BTN Resmi Layani Pembiayaan KPR Untuk TNI

BTN telah menjalin kesepakatan dengan TNI dalam penyediaan layanan perbankan, khususnya KPR

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 22 Jul 2019, 17:18 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2019, 17:18 WIB
Kerjasama BTN dengan TNI Dalam Penyediaan Layanan KPR
Kerjasama BTN dengan TNI Dalam Penyediaan Layanan KPR (dok: BTN)

 

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) hari ini meneken Memorandum of Understanding (MoU) dengan TNI tentang tentang penyediaan layanan perbankan bagi anggota TNI.

Ini menjadi kerjasama yang kesekian kalinya setelah sebelumnya BTN juga bekerjasama dengan Asosiasi Pencukur Rambut Garut, kemudian menjalin kerjasama dengan Kopri serta menandatangani kerjasama layanan perbankan dengan Gabungan Koperasi Tempe Tahu Indonesia.

"Penandatanganan MoU menjadi dasar kerjasama kami dengan TNI untuk memberikan layanan perbankan terbaik bagi anggota TNI khususnya layanan produk KPR baik subsidi maupun non subsidi serta kredit ringan dan juga produk tabungan seperti deposito dan giro," kata Direktur Utama Bank BTN, Maryono dalam keterangannya, Senin (22/7/2019).

 

Potensi yang dibidik dari kerjasama ini, menurut Maryono cukup besar karena TNI memiliki anggota yang sangat banyak dan tersebar di seluruh nusantara.

Dia memperkirakan sebagian besar anggota TNI berpotensi menyerap KPR subsidi maupun non subsidi untuk sekitar 300 ribu unit rumah.

"Tahap awal kami berharap dapat menyalurkan KPR untuk sekitar 80 ribu unit rumah bagi para anggota TNI," kata Maryono.

Tidak hanya KPR, Bank yang unggul di segmen kredit properti ini juga mengincar peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) ritel dari para anggota hingga sekitar Rp 20 miliar.

"Banyak produk tabungan dan program hadiah menarik yang kami miliki untuk memikat nasabah seperti Poin Serba Untung (Serbu), Batara Prima dan deposito dengan suku bunga simpanan yang menarik," kata orang nomor satu di BTN itu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Fokus Kerjasama

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN) Maryono
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN) Maryono (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pengumpulan DPK juga menjadi fokus BTN dalam kerjasama dengan TNI. Maryono menghitung setidaknya terdapat potensi DPK non ritel sekitar Rp 1 triliun.

Perluasan kerjasama yang dijalankan Bank BTN terbukti memberikan hasil, baik untuk jangka panjang maupun pendek.

Untuk jangka panjang, kata Maryono, Bank BTN dapat memberikan akses yang lebih baik kepada mitranya untuk mengakses KPR dan mendukung pemerintah dalam Program Sejuta Rumah atau program perumahan yang akan digagas pemerintahan baru nanti.

Sementara untuk jangka pendek, lanjut Maryono, Bank BTN memantapkan posisinya sebagai penguasa pasar KPR. Per Maret 2019 BanK BTN mendominasi pangsa pasar KPR sebesar lebih dari 39 persen. Selain itu dalam enam bulan pertama tahun ini kredit bank BTN sudah melaju sekitar 18-19 persen secara year on year.

"BTN sudah berhasil memenuhi target penyaluran KPR pada bulan Juni dan separuh jalan menuju target Program Sejuta Rumah untuk tahun 2019 atau 59 persen dari targetnya," kata Maryono.

Jurus BTN Jaga Pertumbuhan di Tengah Ketidakpastian Global

Sinergi BUMN, BTN Akuisisi Anak Usaha PNM
Dirut PT BTN, Maryono memberi sambutan saat acara penandatanganan perjanjian pembelian saham bersyarat PNMIM dari PNM di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (22/4). Melalui penandatangan tersebut, Bank BTN membeli 33.000 lembar saham PNMIM senilai Rp114,3 miliar milik PNM. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Tahun ini dinilai menjadi tahun yang penuh tantangan karena pertumbuhan ekonomi dunia, dan domestik diperkirakan melambat. Perlambatan ini akibat berkepanjangannya perang dagang antara Amerika Serikat dan China serta turun harga komoditas.

Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi di 2019 hanya sebesar 2,6 persen lebih rendah dibandingkan prediksi awal sebesar 2,9 persen. Perlambatan tersebut direspon sejumlah Negara dengan kebijakan moneter yang berdampak pada industri perbankan.

Menindaklanjuti hal tersebut, Bank BTN telah melakukan kajian ekonomi makro dengan mengubah asumsi makro di mana pertumbuhan ekonomi diperkirakan lebih rendah dari asumsi awal. Sehingga BI 7days reverse repo rate diperkirakan terus turun seiring dengan inflasi yang relatif stabil. Kajian internal tersebut mendasari perubahan bisnis Bank BTN.

“Penyesuaian Rencana Bisnis Bank (RBB) perlu dilakukan karena mempertimbangkan kondisi makro ekonomi yang ada dan melihat perkembangan industri perbankan dalam negeri yang cenderung mengalami pengetatan likuiditas,” kata Direktur Utama Bank BTN, Maryono di Jakarta, Jumat (19/7/2019).

Dia menjelaskan, ada sejumlah penyesuaian RBB dengan mempertimbangkan kinerja bisnis perseroan. Adapun perubahan RBB meliputi pertumbuhan kredit hingga akhir tahun yang diprediksi akan berkisar 10-12 persen, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) diprediksi juga tumbuh di level yang sama yaitu 10-12 persen, dan aset ditargetkan bisa tumbuh di kisaran 8-10 persen

“Target pertumbuhan DPK dan kredit kami masih di atas RBB industri perbankan yang berada di angka 9-11 persen untuk kredit dan DPK yang hanya tumbuh 7 hingga 9 persen. Kami optimistis kinerja Bank BTN tetap dalam jalurnya atau on track,” kata Maryono.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya