dan AS, serta adanya tarik-ulur tarif, saya berpikir emas memiliki potensi bagus untuk menanjak. Minggu depan FOMC akan bertemu pada hari Rabu, dan pasar berpikir mereka mungkin ingin memotong suku bunga," ujar Afshin Nabavi, head of trading di MKS.

Berdasarkan survei Kitco kepada 16 pelaku pasar profesional di Wall Street, sebanyak 73 persen berkata emas akan naik, dan 14 persen menyebut menurun dan netral.

Analis Pil Flynn dari Price Futures Group turut menyebut risiko geopolitik membuat emas makin dicari. Kekhawatiran tentang melambatnya ekonomi global mencari emas sebagai sarana lindung nilai.

Meski demikian, ada juga pakar yang tak mau berharap tinggi pada pertemuan Fed. Neil Mellor, ahli strategi mata uang di Bank of New York Mellen, berkata ia memilih netral pada nilai emas.

Pasalnya, ia menyebut Bank Sentral akan bersikap netral dan ekspektasi pemotongan suku bunga tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya