Pemerintah Dorong Penggunaan Teknologi Konstruksi Bawah Tanah

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong penggunaan teknologi dalam pembangunan infrastruktur

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 13 Jul 2019, 14:28 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2019, 14:28 WIB
Memantau Proyek Pembangunan MRT Fase II di Taman Monas
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan mass rapid transit (MRT) fase II rute Bundaran HI-Kota di Taman Monas, Jakarta, Selasa (2/7/2019). Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim mengatakan proyek MRT fase II menelan biaya investasi sebesar Rp 22,5 triliun. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong penggunaan teknologi dalam pembangunan infrastruktur agar lebih cepat, lebih murah dan lebih baik. Caranya, dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berbasis teknologi.

Salah satu wujudnya yakni pemakaian teknologi konstruksi bawah tanah atau trenchless yang mampu menggarap pekerjaan di bawah permukaan tanah tanpa galian, sehingga menjadikan proses pengerjaan lebih efisien dan mampu meminimalisir terjadinya kecelakaan konstruksi.

Teknologi ini dinilai tepat untuk diterapkan di kota-kota besar padat penduduk. Seperti pada pekerjaan terowongan, baik jalan dan bendungan, pipa air bersih, dan air limbah.

Direktur Kerjasama dan Pemberdayaan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Kimron Manik mengatakan, penggunaan teknologi trenchless telah diterapkan di beberapa proyek Kementerian PUPR.

Seperti diantaranya pada bidang Sumber Daya Air (SDA) yaitu pembangunan Bendungan Jatigede dan Sudetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur, bidang jalan seperti pembangunan Terowongan Jalan Tol Cisumdawu, hingga proyek Metropolitan Sanitation Management and Health Project (MHMHP) Jogjakarta.

Dia menambahkan, semakin berkembangnya teknologi trenchless juga perlu diikuti kontraktor Indonesia untuk menjadi spesialis di bidang ini.

"Saat ini, lebih banyak kontraktor Indonesia sebagai kontraktor umum dan persaingannya sudah ketat. Sementara industri konstruksi Indonesia juga membutuhkan lebih banyak kontraktor spesialis yang saat ini jumlahnya masih minim, salah satunya spesialisasi dalam bidang konstruksi bawah tanah atau trenchless," terang Kimron, Sabtu (13/7/2019).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Jumlah Kontraktor Spesialis

3.255 Tenaga Kerja Konstruksi Dapat Sertifikasi Kementerian PUPR
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan gedung dan jalan di Jakarta, Sabtu (10/11). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mensertifikasi 3.255 tenaga kerja konstruksi. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Menurut catatan Kementerian PUPR, jumlah kontraktor spesialis di Indonesia saat ini ada sebanyak 5.608 badan usaha, atau masih lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah kontraktor umum sebanyak 120.183 badan usaha.

Dalam rangka meningkatkan pengetahuan mengenai teknologi konstruksi bawah tanah, Kementerian PUPR beserta The International Society for Trenchless Technology (ISTT), Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN), dan Westrade Group United Kingdom LTd akan menggelar event Trenchless Asia 2019 pada 17–18 Juli 2019, bertempat di Jakarta International Expo (JIEXPO) Kemayoran, Jakarta.

Ketua LPJK Ruslan Rivai berharap, kontraktor Indonesia dapat memanfaatkan acara tersebut untuk memperkenalkan peralatan konstruksi dengan teknologi trenchless terbaru. Disamping pameran teknologi, juga diselenggarakan sebanyak 22 workshop dengan berbagai tema terkait konstruksi bawah tanah yang merupakan bagian dari program pengembangan profesi berkelanjutan LPJK.

"Tentu kita tidak ingin mengurangi ketergantuan pada tenaga ahli asing. Oleh karenanya LPJK dan Kementerian PUPR akan mewujudkan badan usaha dan tenaga ahli yang memiliki spesialisasi pekerjaan bawah tanah," ungkap Ruslan.

 


Jumlah Tenaga Kerja Bidang Konstruksi

Pekerja Konstruksi Bersertifikat Masih di Bawah 10 Persen
Sejumlah pekerja tengah menyelesaikan proyek pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Jumat (26/1). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terus mengejar sertifikasi tenaga kerja sektor konstruksi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

LPJK mencatat, hingga 30 Juni 2019, jumlah tenaga kerja bidang konstruksi di Indonesia ada sebanyak 509.035 orang, dengan rincian sebanyak 157.545 orang tenaga ahli dan 382.162 orang tenaga terampil.

Pameran Trenchless yang berlangsung di JIEXPO Kemayoran pada 17–18 Juli 2019 mendatang ini bersifat gratis alias tidak dikenakan biaya masuk. Acara akan diikuti sekitar 3.000 exhibitor yang menghadirkan peralatan alat berat dengan teknologi terkini untuk pekerjaan konstruksi bawah tanah.

Managing Director Trenchless Asia Paul Harwood menyatakan, Pameran Trenchless Asia 2019 akan diikuti oleh 30 negara dari Eropa, Amerika, dan Asia. "Kami harapkan kegiatan ini akan memberi manfaat kepada publik terutama terkait perkembangan teknologi yang berkaitan dengan sektor konstruksi. Jangan sampai terlewatkan, event ini juga akan membahas tentang isu-isu penting lainnya seperti bidang sipil, tata lingkungan, dan K3," tandasnya.5 Attachments

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya