Harga Emas Bakal Berkilau Pekan Ini

Analis optimistis harga emas berkilau pekan ini.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 17 Jun 2019, 06:41 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2019, 06:41 WIB
Ilustrasi Harga Emas (4)
Ilustrasi Harga Emas

Liputan6.com, Montreal - Pada akhir pekan lalu, harga emas berkilau karena imbas situasi geopolitik yang belum stabil. Harga emas pun dipredksi tetap menanjak pada pekan ini.

Menurut laporan Kitco, kekhawatiran soal pelambatan ekonomi dan ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan mitranya membuat harga emas membaik. Serangan tanker di Timur Tengah juga turut meningkatkan pembelian emas.

Minggu ini, Federal Open Market Committee (FOMC) juga akan mengadakan pertemuan. Bank Sentral AS diperkirakan akan memotong suku bunga pada akhir Juli dan hal itu bisa menjadi sinyal yang memicu naiknya harga emas.

"Dengan adanya naiknya ketegangan antara Iran dan AS, serta adanya tarik-ulur tarif, saya berpikir emas memiliki potensi bagus untuk menanjak. Minggu depan FOMC akan bertemu pada hari Rabu, dan pasar berpikir mereka mungkin ingin memotong suku bunga," ujar Afshin Nabavi, head of trading di MKS.

Berdasarkan survei Kitco kepada 16 pelaku pasar profesional di Wall Street, sebanyak 73 persen berkata emas akan naik, dan 14 persen menyebut menurun dan netral.

Analis Pil Flynn dari Price Futures Group turut menyebut risiko geopolitik membuat emas makin dicari. Kekhawatiran tentang melambatnya ekonomi global mencari emas sebagai sarana lindung nilai.

Meski demikian, ada juga pakar yang tak mau berharap tinggi pada pertemuan Fed. Neil Mellor, ahli strategi mata uang di Bank of New York Mellen, berkata ia memilih netral pada nilai emas.

Pasalnya, ia menyebut Bank Sentral akan bersikap netral dan ekspektasi pemotongan suku bunga tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Harga Emas Menguat Imbas Ketegangan di Timur Tengah

Ilustrasi Harga Emas Naik (4)
Ilustrasi Harga Emas Naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

 Harga emas menguat seiring fokus pelaku pasar terhadap ekonomi China yang dapat berisiko terhadap harga komoditas.

Selain itu, ketegangan Timur Tengah juga mendorong investor beralih investasi ke aset safe haven. Harga emas sempat sentuh level tertinggi sejak April 2018.

Harga emas di pasar spot sempat naik 0,7 persen ke posisi USD 1.351,16 per ounce pada pukul 12.47 GMT usai sentuh level tertinggi sejak April 2018 di kisaran USD 1.358,04 pada awal sesi perdagangan. 

Harga emas sudah menguat 0,8 persen pada pekan ini. Harga emas berjangka naik satu persen ke posisi USD 1.356,9 per ounce.

"Konsentrasi pelaku pasar terhadap makroekonomi yang suram terutama kemungkinan AS akan segera menurunkan suku bunga," kata Ross Norman, Chief Executive Sharps Pixley, seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (15/6/2019).

Investor membeli emas dengan harapan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve yang harus membalikkan kebijakan pengetatan sebelumnya sehingga menekan dolar AS dan mengangkat harga emas.

Sambut Akhir Pekan, Harga Emas Antam Naik Lagi Rp 6.000 per Gram

Ilustrasi emas
Ilustrasi emas.

 Harga emas PT Aneka Tambang Tbk atau emas Antam naik Rp 6.000 per gram menjadi di Rp 681 ribu per gram pada perdagangan Jumat, 14 Juni 2019. Kemarin, harga emas Antam juga dibanderol Rp 675 ribu per gram.

Begitu pula  harga buyback emas Antam naik menjadi Rp 610 ribu per gram. Harga buyback ini adalah jika Anda menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 610 ribu per gram.

Adapun Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Hingga pukul 08.26 WIB, sebagian ukuran emas Antam tidak tersedia.

Harga emas Antam ini berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta. Sementara, di gerai penjualan emas Antam lain bisa berbeda.

Sementara untuk harga emas Antam bercorak batik dengan ukuran 10 gram ditetapkan Rp 7.050.000. Adapun, ukuran 20 gram di angka Rp 13.550.000.

Harga emas Antam sudah termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen. Sertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya